Bikin Marah! 3000 Noda Permen Karet Ditemukan Menempel di Candi Borodur! Petugas Kewalahan Bersihkan Ulah Pengunjung Tak Bertanggung Jawab Ini
SajianSedap.com - Ribuan noda permen karet menempel di bantuan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akibat ulah dari para pengunjung yang tidak bertanggung jawab.
"Sampai sekarang di seluruh area Candi Borobudur ada sekitar 3.000 noda permen karet yang secara berangsur-angsur kita hilangkan," kata Koordinator Pokja Pengamanan Balai Konservasi Borobudur, Hary Setyawan, di Magelang, Kamis.
Hary mengatakan, noda itu banyak terlihat di stupa teras ataupun stupa induk yang berada di lantai 7,8,9, dan lantai 10 candi.
Perbuatan pengunjung yang tidak bertanggung jawab itu disayangkan Hary.
Namun, di sisi lain, Pengelola Candi Borobudur tidak bisa mengendalikan perilaku pengunjung.
"Tidak mungkin setiap orang masuk diminta membuka mulutnya untuk diperiksa ada permen karet atau tidak," katanya.
Hary menyampaikan noda permen karet tidak bisa langsung dihilangkan.
Meski disikat dengan air, noda tidak akan hilang.
Pasalnya, permen karet itu sudah menempel bertahun-tahun.
Untuk membersihkannya mau tidak mau harus menggunakan pelarut dari bahan kimia.
"Padahal kalau terlalu lama menyikat malah batunya rusak atau aus. Metode menghilangkannya harus hati-hati sekali supaya tidak merusak batunya termasuk jika menggunakan pelarut bahan kimia," katanya.
Lantai 9 dan 10 Candi Borobudur Ditutup untuk Umum
Balai Konservasi Borobudur (BKB) membatasi kunjungan pada teras lantai 9 dan 10 Candi Borobudur mulai hari ini, Kamis (13/2/2020) hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Pembatasan ini dilakukan dalam rangka kegiatan monitoring struktur stupa teras dan stupa induk Candi Borobudur oleh BKB.
Berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (13/2/2020), BKB akan melakukan kegiatan monitoring yang meliputi Monitoring Keterawatan Batu, Monitoring Kestabilan Struktur, Monitoring Dampak Kunjungan, dan Monitoring Lajur Kerusakan Nat Batu Struktur Stupa Induk.
Baca Juga: Enak dan Murah Harganya, Ternyata Sawi Putih Bisa Jadi Obat Ampuh untuk 4 Penyakit Ini, Luar Biasa!
Selain itu pembatasan kunjungan juga dilakukan untuk mengampanyekan peduli pelestarian Borobudur.
BKB mencatat bahwa perilaku pengunjung yang kurang mendukung pelestarian tersebut lebih sering dijumpai di bagian teras lantai 8, 9, dan 10 Candi Borobudur.
Kepala Seksi Konservasi BKB Yudi Suhartono dalam keterangannya menyebut beberapa perilaku pengunjung yang mengancam kelestarian candi.
"Adapun perilaku-perilaku tersebut seperti duduk-duduk atau memanjat dinding pagar langkan candi atau stupa, corat-coret atau vandalisme, menggeser, mencungkil, menggores batu candi, membuang sampah sembarangan, menempelkan permen karet di batu candi, merokok dan mematikan puntung rokok pada batu, melompat di atas stupa (parkour)," kata Yudi dalam keterangan pers rilis.
Selain itu, perilaku pengunjung lainnya yang tidak mencerminkan pelestarian candi yaitu menyentuh dan bersandar pada relief candi, dan membawa benda yang berpotensi merusak batuan atau relief.
Candi borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Tak hanya itu, gesekan alas kaki pengunjung dan pasir yang terbawa kaki juga dapat mengakibatkan keausan lantai tangga candi.
Rilis tersebut mengatakan kunjungan wisatawan yang besar dapat membawa dampak positif juga negatif terutama bagi kelestarian struktur Candi Borobudur.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
"Apabila terjadi kerusakan pada bangunan cagar budaya tentunya sudah tidak akan pernah bisa diperbaharui lagi dan tidak bisa kembali seperti semula atau tidak bisa tergantikan," lanjut Yudi.
Rilis juga menyebut bahwa Candi Borobudur sebagai Warisan Dunia UNESCO akan dilakukan pemantauan melalui dua mekanisme yaitu monitoring periodik dan monitoring reaktif.
Monitoring periodik dilaksanakan secara rutin (6 tahun sekali) melalui penilaian atas pelaporan yang disusun oleh pemerintah, yang akan dievaluasi oleh Badan Penasehat dan dibahas pada sidang komite warisan dunia.
"Sementara untuk monitoring reaktif, dilaksanakan pada situs yang terindikasi adanya permasalahan yang dapat mengancam Outstanding Universal Value (OUV) situs, keadaannya terganggu atau terancam kelestariannya, hendak dan atau sudah dimasukkan ke dalam Warisan dalam Bahaya (World Heritage in Danger), atau dipertimbangkan dihapus dari Daftar Warisan Dunia," jelas Yudi.
Penutupan dan pembatasan tersebut tidak menutup kunjungan wisatawan Candi Borobudur.
Wisatawan masih bisa melihat dan menikmati puncak stupa pada lantai 8, sedangkan lantai 9 dan 10 ditutup untuk umum maupun acara privat seperti melihat matahari terbit adn terbenam dari Candi Borobudur.
Baca Juga: Enggak Perlu Obat, Rajin Minum Air Rendaman Rambut Jagung Ternyata Bisa Turunkan Kolestrol!