SajianSedap.id - Rumah makan sering menjadi pilihan untuk menikmati santapan makan siang dan malam bahkan sarapan.
Terutama saat tidak ada masakan di rumah.
Lokasi rumah makan sangat strategis sudah menjadi perhitungan para pelaku usaha untuk meraup keuntungan.
BACA JUGA: Cuma Bermodal Sendok Makan, Kantung Mata Hilang Dalam Tiga Hari!
Bisa di pinggir jalan ramai ataupun berada di tengah komplek perumahan yang padat penduduk.
Namun jika melihat lokasi rumah makan berikut, Anda mungkin akan sulit dipercaya.
Rumah makan tersebut diberi nama oleh sang pemilik Waurng Puncak Lawu "Argo Dalem".
Nama Wakiyem atau yang biasa dikenal dengan Mbok Yem sudah tak asing lagi dikalangan pendaki ndonesia.
Wanita berusia 60 tahun ini adalah pemilik warung yang berada di puncak Gunung Lawu yang terletak di perbatasan propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Berbeda dengan para pelaku usaha rumah makan lainnya, wanita asli Magetan ini justru memilih membuka rumah makan di tempat yang tak biasa.
BACA JUGA: Cara Makan Jadi Sorotan, Resep Jengkol Balado Sarwendah Wah Bikin Warganet 'Ngiler'
Yakni berada di ketinggian 3.150 mdpl atau hanya selisih 115 m dari puncak gunung Lawu, luar biasa!
Jangan bayangkan rumah makan yang sudah ada di Gunung Lawu sejak tahun 1980-an ini memiliki dekorasi artistik.
Warung makan Mbok Yem hanya berdinding kayu tanpa hiasan atau cat dinding berwarna.
"Selama saya masih kuat untuk bekerja disini, saya akan tetap bekerja," ucap Mbok Yem dalam Bahasa Jawa ketika berbincang dengan Kompas.com awal Juli lalu.
Mbok Yem mengaku memang sudah berniat mencari nafkah di Gunung Lawu.
Meski menurutnya bukan hal yang mudah untuk tinggal di gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl ini.
Pasalnya, selain meyimpan mitos mistis, gunung ini juga memiliki cuaca yang ekstrem.
Selain angin kencang, pada malam hari suhu udara di puncak bisa mencapai minus 5 derajat.
BACA JUGA: Siapa Bisa Kalahkan Mewahnya Koleksi Piring Yuni Shara? Warganet Sampai Heboh!
Bahkan untuk menempuh warung makan ini, diperlukan waktu pendakian sekitar 6 sampai 7 jam via Candhi Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Bukan hal yang mudah untuk mencapai warung Mbok Yem mengingat curamnya lajur pendakian.
Mbok Yem mengaku dirinya tidak sendirian saat berjualan di Gunung Lawu.
Ia dibantu beberapa kerabat dekatnya.
Ketika melayani pendaki yang membeli makanan di warungnya, Mbok Yem dibantu oleh dua orang kerabat yang semuanya lelaki.
"Untuk stok dagangan saya juga dibantu orang lain. Jadi, ada orang yang antar barang ke sini tiga kali dalam seminggu," ungkapnya.
Mbok Yem mengaku hanya sekali dalam setahun turun gunung untuk pulang kampung, tepatnya ketika musim lebaran tiba.
Dalam sehari, Mbok Yem bisa melayani 200 hingga 300 orang pendaki.
Untuk menyediakan makanan bagi pendaki, Mbok Yem masih menggunakan kompor tungku dengan bahan bakar kayu.
Pasokan listrik pun didapatkan dari tenaga genset.
BACA JUGA: Ingin Tampil Cantik dan Awet Muda? Menu Makan Meriam Bellina Ini Patut Ditiru
Momen 17 Agustus dan bulan Suro, kata Mbok Yem, adalah masa dimana Gunung Lawu akan dipadati oleh pendaki sehingga warungnya kebanjiran pembeli.
Makanan yang dijual di warung Mbok Yem ini terbilang cukup murah, hanya berkisar Rp 10.000 saja.
Warung makan Mbok Yem juga bisa menjadi tempat tidur alternatif para pendaki yang tak mau repot mendirikan tenda untuk bermalam di Gunung Lawu.
Bagi para pendaki, pecel masakan Mbok Yem adalah menu paling favorit dan fenomenal.
Mbok Yem yang terkenal dengan sebutan 'Legenda Gunung Lawu' ini juga menyediakan makanan seperti soto, gorengan, mi instan dan berbagai minuman untuk para pendaki.
Dari hasil berjualan ini, Mbok Yem bahkan mampu membeli sebuah rumah yang berlokasi di Magetan, kampung halamannya.
BACA JUGA: Mengaku Ngidam, Ashanty Kerahkan Seluruh Karyawan Cari Buah Asam Langka! Jangan-Jangan..
Tertinggi Selain di Lawu, di beberapa gunung memang terdapat sejumlah warung yang menjajakan makanan untuk pendaki.
Namun, lokasi warung tersebut tidak sampai berada di ketinggian lebih dari 3.000 mdpl.
Warung-warung tersebut tidak melayani para pendaki hingga 24 jam penuh atau hanya buka pada musim tertentu.
Selain itu, para penjual juga tidak menjadikan warung tersebut sebagai tempat tinggal.
Di kalangan pendaki, warung Mbok Yem ini telah dinobatkan sebagai warung tertinggi di Indonesia.
Selain menikmati keindahan Gunung Lawu, Anda juga bisa menyantap sajian legendaris di warung makan ini.
Bagaimana, tertarik mencoba?
BACA JUGA: Perbanyak Konsumsi Labu Siam Ternyata bisa Menurunkan Tekanan Darah, Ini Faktanya!
BACA JUGA: Tips Jitu Membuat Kulit Risoles yang Tidak Mudah Sobek, Mudah Diikuti
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR