Pemiliknya pun, kini sudah dipegang oleh generasi kedua bernama Juliawati (56) atau sapaannya Cik Juliawati.
Meskipun begitu, pengolahan kue keranjang tetap dilakukan secara tradisional.
Tak hanya itu, ditengah maraknya kue keranjang berbungkus plastik karena dianggap lebih ringkas.
Rumah produksi ini, malah tetap mempertahankan bungkus ramah lingkungan yakni berbahan daun pisang.
Cik Juliawati mengatakan, pengolahan secara tradisional dan penggunaan daun pisang dilakukan untuk menjaga tradisi dan rasa.
"Jadi memang, kami buat kue keranjang sudah sejak lama dari Ibu saya (generasi pertama) sudah berbungkus daun pisang. Dan, diolahnya secara tradisional dikerjakan secara manual. Semua itu untuk mempertahankan tradisi dan cita rasa," ungkapnya saat ditemui pada Selasa (10/01/2023).
Adapun, pengolahan secara tradisional dilakukan mulai dari proses penggilingan beras ketan hingga proses pengukusan.
Meskipun, pada proses penggilingan beras ketan masih dibantu dengan mesin.
Namun proses penyaringan tetap dilakukan secara manual.
"Kalau buatnya biasa tepung digiling, sudah diayak, habis diayak dicampur pakai gula. Lalu dikukus, sekali masak bisa 5 jam, sampai kental dan kalis. Kemudian, didinginkan baru ditutup dengan bungkus daun," terangnya.
Di samping itu, alasan mempertahankan daun pisang sebagai bungkus.
Baca Juga: Dilarang Dimakan Saat Imlek, Olahan Kedelai Ini Bikin Pengusaha Skincare Ketar Ketir, Kok Bisa?
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR