"Enggak apa-apa saya kelas satu di umur segini. Saya enggak malu, yang penting pintar, bisa ikuti pelajaran," kata Tya polos.
Sebelum bertemu Umi, bos bakpao, Tya sempat menemani ibunya lima hari dalam seminggu berdagang jengkol di Pasar Induk Kramat Jati.
Umi yang melihat Tya, menawarkannya untuk berjualan bakpao.
"Dek, kamu mau enggak jualan bakpao saya?" tanya Umi ke Tya.
"Mau bu. Saya mau," lekas Tya menjawab.
"Nanti saya upahin Rp 20 ribu," balas Umi.
Sejak itulah Tya sering keluar rumah sejak pagi dan pulang malam serta membolos mengaji.