SajianSedap.id – Proses pencarian korban pesawat Lion Air JT610 yang jatuh pada hari Senin (29/10) pagi terus dilakukan.
Dilansir Kompas.com, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan TNI dan tim SAR untuk memprioritaskan pencarian korban.
TNI AU mengerahkan helikopter untuk membantu pencarian dan Basarnas menerjunkan robot penyelam.
Baca Juga : Lion Air JT610 Jatuh, Ini Fakta Menarik di Balik Makanan Pilot dan Awak Kabin Dalam Penerbangan
Beberapa penyelam pun sudah bekerja untuk mencari badan pesawat dan juga korban yang kemungkinan masih ada di bawah laut.
Berikut beberapa fakta proses pencarian korban,
1. 24 jenazah ditemukan pada pencarian hari pertama
Pada hari Senin saat pesawar Lion Air JT 610 diketahui jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, pencarian korban langsung dilakukan.
Sebanyak 24 jenazah telah dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.
Hal ini disampaikan langsung oleh Corporate Communication Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro.
24 jenazah tersebut selanjutnya akan dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk proses identifikasi.
Baca Juga : Lion Air JT610 Jatuh, Usai Kunjungi Anak di Jakarta, Pengusaha Kue Terkenal di Pangkal Pinang Jadi Korban
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini
2. Penyelam harus makan tepat waktu
Salah satu anggota Basarnas yang menyelam untuk mencari korban pesawat Lion Air JT 610, Rohidin, sampai harus menghentikan wawancara dengan media supaya bisa makan tepat waktu.
Menurutnya, makan tepat waktu jadi salah satu persiapan sebelum bertugas supaya tubuh tetap fit.
Apalagi ini adalah pengalaman pertamanya menyelam.
Tantangan terbesar dari evakuasi penyelaman kali ini menurut Rohidin adalah laut yang sudah tercemar avtur atau bahan bakar pesawat.
Kondisi laut yang sudah tercemar membuat setiap penyelam hanya mendapat waktu 30 menit untuk menyelam.
3. 14 kapal dikerahkan untuk melakukan pencarian korban dan badan pesawat
Tim SAR gabungan masih tetap melakukan pencarian korban dan badan pesawat Lion Air JT 610 hingga Senin (29/10) malam.
“Enggak berhenti 24 jam itu penting. Kami menggunakan shift operasi pencarian,” kata Direktur Operasi Basarnas, Bambang Suryo dalam konferensi pers.
“Mungkin 4 sampai 4 jam ganti personel terus sampai dengan kita maksimalkan untuk ketemu bangkai kapal tersebut,” sambungya.
Sebanyak 14 kapal tetap dikerahkan untuk melakukan operasi pencarian di permukaan laut maupun di dasar laut menggunakan alat khusus pendeteksi bawah laut.
4. TNI AL kerahkan Kapal Perang Indonesia dan pasukan khusus, Denjaka
TNI AL mengerahkan sejumlah Kapal Perang Indonesia (KRI) di perairan dekat Karawang, Jawa Barat.
“Kami menerjunkan 3 unit dan 10 kapal tim survei di perairan Karawang,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Kolonel Zaenal kepada Kompas.com.
KRI yang diturunkan yakni KRI Tenggiri-365, KRI Rigel-933 dan KRI Sikuda-863.
KRI Rigel diketahui memiliki kemampuan untuk mendeteksi keberadaan obyek di dalam air.
Selain itu, TNI AL menerjunkan 40 personel TNI dari Tim Penyelam, Tim Komando Pasukan Katak (Kopaska), Tim Detasemen Jalamangkara (Denjaka) dan Tim Intai Amphibi (Taifib) untuk melakukan pencarian manual.
Mereka masing-masing berasal dari Komando Armada I, Lantamal III Jakarta, dan Marinir Jakarta.
5. Gunakan robot penyelam
Tim Basarnas menggunakan Remotely Operated Vehicles (ROV) yakni alat semacam robot penyelam untuk melakukan pencarian korban didalam air.
"Kami akan gunakan ROV, robot penyelam untuk melihat karakteristik di bawah laut," kata Humas dan Protokoler Basarnas Kantor SAR Bandung, Joshua Banjarnahor, melalui pesan singkatnya, Senin (29/10/2018) seperti yang dikutip Kompas.com.
Saat ini, tim Basarnas menemukan serpihan puing-puing pesawat hingga potongan bagian tubuh.
Rencananya, korban dan lainnya dibawa ke posko utama di pelabuhan JCIT 2 Jakarta.
Dalam pencarian ini, tim Basarnas berkoordinasi dengan kapal yang melintas di perairan Karawang.
Kini beberapa kapal membantu pencarian tersebut.
Baca Juga : Tips Membuat Nasi Goreng Enak, 4 Kesalahan Ini Bikin Nasi Goreng Menggumpal, Yuk Hindari!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
KOMENTAR