SajianSedap.com - Siapa yang tak kenal dengan makanan brem.
Kudapan legendaris ini sangat khas dengan bentuk yang persegi panjang, berwarna putih gading dan rasanya yang manis.
Brem sendiri merupakan kudapan yang sudah eksis sejak zaman penjajahan Belanda.
Dahulu, brem sering dijadikan sebagai camilan dan suguhan untuk tamu para golongan berada.
Namun kini semua orang bisa menikmati brem dengan harga yang terjangkau.
Ada yang dijual dengan harga Rp 10.000.
Brem mudah ditemukan di daerah Jawa Timur, tapi juga di Jawa Tengah dan Bali.
Di setiap daerahnya, brem memiliki cita rasa yang berbeda.
Semakin banyak inovasinya.
Misalnya saja, jika di Solo Anda bisa menemukan brem dengan berbagai rasa di antaranya cokelat, stroberi, melon, jeruk, bahkan durian untuk memenangkan minat pasar yang menyukai opsi rasa selain orisinal.
Sedangkan brem dari Bali berupa minuman beralkohol dengan rasa asam-pahit.
Baca Juga: Kenikmatan Ote-ote Khas Porong, Kuliner Jawa Timur yang Merupakan Warisan dari Tionghoa
Brem merupaka kudapan yang berasal dari Kabupaten Madiun, tepatnya dari Desa Kaliabu dan Desa Bancong.
Nama brem diambil dari proses pembuatannya dengan memeram bahan-bahan selama tujuh hari.
Kata “peram” dalam bahasa Jawa terdengar seperti “prem”, maka jadilah brem digunakan sebagai sebutan kudapan fermentasi ini.
Proses fermentasi tersebut dilakukan selama satu minggu.
Jika di daerah pulau Jawa, brem kerap menjadi primadona oleh-oleh.
Kudapan ini sangat cocok dinikmati bersama teh untuk bersantai.
Berbahan dasar ketan, brem masih menjadi camilan yang dipertahankan oleh beberapa orang.
Rasanya yang manis, membuat brem selalu ada di hati penggemarnya.
Siapa yang suka menikmati brem?
Yuk, mari lestarikan kuliner legendaris satu ini.
Baca Juga: Serupa Berbentuk Mi Gulung, Ini Perbedaan Petulo dan Putu Mayang yang Sering Dikira Sama
KOMENTAR