Jokowi Rencanakan 'New Normal' Ditengah Wabah Corona, Dokter Indonesia Beri Jawaban Menohok: 'Ini Sangat Berbahaya'

By Siti Afifah, Rabu, 20 Mei 2020 | 07:45 WIB
Tak setuju dengan New Normal yang Jokowi bahas ditengah pandemi corona, begini tanggapan Ikatan Dokter Indonesia (sajiansedap.grid.id)

Jokowi Rencanakan 'New Normal' Ditengah Wabah Corona, Dokter Indonesia Beri Jawaban Menohok: 'Ini Sangat Berbahaya'

SajianSedap.com - Ikatan Dokter Indonesia atau IDI merespons pola hidup new normal yang didengungkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, baru-baru ini.

Hal ini diungkapkan Ketua Umum Terpilih Pengurus Besar IDI, dr Moh Adib Khumaidi dalam program AIMAN Kompas TV yang bertajuk "Sinyal Pelonggaran PSBB?".

Dalam program tersebut, hadir pula Menteri Jokowi, Suharso Monoarfa yang menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.

Adib Khumaidi menyebut pemerintah terlalu cepat dalam menyampaikan kemungkinan kehidupan baru tersebut di tengah wabah Virus Corona.

Menurutnya, pandemi Virus Corona memang tidak mungkin berakhir dalam waktu dekat.

Tidak hanya secara nasional, melainkan juga secara dunia.

Baca Juga: Mercure Hotel Jakarta Kota, Lives Up To Be Stylish In A Modest Yet Luxurious Way

Baca Juga: The Legendary Nasi Campur Warung Wardani is Now Available in Bintaro! Here's What It Looks Like!

Dirinya juga tidak menampik soal akan menghadapi new normal dengan cara hidup berdampingan di tengah Corona.

"Jadi memang kita akan dihadapkan nanti pada sebuah kondisi yang seperti itu," ujar Adib Khumaidi.

"Artinya bahkan tidak mungkin satu tahun ke depan, kita akan berhadapan atau di dalam sebuah kehidupan yang seperti itu," jelasnya.

Tanggapan IDI Tentang New Normal

Meski begitu, kemungkinan tersebut seharusnya belum dikatakan pada saat sekarang.

Karena saat ini semuanya sedang berjuang untuk melawan Virus Corona.

"Tetapi kalau sekarang, kita terlalu cepat kalau mengatakan bahwa kita harus masuk ke new normal," kata Adib Khumaidi.

Baca Juga: Jokowi Siap-siap Kecewa, MA Diprediksi Bakal Tolak Keputusan Sang Presiden yang Ingin Naikkan Iuran BPJS 2 Kali Lipat

Baca Juga: Jadi Istri Orang Nomor Satu di Indonesia, Sifat Asli Iriana Dibongkar Ajudan Pribadinya, Jauh Banget Bak Bumi dan Langit!

"Karena ini yang sangat berbahaya, kemudian kalau ada teori herd immunity yang kemudian dikembangkan di dalam new normal ini," tegasnya.

Maka dari itu, tugas pemerintah yang harusnya dilakukan pada saat ini adalah memikirkan bagaimana langkah bijak yang harus dilakukan.

Memastikan setiap langkah yang dilakukan mampu memberikan dampak efektif untuk mencegah penularangan Virus Corona.

"Oleh karena itulah, maka yang pertama tentunya adalah tetap kita harus buat indikator dan kriteria yang berbasis pada data penanganan covid"

"Secara medis dan epidemologis untuk bisa mengatakan bahwa interfensi yang kita lakukan berhasil atau tidak," terangnya.

"Strategi yang kita lakukan sudah tepat atau tidak," pungkasnya.

Baca Juga: Jokowi Tiba-tiba Persilakan Masyarakat Kembali Aktivitas di Tengah PSBB: 'Kita Harus Hidup Berdamai dengan Covid-19'

Baca Juga: Dianggap Tak Konsisten, Anies Baswedan Dapat Teguran Keras dari Tangan Kanan Jokowi Mengenai Data Bantuan Sembako yang Salah Sasaran

Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini

IDI Tanggapi Aksi 'Indonesia Terserah'

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih.

Sebelumnya, Ketua Umum Terpilih Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Mohammad Adib Khumaidi juga sempat buka suara soal aksi 'Indonesia Terserah'.

Para tenaga medis menyuarakan apa yang dirasakannya setelah melihat kondisi masyarakat Indonesia yang masih abai terkait penanganan Virus Corona.

Adib Khumaidi menilai apa yang dilakukan oleh masyarakat tidak mencerminkan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Termasuk juga tidak mengindahkan imbauan dari pemerintah untuk melakukan physical distancing dan tetap di rumah saja.

 

Ia mengaku sangat prihatin menyaksikan kondisi yang sedang terjadi di tengah pandemi Virus Corona.

Karena di satu sisi, tenaga medis berjuang mempertaruhkan nyawa, tetapi masyarakat justru masih abai.

Baca Juga: Pemerintah Bikin Satu Indonesia Gembira! Anak Buah Jokowi Mulai Operasikan ATM Beras Ditengah Pandemi Corona! Begini Cara Dapatkannya

Baca Juga: Jokowi Pertegas Arahan Baru di Tengah Pandemi Corona, Singgung Data Bantuan Sembako yang Picu Kecurigaan

"Sebuah bentuk keprihatinan kami terhadap proses penanganan covid-19 ini."

"Karena kami masih melihat bahwa ada masyarakat yang masih abai terhadap imbauan-imbauan yang sudah dilakukan oleh pemerintah,"

"Aturan-aturan yang sudah dilakukan," ujar Adib Khumaidi.

"Dan masih banyak yang belum memahami bahwa esensi daripada imbauan aturan itu salah satunya adalah untuk memutus mata rantai penularan," jelasnya.

Adib Humaidi kemudian menyebut hal itu akan mempunyai risiko besar terhadap masalah kesehatan karena kemungkinan orang yang tertular akan semakin banyak.

Dan yang merasakan beban berat itu tidak lain adalah para tenaga kesehatan.

"Tentunya ini memberikan dampak ke depan yang bukan tidak mungkin beban daripada kesehatan ini akan semakin besar," pungkasnya.

Baca Juga: Kabar Baik Kembali Datang dari Anak Buah Jokowi! Kapal Perang Sudah Siap Kirim 4000 Paket Sembako dan Alat Medis Untuk Warga Jawa Timur

Baca Juga: Padahal Sudah Dipecat Jokowi, Sitti Hikmawatty Masih Tercatat Sebagai Komisioner KPAI, Prestasinya Bukan Kaleng-kaleng!

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul IDI Khawatir jika Teori Herd Immunity Dikembangkan dalam New Normal, Kita Terlalu Cepat Mengatakan