SajianSedap.com - Gula batu merupakan salah satu variasi jenis gula yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Khususnya di wilayah Jawa, gula batu ini sering dipakai sebagai pemanis teh pici.
Teh yang diseduh dengan tek tanah liat dan dihidangkan dalam cangkir besi.
Nah pilihan gula batu sering digunakan sebagai pemanis.
Gula batu sendiri dibuat dari endapan dan kristalisasi larutan gula cair.
Soal gula padat ini, banyak anggapan jika gula batu ini lebih sehat dibanding gula pasir biasa atau gula meja.
Apakah hal ini benar?
Melansir The Health Site, terdapat kesalahpahaman umum bahwa gula batu adalah pilihan yang lebih sehat daripada gula meja.
Dan mengingat dampak kesehatan dari makan terlalu banyak gula, kebanyakan orang menggantinya dengan gula batu.
Namun mengganti gula pasir biasa dengan gula batu ini rupanya tidak berarti lebih sehat lantaran keduanya berasal dari bahan baku yang sama.
Dalam cara pengolahannya kristal gula batu dan gula meja terbentuk dari larutan gula jenuh.
Baca Juga: Dimakan Dalamnya Meletus, Ini Dia Asal-usul Klepon, Kudapan Unik yang Punya Fakta Menarik
Meskipun tidak ada perbedaan besar dalam prosesnya, namun gula batu justru gula lebih pekat dibandingkan gula meja dan memiliki lebih banyak kalori dibandingkan gula biasa.
Melansir dari Kompas.com, hasil penelitian Global New Product Database (GNPD) tahun 2015 menunjukkan, selisih kandungan total gula antara gula batu dan gula pasir hanya 0,21 persen.
Itu artinya gula batu memiliki efek yang sama dengan dan gula pasir.
Jadi dengan mempertimbangkan jumlah kalori dan pengolahannya, dapat dikatakan bahwa gula batu bukanlah pilihan yang lebih sehat dibandingkan gula meja.
Jadi berhentilah mengganti gula meja dengan gula batu tapi pastikan Anda membatasi asupan gula meja karena kelebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Jika dikonsumsi secara berlebihan akan membuat kandungan gula darah Anda tinggi dan memperbesar risiko diabetes.
Ada baiknya Anda mengganti konsumsi gula harian dengan gula rendah kalori.
Gula rendah kalori ini dapat memenuhi kebutuhan rasa manis dengan asupan kalori yang sangat kecil, bahkan hingga 0 kalori.
Penderita diabetes pun masih dapat menikmati rasa manis yang aman bagi tubuh.
Jenis gula stevia bisa jadi pilihan sebagai gula rendah kalori.
Baca Juga: Gula Ternyata Nomor Sekian! 3 Makanan ini yang Jadi Penyebab Semut Berbondong-bondong Masuk ke Dapur
Dikutip dari Kompas.com, stevia merupakan pemanis yang berasal tanaman Stevia rebaudiana Amerika Selatan.
Tanaman ini datang dari Amerika Selatan.
Stevia sebagai pengganti gula umumnya dikenal sebagai rebaudioside A, reb-A, atau rebian.
Tanaman yang bisa tumbuh hingga ketinggian 90 centimeter tersebut mengandung steviol glikosida, senyawa yang digunakan sebagai pemanis.
Senyawa tersebut pada akhirnya digunakan sebagai campuran minuman, desert, permen, yoghurt, dan makanan lainnya.
Meski rendah kalori, bukan berarti Anda bisa mengonsumsinya secara berlebihan.
Tetap konsumsi dalam jumlah wajar agar tidak terjadi efek samping yang merugikan.
5 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Jogja Serba Minuman, Dijamin Otentik dan Enak Banget
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR