Spesial Saji-Sedap, Mencicipi Sedapnya Kuliner Pematangsiantar yang Melegenda, Dari Sajian Rijsttafel Hingga Minuman Soda

By Virny Apriliyanty, Selasa, 2 Februari 2021 | 13:45 WIB
Mengintip Jejak Masa Lalu Lewat Segelas Minuman Soda Badak, Si #KemilauKulinerIndonesia Kebanggan Orang Medan! (Tokopedia.com)

Spesial Saji-Sedap, Mencicipi Sedapnya Kulner Pematangsiantar yang Melegenda, Dari Sajian Rijsttafel Hingga Minuman Soda

SajianSedap.com - Jejak kuliner warisan tempo dulu yang sangat dipengaruhi budaya Eropa sejak masa penjajahan Belanda pada 1907, hingga datangnya warga Tionghoa yang menghidupkan perekonomian di pusat kota Pematangsiantar, menjadikan kota terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Medan ini layak dikunjungi.

Sedap Lover bisa mencicipi sajian khas Eropa di Siantar Hotel yang populer disebut de kleine Switzerland (Swiss Kecil).

Tak ketinggalan pabrik minuman bersoda legendaris Cap Badak, yang lahir di kota ini.

Semuanya tetap lestari seiring munculnya sejumlah resto/kafe masa kini di kota ini.

Baca Juga: Spesial Saji-Sedap, Singgah Sejenak di Kota Bogor Sambil Berburu Oleh-oleh Lezat di Kota Hujan

Baca Juga: Spesial Saji-Sedap, Jalan-jalan Ke Palu Tak Lengkap Tanpa Mencicipi Sedapnya Kaledo hingga Utaleko

1. Siantar Hotel, Jejak De Kleine Switzerland Pada Semangkuk Krim Sup

Jl. WR Supratman No. 3 Dwikora, Proklamasi, Pematangsiantar, Sumatera Utara

Telp: (0622) 21091

Siantar Hotel bisa dikatakan salah satu saksi sejarah perkembangan kota Pematangsiantar yang jejaknya masih terpelihara dengan baik. Hotel yang diapit area taman ini, memiliki 22 kamar, bar/resto berkapasitas 200 kursi, hingga berbagai sarana olahraga. Hotel di atas lahan seluas 3 hektar ini berdiri sejak 1 Februari 1916.

Sang pemilik hotel 3 orang berkebangsaan Swiss, yakni DR Ernist Surbeck (dokter hewan yang tinggal di Affeltrangen, Swiss), Hedwing Elise Surbeck, dan Lydia Rosa Otto Surbeck. Ketiganya memercayakan pengelolaan hotel kepada Eugen Ralph Otto, Direktur Perseroan, suami Lydia Rosa.

Sejak 1969 Siantar Hotel telah berpindah tangan ke pengusaha lokal, Julianus Hutabarat. Pengembangan hotel pun dilakukan dan pada 1980 dan jumlah kamar ditambah, dilengkapi kolam renang. Kemegahan masa silam Siantar Hotel tercermin pada desain art deco pada restonya yang berhadapan langsung dengan pintu masuk hotel.