Namun ternyata, penggunaan bromat untuk pengolahan makanan dan minuman tidak dibenarkan, dan seharusnya tidak ditemukan pada makanan dan minuman yang dikonsumsi.
WHO menetapkan bahwa kandungan bromat yang aman untuk air minum adalah 0,01 miligram per liter dan jumlah tersebut tergolong aman karena tidak akan berdampak negatif untuk kesehatan.
Kandungan bromat yang tinggi pada AMDK dapat memicu terjadinya efek samping tertentu untuk kesehatan.
Dilansir dari Delaware Health and Social Service, bromat dengan dosis tinggi dan dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama akan berbahaya untuk kesehatan.
Beberapa penelitian pada hewan sudah membuktikan bahwa kadar bromat yang sangat rendah dapat menyebabkan kanker serta menyebabkan perubahan gen atau kromosom.
Pada manusia, bromat pada AMDK yang dikonsumsi dapat menyebabkan muntah, sakit perut, dan diare.
Paparan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit ginjal dan gangguan pendengaran.
Mengutip laman Antara, Kamis (17/2/2024), Anggota Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), Hermawan Setiono menjelaskan bahwa bromat merupakan zat yang berbahaya untuk kesehatan dan bisa memicu terjadinya kanker.
Proses penyaringan air minum perlu dilakukan secara hati-hati agar kandungan bromat tidak masuk ke dalam AMDK.
Ketua Program Studi Ilmu Teknologi Pangan Universitas Trilogi ini menekankan pentingnya pengujian dan analisis pada air tanah untuk mengetahui kandungan bromat pada AMDK.
Pasalnya, terdapat batas aman dari kandungan bromat yang diizinkan pada produk pangan dan diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dengan memahami apa kandungan bromat pada air mineral, konsumen diharapkan bisa lebih berhati-hati untuk memilih jenis produk yang aman untuk kesehatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Apa Itu Bromat pada AMDK dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR