SajianSedap.id – Kemarin, Jumat 28 September 2018, Donggala, Sulawesi Tengah, diguncang gempa pada pukul 17.02 WIB.
Setelah terjadi gempa dengan skala 7,7 SR, BMKG mengaktifkan peringatan tsunami selama 30 menit.
Mendengar adanya peringatan tsunami dari BMKG, warga sekitar pun lantas berhamburan keluar dari rumah dan bangunan guna menyelamatkan diri.
Baca Juga : Stop Diare dalam 5 Menit dengan Makanan Murah Ini, Enggak Perlu Minum Obat!
Ya, memang kata tsunami cukup melekat diingatan masyarakat Indonesia sebagai peristiwa yang menakutkan.
Ini karena pada tahun 2004 silam bencana ini sempat memporak-porandakan Aceh.
Jadi, wajar masyarakat sekitar Donggala merasa panik dan kabur untuk mengungsi ke perbukitan.
Gempa Terasa Hingga ke Kabupaten Tanahbumbu
Sementara masyarakat mencoba untuk mengungsi, BMKG masih tetap memantau kondisi di lapangan.
Hingga akhirnya pada pukul 17.36 WIB atau 18.26 WITA, BMKG menginformasikan bahwa peringatan dini Tsunami sudah berakhir.
Pantauan selama 30 menit peringatan dini Tsunami tidak berdampak signifikan di perairan, sehingga BMKG menyatakan peringatan dini Tsunami berakhir.
#Peringatan dini TSUNAMI yang disebabkan oleh gempa mag:7.7, tanggal: 28-Sep-18 17:02:45 WIB, dinyatakan telah berakhir#BMKG pic.twitter.com/wNNdOe0WME
— BMKG (@infoBMKG) September 28, 2018
Sementara itu, ternyata gempa bumi di Donggala juga berdampak di wilayah Kabupaten Tanahbumbu, Jumat (28/9/18) sore menjelang petang.
Awalnya, warga tak mengira itu gempa namun getaran itu ternyata dirasakan selama beberapa menit sehingga masyarakat benar-benar menyadari.
Gempa terasa di Batulicin, Simpangempat, Pagatan, Sardangan, Sepunggur.
Mengira Hanya Getaran Biasa dan Bukan Gempa
Seperti yang dialami Ipan, salah satu warga Pagatan, saat berdiri di atas tanah.
Ia sempat mengira hal itu adalah faktor getaran truk besar lewat.
Awalnya Ia tak percaya bahwa itu gempa, sampai akhirnya ia naik ke rumahnya yang terbuat dari bangunan kayu.
Setelah beberapa saat, ternyata diyakininya bukan getaran truk besar namun memang gempa bumi.
"Awalnya saya kira bukan gempa. Tapi lama hampir 5 menit hingga akhirnya saya yakin itu memang gempa. Sebab saat melihat air di sungai memang bergelombang," katanya.
Serupa dengan Ipan, Amat warga Sardangan juga merasakannya.
Dia yang berada di kawasan bantaran sungai itu sempat bingung karena rumahnya bergetar tak seperti biasanya.
"Saat di dalam rumah, saat itu saya sedang berbaring didalam kamar main HP. Tapi di merasa rumah seperti bergoyang. Tak lama, mama saya datang dari dapur dan meminta melihat air di dalam baskom bergelombang. Itu terjadi sekitar 3 menitan," katanya.
Dia mengatakan, rumah kayu itu memang sudah biasa bergoyang.
Sebab bangunan kayu tersebut setiap kali ada aktivitas termasuk jalan di dalam rumah, maka juga akan bergoyang sehingga sudah biasa.
Namun saat itu, getarannya cukup berbeda dan akhirnya meyakini itu adalah gempa bumi.
"Goyangannya tidak terlalu kencang jadi kami tidak terlalu panik. Biasa saja tapi lumayan lama. Ya semoga saja tidak terjadi apa-apa," katanya.
Sampai malam hari, data sementara yang terkumpul adalah satu orang meninggal, 10 terluka, dan sejumlah rumah rusak.
Berharap agar korban jiwa tidak bertambah lagi dan bencana ini bisa segera berakhir.
Sehingga warga bisa kembali ke rumah masing-masing dan melakukan aktivitas seperti biasanya.
Baca Juga : Murah dan Mudah! Cuma Pakai Lengkuas Jerawat Bandel Langsung Hilang Seketika!
5 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Jogja Serba Minuman, Dijamin Otentik dan Enak Banget
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR