Berejemurnya pun cukup seminggu 3 kali untuk memperoleh manfaatnya.
Manfaat sinar matahari dan kapan harus segera kita ambil.
Kelebihan paparan matahari pada jam puncak tersebut, selain merusak kulit sebagaimana sudah disebut di atas, juga merusak kornea mata (keratoconjunctivitis), berisiko katarak, serta merusak DNA kulit, bisa memunculkan kanker kulit (melanoma).
Oleh karena bibit penyakit termasuk virus terbunuh oleh UV dengan gelombang sekitar 250 nm (nanometer), maka UVB-lah yang tepat untuk dimanfaatkan membunuh virus.
Memang mengenai hal ini belum ada penelitian apakah UVB mampu membunuh virus baru Covid-19 ini.
Tapi, kita anggapan saja mampu sebagai tambahan manfaat berjemur.
Satu hal yang harus diingat, saat berjemur jangan lupa minum yang cukup, pakai kaca mata hitam, juga setelahnya kita cukupi kebutuhan gizi harian.
Tak bisa diabaikan, olahraga.
Jadi alangkah baiknya lakukan berjemur UVB sambil berolahraga.
Selain itu, wajib cukup tidur setiap hari, dan jauhkan diri dari stres, pikiran negatif. Hal tersebut bisa melemahkan sistim imun tubuh.
Diakhir tulisannya, sang dokter yang dikenal sebagai penulis keseatan ini pun menuliskan;
"Vitamin D, yakni vitamin D3 (cholecalciferol) yang dibutuhkan tubuh yang meningkat, juga meningkatkan hormon serotonin otak. Serotonin bagian dari "Hormon Kebahagiaan" yang memberi kita merasa nikmati dalam memberi (apa saja). Maka matahari juga sumber suka cita kita.
Artikel ini sudah pernah tayang di Intisari dengan judul Jangan Sembarangan Berjemur untuk Cegah Corona, Salah Melakukannya Bukan Virus yang Mati Namun Justru Melemahkan Sistem Imun