Sajiansedap.com - Bagi anda pecinta daging wajib tahu hal berikut ini.
Dalam memasak daging tentu kita sangat ingin yang empuk dan tidak alot.
Namun ada kalanya terjadi kesalahan saat mengolahnya.
Kalau sudah keras, daging akan kurang enak jika di bumbui.
Daging yang keras akan membuat keluarga akan malas untuk memakannya.
Baca Juga: Resep Bacem Daging Wangi Enak Dan Sederhana, Menu Serba Daging yang Selalu Memuaskan
Kira-kira apakah kesalahan yang sering terjadi kala mengolah daging?
Berikut ini ulasan lengkapnya untuk anda.
Kesalahan Saat Mengolah Daging
1. Salah potong
Daging tidak boleh dipotong sembarangan.
Kalau sembarangan, sudah pasti daging jadi keras.
Nah, kalau untuk daging seperti semur, rendang, gulai, tumisan dan lainnya, daging harus dipotong melawan seratnya.
Kalau dipotong searah serat, daging dijamin pasti jadi keras.
Beda lagi kalau ingin membuat gepuk atau dendeng.
Untuk dua masakan ini, daging harus dipotong mengikuti seratnya.
Kalau dipotong melawan serat, dijamin gepuk dan dendeng akan jadi hancur.
2. Salah memilih jenis daging
Masakan yang berbeda butuh jenis daging yang berbeda juga, lo.
Intinya, jenis daging harus kita sesuaikan dengan lama memasak.
Untuk masakan yang harus lama dimasak seperti rendang, semur, atau juga sambal goreng , gunakan daging sengkel dan gandik.
Sengkel lebih enak karena punya urat-urat halus yang membuat tekstur lebih enak.
Tetapi jika suka tekstur yang lebih halus, gunakan gandik.
Baca Juga: Resep Daging Cah Taoge, Inspirasi Menu Akhir Pekan Sedap Untuk Disantap Di Malam Hari
Tapi, kalau hanya ingin dibuat tumisan, kita harus memilih daging yang mudah empuk.
Contohnya adalah daging has dalam atau daging sukiyaki.
Jadi, jangan sampai salah menggunakan sengkel dalam tumisan, ya. Dijamin keras.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
3. Salah menggunakan api
Api yang salah juga bisa jadi penyebab daging jadi keras, lo.
Kita harus tahu kapan api harus dalam keadaan besar, kapan harus kecil.
Nah, kala menumis atau merebus bumbu, gunakan api yang besar.
Saat daging masuk, biarkan api tetap dalam keadaan besar.
Api yang besar ini akan merusak serat daging dan membuatnya jadi lebih empuk dan meresap bumbu.
Setelah daging berubah warna, baru kita kecilkan api dan masak dalan waktu lama sampai empuk betul.
4. Memasak terlalu sebentar
Faktor terakhir yang membuat daging jadi keras adalah daging dimasak terlalu sebentar.
Untuk jenis daging sengkel dan gandik, butuh waktu lama untuk mengempukkannya.
Jadi, sudah pasti keras kalau keduanya dimasak terlalu sebentar.
Nah, coba di review, kesalahan apa yang kira-kira selama ini sering Anda lakukan?
Yuk, perbaiki supaya daging keras bisa dihindari.
Sayang, kan, kalau sudah beli daging mahal tapi rasanya malah kurang sedap?
Selamat mencoba!
Bahaya Memanaskan Daging dengan Microwave
Daging olahan biasanya mengandung banyak bahan kimia dan pengawet dan menjadi lebih buruk saat dimasak di dalam microwave.
Cara memasak, menyimpan, dan memanaskan kembali daging olahan dapat berkontribusi pada produksi produk oksidasi kolesterol
Lebih berbahaya lagi, kolesterol murni akan terkait langsung dengan penyakit jantung.
Satu studi menemukan bahwa daging yang dihangatkan dengan microwave menghasilkan produksi COP yang lebih tinggi pada sosis, bacon, dan daging, dibandingkan dengan metode memasak lainnya.
Jika Anda memiliki kolesterol yang tinggi atau penyakit jantung, sebaiknya mulai sekarang hindari konsumsi daging yang dipanaskan dengan microwave ya.
Meskipun cara ini dianggap praktis dan cepat, namun jika Anda terus menggunakannya maka bahaya berbagai penyakit akan mengintai Anda.
Bahan Makanan Lain yang Tidak Boleh Dipanaskan dengan Microwave
1. Telur Utuh
Jangan sekali-kali Anda mencoba memanaskan telur ke dalam microwave!
Saat dimasukkan ke dalam oven microwave, telur menghasilkan uap di dalam cangkang dan akan meledak.
Jadi jangan mencoba merebus telur di dalam oven microwave.
2. ASI dan Susu Formula
Banyak ibu baru membekukan dan menyimpan ASI mereka untuk digunakan nanti.
Cara tersebut bagus selama tidak dipanaskan kembali ke dalam oven microwave.
Dengan cara yang sama seperti gelombang mikro memanaskan piring makanan secara tidak merata.
Microwave juga dapat menghangatkan botol ASI secara tidak merata, menciptakan “titik panas” yang dapat membakar mulut dan tenggorokan bayi secara parah.
Ada juga bahaya karsinogen yang datang dari plastik yang dipanaskan kembali.
Jika ingin praktis, Anda bisa memanaskan secangkir air di microwave dan kemudian memasukkan kantong atau botol ASI ke dalamnya untuk mencair.
3. Nasi
Menurut Food Standards Agency, nasi yang dihangatkan di microwave terkadang bisa menyebabkan keracunan makanan.
Nasi melibatkan keberadaan umum bakteri yang sangat resisten yang disebut Bacillus cereus.
International Journal of Food Microbiology menyebutkan, panas dari microwave membunuh bakteri ini, tetapi justru menghasilkan spora yang beracun.
Sejumlah penelitian mengonfirmasi bahwa begitu nasi keluar dari microwave dan ditinggalkan pada suhu kamar.
Spora yang dikandungnya dapat berkembang biak dan menyebabkan keracunan makanan jika seseorang memakannya.