Nyesel Baru Tahu Sekarang! Ternyata Bikin Sambal Terasi Tak Boleh Dicampur 2 Bahan Ini, Jadi Favorit Orang Indonesia Tapi Efeknya Bahaya Banget

By Virny Apriliyanty, Jumat, 30 Juli 2021 | 10:10 WIB
Cara bikin sambal kacang instan ()

SajianSedap.com - Orang Indonesia memang pencinta sambal sejati.

Rasanya, hampir semua makanan jadi lebih enak kalau ditemani sambal.

Hal itu terbukti dengan maraknya penjual makanan serba pedas beberapa tahun belakangan.

Baca Juga: Tolong Segera Bawa ke Rumah Sakit, Jika Temukan 2 Ciri-ciri Ini pada Pasien Isoman, Bisa Jadi Pertanda Kondisi Memburuk, Waspada!

Namun, tahukah kamu kalau kandungan dalam sambal bisa jadi berbahaya kalau kita salah membuat campurannya?

Ya, sambal ternyata tak boleh campur 2 bahan ini.

Efeknya bisa mengerikan banget kalau masih juga ngeyel.

1. Minyak Bekas Goreng

Sambal memang tak bisa dipisahkan dari minyak. 

Untuk sambal terasi, biasanya kita menggoreng dulu bawang, cabai, tomat hingga terasinya dalam minyak panas. 

Baru kemudian diulek. 

Sambal bawang yang tenar belakangan juga dibuat mentah lalu hanya disiramkan minyak goreng panas di atasnya.

Hasilnya, sambal terasa segar karena aroma bawang dan cabai yang khas tapi juga nikmat di lidah. 

Nah, minyak ini juga memainkan peranan penting untuk membuat sambal lebih enak, lo. 

Jangan lagi gunakan minyak sisa ayam goreng untuk membuat sambal, efek sampingnya tidak main-main

Baca Juga: Sering Banget Digigit Nyamuk? Jangan Diabaikan, Bisa Jadi Tubuh Anda Sebenarnya Sedang Alami Kondisi Ini, Waspadalah!

Karena itu, banyak orang sengaja menggunakan minyak sisa goreng ayam untuk membuat sambal. 

Tujuannya, aroma dan rasa ayam goreng yang tertinggal dalam minyak memberikan cita rasa nikmat pada sambal. 

Sambal pun jadi makin nikmat. 

Tapi ternyata, hal tersebut bisa jadi langkah yang salah, lo.

Soalnya, minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam biasanya sudah berubah menjadi minyak trans. 

Pasalnya, untuk menggoreng ayam, biasanya kita menggunakan temperatur tinggii. 

Nah, di atas penggorengan, temperatur tinggi mempercepat perubahan minyak yang tadinya bersifat cis (tidak berbahaya), menjadi trans (berbahaya).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minyak trans akan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan.

Seperti meningkatkan kolesterol LDL (low density lipoprotein), menurunkan kolesterol HDL (high density lipoprotein), dan meningkatkan rasio total kolesterol.

Kolesterol LDL ini merupakan kolesterol jahat.

Minyak pun menjadi berisiko jika digunakan lagi.

Baca Juga: Sayang Gak Banyak yang Tahu! Orang dengan 5 Kondisi ini Ternyata Dilarang Keras Makan Pisang, Tanpa Sadar Bikin Mati Muda

2. Terasi Oplosan

Ya, ayam goreng paling sering ditemani dengan sambal terasi nikmat.

Rasanya, keduanya sudah jadi teman baik sejak lama.

Tapi, tahukah kamu kalau sambal terasi bisa jadi berbahaya kalau kita tak tahu asal muasalnya?

Soalnya, belakangan banyak ditemukan terasi oplosan yang berbahaya banget bagi tubuh.

Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.

Tahun 2017 lau, Kepala UPT Pasar Sungailiat, Ahmad Suherman menemukan peredaran terasi berbahaya di pasar-pasar tradisional.

Seperti terasi yang mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B yang mereka temukan dari hasil pemeriksaan sampel, Selasa (29/8/2017) di UPT Pasar Sungailiat.

Ternyata, terasi tersebut mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B.

Beginilah salah satu ciri terasi yang mengandung rhodamin atau pewarna pakaian yang sangat berbahaya jika dikonsumsi manusia

Pedagang menambahkan zat pewarna ini supaya tampilan terasi lebih menarik, merah merona dan terlihat segar.

Padahal seperti kita ketahui, Rhodamin B merupakan pewarna pakaian yang berbahaya sekali kalau sampai termakan dan tertelan. 

Baca Juga: Tolong Mulai Sekarang Jangan Lagi Makan 5 Sayuran Ini Dalam Keadaan Mentah, Efeknya Bisa Sampai Bikin Lumpuh

Nah, terasi dengan pewarna ini sebenarnya mudah kita kenali bedanya.

Di antaranya adalah tekstur terasi tersebut kasar, pewarna merahnya tidak merata, berwarna merah mencolok, dan keras.

"Kalau dari udang kan lembut tidak keras seperti ini. Ini ada sisik-sisik ikan di produk terasinya. Diragukanlah dia menggunakan bahan udang. Produknya juga menggunakan zat pewarna. Kalau aslinya mungkin berwarna hitam, pucat tapi karena ini pakai zat pewarna menjadi merah, warnanya biar menarik," ungkap Suherman kepada bangkapos.com.

Sedangkan produk terasi yang sudah lama tidak terjual tersebut berwarna coklat dimana zat pewarnanya sudah pudar dan terasinya mengeras.

"Keras untuk melempar kaca pecah ini," kata Suherman sambil memegang terasi berhodamin yang sudah lama.

Karena itu, proses pemilihan terasi juga penting Anda lakukan di pasaran, lo.

Terasi yang baik kualitasnya, pasti membuat masakan jadi semakin meningkat cita rasanya.Terasi yang berkualitas baik adalah terasi yang aromanya segar.

Baca Juga: Satu Indonesia Gak Tahu! Dikira Sehat, Orang dengan Kondisi Ini Dilarang Keras Minum Susu, Bisa Mengancam Nyawa

Kalau terasi udang, aroma udangnya juga harus terasa.

Dari sudut penampilan, warnanya terlihat alami, agak kusam dan tidak warna merah cerah.

 

Warna terasi yang terlalu cerah bisa merupakan tanda bahwa warnanya tidak alami.

Warna masakan pun terkadang menjadi tidak cerah atau kusam karena pemakaian terasi yang tidak baik.

Pertimbangan lain dalam memilih terasi, terasi harus kering, tidak basah.

Terasi yang basah akan mudah tercemar jamur dan aman untuk dimakan.

Baca Juga: Jangan Diabaikan! Ternyata Ini Bahaya Jika Makan saat Sedang Marah, Risikonya Bisa Fatal Banget!