Hal itu dikarenakan minum air hangat atau air biasa tak akan banyak menimbulkan efek samping, seperti ketika minum air dingin atau es.
Dien menjelaskan, minum air dingin atau es saat perut dalam kondisi kosong setelah puasa dapat memicu kontraksi pada lambung.
Hal itu dikarenakan lambung baru saja menerima cairan dengan suhu yang jauh beda dari suhu tubuh.
Dengan demikian, kata dia, minum air dingin saat mengawali buka puasa bukan tidak mungkin dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
“Kondisi ini terutama bisa terjadi pada penderita sakit mag,” jelas dr. Dien saat diwawancara Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).
Lebih jauh, menurut dia, minum air dingin saat berbuka juga bisa menyebabkan seseorang menjadi mudah sakit.
Pasalnya, salah satu efek dari minum air dingin ketika buka puasa, yakni memproduksi lendir berlebih pada tubuh.
Padahal, kelebihan lendir tersebut mampu menurunkan fungsi sistem pertahanan tubuh sehingga mudah terserang suatu penyakit.
“Kalau minum es, efeknya terutama lokal di daerah tenggorokan. Ini terjadi karena imun turun, lalu virus atau bakteri masuk. Virus atau bakteri ini kemudian bisa juga membuat radang atau ISPA dan salah satu gejalanya adalah demam,” terang dia.
Selain itu, minum minuman dingin juga memiliki efek dapat minimbulkan sakit kepala, meski tarafnya ringan.
Dengan demikian, dr. Dien pun menyarankan masyarakat muslim lebih baik mengonsumsi minuman hangat atau biasa saat berbuka puasa.
Baca Juga: 4 Cara Memilih Timun Suri Untuk Buka Puasa, Pastikan Membeli yang Retak dan Pecah
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR