Gridhealth Bersama Danone Specialized Nutrition Gelar Bincang Edukasi Berantas Stunting Dengan Investasi Pangan Bergizi
SajianSedap.com - Semua orang pasti mendambakan hidup sehat.
Membiasakan konsumsi makanan bergizi merupakan salah satu upaya agar hidup sehat.
Terlebih, Malnutrisi atau sebuah kondisi kelebihan dan kekurangan gizi kini masih menjadi perhatian dunia.
Permasalahan ini sangat penting karena erat kaitannya dengan status gizi, kesehatan, hingga kecerdasan, dan masa depan.
Hal ini juga akan berdampak pada ancaman penyakit, baik infeksi maupun penyakit non-menular.
Baca Juga: Mercure Hotel Jakarta Kota, Lives Up To Be Stylish In A Modest Yet Luxurious Way
Baca Juga: The Legendary Nasi Campur Warung Wardani is Now Available in Bintaro! Here's What It Looks Like!
Gridhealth dan Danone Specialized Nutrition gelar bincang edukasi dengan tema “You Are What You Eat: Investasi Pangan Bergizi untuk Masa Depan Sehat Berkualitas” Jumat,(14/02/2020).
Acara ini diisi oleh pembicara dari dunia medis, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi,Sp.GK, dan finansial, Erlina Juwita MM, CFP,QWP.
Tujuan Gridhealth Talk
Acara Gridhealth ini digelar guna memberikan gambaran utuh untuk masyarakat, sehingga dapat berkontribusi lebih lanjut melalui pengembangan solusi nutrisi yang relevan.
Sebab, apabila kekurangan gizi akan berdampak secara akut dan kronis.
Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi akut akan terlihat lemah secara fisik.
Terutama yang terjadi sebelum usia dua tahun, akan terhambat pertumbuhan fisiknya sehingga menjadi pendek (stunted) salah satunya.
“Kami senang dapat bekerja sama dengan Danone SN karena kami memiliki perhatian yang sama di bidang kesehatan."
"Pesan ‘You Are What You Eat’ sangat relevan bagi kita untuk menambah wawasan tentang pentingnya berinvestasi pada kesehatan kita melalui makanan bernutrisi," Ujar Devi Situmorang.
Baca Juga: Kesal Karena Susah Tidur? Coba Makan Buah Kiwi dan Keajaiban Ini Akan Langsung Terjadi!
Kondisi yang lebih berisiko tergambar dalam studi NutriPlanet yang diinisiasi oleh Danone SN Indonesia.
Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary Danone Indonesia menjelaskan gambarannya.
“Kami percaya pada kekuatan nutrisi, untuk membuat perbedaan yang positif dan terbukti bagi kesehatan."
"Kesehatan dari makanan bukan hanya kebutuhan, tapi tanggung jawab bersama."
Data yang disajikan dari studi Nutriplanet menunjukkan bahwa permasalahan gizi ibu dan anak diIndonesia terjadi seperti dalam lingkaran yang terus berputar.
Mulai dari masa kehamilan, anak di bawah usia dua tahun, di bawah lima tahun, hingga kelak mereka dewasa dan bersiap menjadi orangtua.
Dalam data tersebut dapat dilihat dengan jelas jika prevalensi gizi buruk balita di Indonesiamencapai 30,8% untuk stunting dan 17,7% untuk berat badan kurang (Riskesdas 2018).
Kondisi ini antara lain disebabkan oleh kondisi ibu hamil yang 55% mengalami kekurangan asupan energi (SKMI 2014), sepertiga dari mereka menghadapi anemia (Riskesdas 2013).
Sementara itu, di usia sekolah 80,9% anak-anak di usia sekolah (4-12 tahun di Jakarta) mengalami kekurangan asupan EPA + DHA (Neufingerl et al, 2016).
Secara umum penduduk Indonesia, termasuk> 95% orang dewasa memiliki asupan buah & sayuran yang kurang memadai.
Fakta lainnya adalah, 1 dari 6 orang dewasa di Indonesia menderita anemia.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini
Kurang Gizi Bisa Sebabkan Stunting
dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK juga menjelaskan mengenai pentingnya gizi.
“investasi gizi sangat penting untuk dimulai menjelang masa kehamilan sebagai investasi jangka panjang kesehatan anak."
Baca Juga: Jangan Sepelekan Kepala Pusing Setelah Makan Daging! 5 Hal Ini Jadi Penyebab Utamanya, Waspada!
"Seperti stunting misalnya, kondisi ini dapat dicegah jika ibu memiliki asupan gizi yang baik."
"Selama hamil ibu membutuhkan zat gizi makro dan protein untuk mendukung tinggi badan calon buah hati dan asupan kalori untuk berat badannya."
"Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, dapat berdampak pada bayi lahir dengan berat badan rendah dan beresiko stunting di kemudian hari jika nutrisinya tidak dikejar selama 2 tahun pertama.”
Menurut dr. Juwalita, stunting adalah kondisi malnutrisi kronis, dan tidak dapat diatasi lagi setelahanak memasuki usia 2 tahun, dan hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan anak.
Anak yang mengalami stunting akan mengalami berbagai masalah kesehatan mental maupun fisik yang berlaku seumur hidup, serta tak dapat dipulihkan.
Stunting bisa dicegah melalui 1000 hari pertama kehidupan.
Yaitu saat ibu hamil, dibutuhkan makanan yang bergizi makro dan protein, seperti ikan, ayam, telur, daging dan susu.
Kemudian, berikan sang bayi ASI eksklusif sampai 6 bulan dan diteruskan dengan makanan pendamping ASI.
Di sisi lain, Erlina Juwita MM, CFP,QWP (Financial Planner) mengatakan, “pemenuhan gizi di 1000hari pertama kehidupan adalah termasuk investasi bagi masa depan,"
"karena jika orang tua tidak memperhatikan aspek ini, dampaknya akan besar di kemudian hari bagi kondisi keuangan keluarga baik dalam jangka pendek maupun panjang."
"Dampak positif berinvestasi pada makanan bergizi tidak hanya akan dirasakan orang tua, namun juga anak keturunan mereka kelak di masa datang.”
Erlina juga menjelaskan pentingnya peran ibu untuk perkembangan gizi anak.
"Ibu merupakan investor dari generasi berikutnya, ibu harus menyiapkan nutrisi yang baik."
"Supaya anak yang dilahirkan nanti akan menjadi lebih sehat, lebih baik dan lebih optimal lagi."ujar Erlina.