Racun dalam Jengkol Bisa Mengancam Nyawa? Ini Pendapat Ahli Biar Tidak Salah Paham

By Laksmi Amaranggana, Kamis, 7 Oktober 2021 | 05:40 WIB
Jengkol ternyata memiliki kandungan racun tetapi masih aman untuk dikonsumsi (TribunBali)

SajianSedap.comJengkol adalah salah satu makanan Indonesia yang memiliki aroma khas.

Aroma yang kuat ini bisa menimbulkan bau mulut dan bau kencing yang lebih menyengat.

Karena aromanya yang menyengat ini, tak heran jika beberapa orang menghindarinya.

Meskipun demikian, masih banyak juga orang yang menyantap makanan satu ini.

Baca Juga: Saking Awetnya, Mulai Hari Simpan Jengkol dengan Cara ini, Bisa Tahan Sampai Berbulan-bulan, Nyesel Baru Tahu

Berbagai jenis olahan seperti semur jengkol tetap mendapat hati di masyarakat.

Tapi tahukah Anda, makanan yang satu ini dituding beracun!

Apakah benar jengkol termasuk makanan beracun?

Berikut penjelasan ahli tentang racun dalam jengkol.

Racun dalam Jengkol

Ilustrasi jengkol yang ternyata memiliki racun di dalamnya

Menurut Ahmad Sulaeman, PhD., Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University sekaligus Sekjen Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan, jengkol dan pete adalah makanan yang bisa dikonsumsi.

Terkait kandungan racun dalam jengkol dan petai, Sulaeman membenarkan.

Namun, kandungan racun jengkol dan pete tidak semata-mata membuat orang yang mengonsumsinya keracunan.

Baca Juga: Bisa Bikin Nambah Terus, Pedagang Warteg Bongkar Cara Membuat Jengkol Empuk ‘Selembut Tahu’, Kuncinya Ada Di Nomor 4

Sebagai contoh makanan "beracun" lain, Sulaeman menjelaskan tentang umbi gadung.

Umbi gadung merupakan makanan dengan kandungan racun yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan pengolahan yang tepat.

Sementara jengkol dan petai merupakan makanan yang memang aman dikonsumsi dengan berbagai olahan selama jumlahnya tidak terlalu berlebihan.

Zat antinutrien beracun ternyata terdapat dalam jengkol dan bisa berakibat fatal jika dikonsumsi berlebihan.

Batasan Konsumsi Jengkol

Meski disebut ada batasan konsumsi jengkol dan petai, Sulaeman menuturkan bahwa belum ada jumlah batasan konsumsi jengkol dan petai yang pasti.

Toksivitas dalam jengkol memang ada, tetapi keragaman kandungan racun dan zat antigizi dan pengaruhnya terhadap manusia belum pernah diteliti.

Walapun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu makanan yang dimakan berdampingan dengan jengkol.

Baca Juga: Nyesel Baru Tahu! Terungkap Cara Membuat Jengkol Empuk dan Pulen Ala Warteg, Rahasianya Ada di No. 3

Jadi bagi Anda penggemar jengkol, tak perlu khawatir lagi dengan kabar burung ini.

Anda tetap bisa mengonsumsi jengkol dengan jumlah yang secukupnya serta memperhatikan makanan pendampingnya.

Konsumsi berlebihan dapat membuat jengkol yang semula bermanfaat menjadi beracun.

Artikel berlanjut setelah video ini.

Bahaya Jengkol Lainnya

Selain beracun, jengkol jika dimakan berlebihan juga memberikan dampak lainnya.

Jengkoulen atau jengkolan merupakan salah satu efek negatif makan jengkol terlalu banyak yang ditandai dengan sulit buang air kecil hingga berdarah.

Efek jengkoulen disebabkan oleh kandungan asam oksalat atau asam jengkolat dalam jengkol.

Baca Juga: Nyesel Baru Tahu! Bau Jengkol Bikin Pusing, Pemilik Warteg Ini Bongkar Cara Rahasia Hilangkan Aromanya, Gampang Banget!

Asam jengkolat merupakan jenis asam yang mengandung sulfur sehingga tidak boleh dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Bukan hanya jengkoulen, Sulaeman menuturkan, asam jengkolat juga bisa menyebabkan penyakit batu oksalat atau batu ginjal.

Tak berhenti sampai di sana, kristal yang menumpuk di saluran ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal.

Jadi jangan konsumsi jengkol berlebihan ya.

Artikel ini pernah tayang di kompas.com dengan judul Benarkah Jengkol dan Pete Beracun? Simak Penjelasan Pakar Ini

Baca Juga: Iseng-iseng Makan Jengkol Mentah, Wanita ini Malah Berakhir Malang! Ternyata Ada Risiko di Balik Nikmatnya