Hal ini dibuktikan dari penelitian dengan 950 orang Bangladesh yang mengonsumsi air minum dengan kandungan arsenik yang lebih tinggi.
Sebagian besar dari 950 orang ini sudah mengalami gangguan fungsi paru-paru dibandingkan mereka yang tak terpapar.
Kerusakan karena terpapar arsenik ini setara dengan beberapa dekade menghisap rokok.
Namun, tenang saja, kita bisa mengonsumsi makanan yang mengandung jumlah arsenik rendah meski tak boleh terlalu sering.
Menurut dr.Rohs, paparan pasif sendiri tak mempengaruhi peningkatan signifikan pada risiko kanker paru-paru.
Meski begitu, tak ada salahnya untuk kita mencegah dibandingkan mengobati, bukan?