SajianSedap.id - Penyelam Indonesian Diver Rescue Team, Syachrul Anto meninggal dunia saat melaksanakan tugas evakuasi Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Senin (29/10/2018) lalu.
Dikutip dari Tribunnews.com, Anto dikabarkan meninggal pada Jumat (2/11/2018) malam diduga karena terserang dekompresi saat menyelam.
Berdasarkan informasi yang TribunWow.com terima, pada hari Jumat pukul 22.10 WIB, Syachrul dibawa ke RSUD Koja dengan diantar oleh Basarnas.
Syachrul menjadi pasien kecelakaan tenggelam pada saat proses evakuasi korban Lion Air.
Saat dibawa, konsidi Syachrul dalam keadaan tidak sadarkan diri, tidak ada respon, tidak ada denyut nadi, dan sudah tidak bernapas.
Pukul 22.30 WIB telah dilakukan pemeriksaan kepada Syachrul di IGD RSUD Koja.
Baca Juga : Klarifikasi Soal Pesawat Lion Air, Sifat Asli Conchita Caroline Langsung
Terbongkar Pada Foto Makanan Ini
Pemeriksaan dilakukan oleh dr. Adhy sebagai dokter jaga IGD.
Syachrul pun dinyatakan sudah meninggal dunia.
Dokter lantas menyarankan untuk dilakukan otopsi ke RSCM guna mencari penyebab yang pasti kematiannya.
Akan tetapi, pihak Basarnas dan keluarga menyatakan menolak dan ingin langsung membawa Syachrul ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
Jenazah pun segera diterbangkan ke rumah duka Jalan Bendul Merisi Gang VIII no 41 Surabaya, Sabtu (3/11/2018).
Jenazah almarhum diterbangkan sekitar pukul 05.00 WIB dari Jakarta dan tiba di rumah duka tiga jam kemudian.
"Nanti setelah dzuhur dimakamkan di pemakaman dekat rumah," kata Istri Syachrul, Lyan Kurniawati.
Aturan Ketat Untuk Penyelam
Sampai saat ini, masih belum diketahui penyebab pasti kematian Almarhum.
Namun, beberapa spekulasi mengatakan kalau Syahrul mengalami dekompresi saat menyelam.
Artikel berlanjut setelah video ini.
Dilansir dari Antara News, dekompresi adalah penyakit yang dapat memengaruhi penyelam atau orang lain (seperti penambang) yang berada dalam situasi yang melibatkan tekanan cepat penurunan suhu tubuh.
Decompression Sickness disebabkan oleh meningkatnya gelembung nitrogen dalam tubuh.
Ketika bernapas, sekitar 79% dari udara adalah nitrogen.
Ketika turun di air, tekanan di sekitar tubuh meningkat.
Baca Juga : Bantu Tim Evakuasi Berjuang Cari Korban Lion Air JT 610, Pemkab Karawang Bangun Dapur Umum
Hal ini menyebabkan nitrogen untuk diserap ke dalam jaringan tubuh.
Selain itu, penyelaman juga seharusnya disudahi di jam 16.00 lantaran cuaca yang tak memungkinkan.
Namun, Almarhum masih berada di dalam air sampai pukul 16.30.
Sebenarnya, ada banyak aturan ketat yang diberlakukan untuk keamanan penyelam itu sendiri.
Segala-galanya diatur mulai dari perlengkapan, kesiapan fisik, cuaca dan lama menyelam hingga ke masalah makanan.
Mungkin terlihat sepele, tapi pasokan makanan bagi penyelam jadi salah satu hal yang paling diperhatikan dalam evakuasi korban Lion Air JT 610.
Baca Juga : Suami dan Dua Anaknya Jadi Korban Lion Air JT 610, Sang Istri Syok dan Tak Mau Makan
Bahkan, salah satu anggota Basarnas yang menyelam untuk mencari korban pesawat Lion Air JT 610, Rohidin, sampai harus menghentikan wawancara dengan media supaya bisa makan tepat waktu.
Menurutnya, makan tepat waktu jadi salah satu persiapan sebelum bertugas supaya tubuh tetap fit.
Dengan tubuh fit inilah, penyelam bisa bekerja dengan maksimal dan menghindari terjadinya kecelakaan selama penyelaman.
Cara Mencuci Jersey Bola yang Benar, Jangan Pakai Mesin Cuci Kalau Tak Mau Rusak
Source | : | tribunnews.com |
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR