Dibuatlah makanan tersebut oleh Ki Gede Bungko dan dibawa ke Sunan Gunung Djati. Makanan itu ia namakan Docang yang berarti Bodo Kacang.
Tanpa berpikir lagi, Sunan Gunung Djati menyajikan Docang kepada para tamunya.
"Saat disajikan, ternyara tamu suka makanan itu," kata Opan kepada Tribun Jabar.
Menurut Opan, hingga saat ini, makanan orang-orang Bungko dikenal sangat lezat.
Dalam sejarah, tidak disebutkan siapa yang meninggal terlebih dahulu antara Sunan Gunung Djati dan Ki Gede Bungko.
Mengenai informasi sejarah Docang yang dibuat untuk meracuni Sunan Gunung Djati, dua sejarawan tersebut menolaknya.
"Tidak mungkin itu untuk meracuni para wali. Saat itu kan wali di kita Sunan Gunung Djati, masa beliau mau meracuni orang. Itu tidak masuk akal juga," kata Mustakim Asteja.
Sedangkan menurut Opan, sejarah Docang pun bukan untuk meracuni para wali.
"Tidak ada dalam sejarahnya itu untuk meracun. Saya dengar sendiri sejarahnya dari orang-orang Bungko," kata Opan.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Mengenal Docang, Makanan Khas Cirebon di Mata Ahli Sejarah, Ada Sejak Zaman Sunan Gunung Djati
Baca Juga: Asal-usul Karedok, Makanan Mirip Pecel yang Berasal dari Jawa Barat
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR