Hal itu juga berlaku pada makanan berwarna putih seperti tahu, telur, dan keju putih yang tidak disajikan selama perayaan Imlek.
Makanan putih lainnya termasuk bubur. Bubur merupakan makanan yang dianggap memiliki pengharapan yang buruk.
Terlebih, bubur merupakan nasi yang sudah menjadi lembek dan berair. Selain itu, bubur juga dianggap seperti orang yang kesusahan secara ekonomi.
Dijelaskan oleh Aji Chen Bromokusomo dari Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia bahwa buah salak pantang dimakan saat Imlek.
Hal itu dikarenakan kulit makanan yang tajam memiliki makna seperti tantangan yang bisa mempersulit kehidupan di masa yang akan datang.
Memecahkan barang-barang selama Imlek mencerminkan ketidaklengkapan dan nasib buruk.
Bila tidak sengaja, pindahkan pecahan tersebut ke dalam kertas merah dan ucapkan sui sui ping'an artinya aman dan sehat sepanjang tahun.
Masyarakat Tionghoa atau orang China daratan percaya bahwa ikan yang disantap pada malam menjelang Imlek akan membawa keberuntungan.
Sementara, sisa ikan yang disantap di pagi hari saat Imlek akan membawa keberuntungan pada tahun berikutnya.
Dengan menyantap ikan secara bertahap diharapkan rezeki yang diterima tak akan pernah putus.
Selain itu ada lagi satu pantangan yang tak boleh dilakukan saat menyantap ikan. Setelah satu sisi ikan habis, kamu tidak boleh membaliknya.
5 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Jogja Serba Minuman, Dijamin Otentik dan Enak Banget
Source | : | kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR