Sebelumnya, Ia juga melihat ada seseorang yang menaburi tanah merah di depan tokonya pada jam setengah 3 dini hari saat toko sudah tutup.
“Satu outlet itu, bayangin saja ya. Satu hari per outlet itu bisa 250 potong ayam yang bau. Kebayang enggak 250 porsi yang bau. Kan kita ambil dari satu pabrik yang sama. Kalau mau dari pabriknya, berarti semuanya, dong. Ini hanya di oulet yang itu saja. Kasihan kan, maksudnya kita enggak tahu kenapa, tiba-tiba bau saja gitu ayamnya, kan,” ujar Ruben.
Yang terbaru adalah keanehan yang terjadi pada ayam-ayam yang digunakannya untuk berdagang.
Dikatakannya, di outlet yang dilempari kotoran kucing, hampir 250 ekor ayam secara mendadak berbau tak sedap.
Tentu saja hal ini berdampak pada bisnisnya.
Diakui olehnya omset pun terus menurun.
Awalnya, Ruben tidak akan melakukan apapun karena Ia percaya usahanya dibangunnya itu adalah hasil susah payah yang tidak akan mudah dijatuhkan begitu saja.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR