SajianSedap.com – Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan semakin meningkat beberapa tahun terakhir.
Bahkan, dalam riset yang diselenggarakan oleh Boston Consulting Group di delapan negara pada 2020 menunjukkan, 70 persen dari 3.000 responden semakin menyadari pentingnya kelestarian lingkungan semenjak pandemi melanda.
Sebagai aksi nyata, sebagian orang mulai menerapkan gaya hidup berkelanjutan atau sustainable living. Mengurangi food waste atau sampah dari makanan menjadi bagian dari gaya hidup tersebut. Pasalnya, food waste juga menyumbang jejak karbon.
Menurut laman www.worldwildlife.org, saat ini diperkirakan sepertiga dari seluruh makanan yang diproduksi di dunia terbuang sia-sia. Adapun makanan tersebut terbuang karena rusak saat proses distribusi hingga tidak habis termakan.
Baca Juga: Resep Kering Kentang Daun Kunyit, Menu Sederhana yang Bikin Hidangan Jadi Lebih Komplet
Membuang makanan sama dengan membuat energi dan air yang digunakan untuk menumbuhkan dan panen bahan makanan, pengemasan, serta distribusi terbuang sia-sia. Selain itu, sampah sisa makanan yang membusuk di permukaan tanah dapat memproduksi gas metana yang merupakan salah satu gas rumah kaca (GRK).
Laman tersebut juga menjelaskan, perilaku membeli, memasak, dan mengonsumsi yang mawas dengan mengurangi food waste bisa mengurangi 6-8 persen sumbangan GRK. Jumlah yang dikurangi terbilang kecil, tetapi cukup berarti.
Untuk turut berkontribusi mengurangi food waste, langkah kecil dapat dimulai dari dapur setiap rumah tangga. Perilaku sustainable cooking dan eating bisa diterapkan sebagai awalan.
Menurut laman Social Innovation & Inclusion of Sustainable Development Goals, sustainable cooking merupakan cara menyiapkan makanan yang berorientasi kepada kesehatan diri dan lingkungan. Proses memasak lebih menekankan pada pengolahan yang menghasilkan sisa bahan makanan lebih sedikit atau tidak sama sekali.
Proses memasak juga lebih terencana sehingga jumlah bahan makanan dan porsi yang dimasak tidak berlebih sehingga berisiko terbuang sia-sia. Pengolahan makanan pun memerhatikan ke mana sisa bahan makanan yang tidak terpakai dibuang.
Kemudian, pemilihan bahan makanan juga memperhatikan apakah sumber dan proses produksi, pengemasan, hingga distribusi ramah lingkungan. Saat makan, setiap rumah tangga memastikan makanan habis dan sisa yang tidak bisa termakan, seperti tulang atau kulit buah, terkelola dengan baik.
Nah, bagi Sase Lovers yang ingin memulai sustainable living mulai dari proses masak dan konsumsi makanan, caranya tidak rumit. Ini beberapa hal yang dapat Anda mulai lakukan.
1. Memikirkan ke mana sisa bahan makanan saat masak
Memikirkan bagaimana nasib sisa makanan saat memasak menjadi salah satu bentuk penerapan sustainable cooking.
Dilansir dari laman Food Waste, memasak di rumah membuat seseorang bisa memutuskan apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah makanan, mulai dari tahap berbelanja hingga selesai memasak.
Sebagai contoh, ketika memasak menggunakan sayur berdaun seperti pakcoy, daun bawang, bayam, atau kangkung. Bagian akar dan daun-daun yang menguning biasanya tidak terpakai.Begitu juga ketika Sase Lovers memasak menggunakan produk hewani, seperti telur atau daging. Tulang dan kulit telur pasti akan terbuang.
Ketimbang terbuang ke tempat sampah, sisa bahan makanan bisa diolah kembali. Bagian akar dapat ditanam kembali di kebun sehingga dapat menjadi bahan makanan lagi. Jika tidak memilih opsi itu, Sase Lovers dapat menjadikannya kompos.
Dikutip dari laman Gardening Know How, membuat kompos sendiri tergolong cukup mudah. Untuk sisa sayuran, Sase Lovers cukup memotong sampah sayuran seukuran satu ruas jari.
Sementara untuk kulit telur, Sase Lovers dapat mencacahnya hingga berukuran sangat kecil. Kumpulkan sisa bahan makanan tersebut ke dalam wadah atau baskom yang telah dilubangi bagian bawahnya.
Baca Juga: Resep Ikan Bakar Bumbu Empal, Olahan Ikan Bakar yang Mampu Menggemparkan Lidah!
Kemudian,tambahkan sedikit tanah sebagai media penguraian. Jika ingin kompos cepat membusuk, Sase Lovers juga bisa membeli bahan kimia khusus. Aduk sampah dan tanah setiap hari agar seluruh sampah membusuk secara merata dan jauhkan dari sinar matahari langsung.
Setelah 6 minggu, kompos siap untuk digunakan. Untuk memastikan apakah kompos sudah bisa dipanen, pastikan kompos sudah tidak berbau busuk, berwarna kecoklatan, dan memiliki suhu hangat ketika dipegang.
2. Cermat sebelum membeli bahan makanan
Mengurangi food waste juga bisa dilakukan dengan cermat saat berbelanja bahan makanan. Pertama, Sase Lovers bisa merencanakan menu apa yang ingin dimasak dan berapa jumlah anggota keluarga. Dengan begitu, Sase Lovers akan terhindar dari belanja bahan makanan berlebih.
Selain itu, ada beberapa trik yang bisa Sase Lovers terapkan. Pertama, cek tanggal kedaluarsa atau usia bahan makanan segar yang akan dibeli. Pastikan Sase Lovers hanya membeli bahan makanan yang awet dalam jumlah besar sebagai stok.
Misalnya, pasta, beras, tepung, dan biji-bijian. Bahan makanan segar, seperti daging, sayur, buah, dan telur, sebaiknya dibeli sesuai kebutuhan memasak.
Kedua, hindari beli buah dan sayur dalam kemasan pack. Lebih baik, Sase Lovers beli sayur dan buah secara eceran yang dapat ditimbang per kilo supaya jumlahnya sesuai kebutuhan. Kalau menemukan promo buy one get one bahan makanan segar, Sase Lovers perlu pertimbangan matang, apakah benar-benar perlu membeli sejumlah isi kemasannya.
Ketiga, pelajari cara menyimpan setiap jenis bahan makanan supaya awet hingga saatnya dimasak dan tidak terbuang sia-sia.
3. Menanam dan memasak sendiri bahan makanan
Menanam tanaman pangan, seperti sayur, buah, dan rempah, di rumah merupakan salah satu langkah untuk hidup berkelanjutan. Mengonsumsi makanan yang tumbuh di kebun sendiri dapat membantu mengurangi pemakaian energi dan emisi gas buang.
Bahan makanan yang kita konsumsi perlu melalui rantai distribusi yang panjang. Makanan perlu melakukan “perjalanan” beribu-ribu mil untuk sampai ke konsumen.
Terlebih, bahan makanan impor. Untuk distribusi, transportasi dan penyimpanan bahan makanan seperti cold storage dibutuhkan. Artinya, ada energi dan emisi yang terbuang.
Selain itu, saat dijual di toko atau pasar, bahan makanan dibungkus plastik dan styrofoam untuk menjaga kualitasnya. Dengan menanam sendiri bahan makanan Sase Lovers juga bisa mengurangi penggunaan kemasan yang sulit terurai di alam tersebut.
Sase Lovers yang tidak memiliki halaman atau tempat kosong untuk menyimpan pot tanaman, bisa mengubah kebiasaan belanja dengan membeli bahan makanan produksi petani lokal.
Sase Lovers juga bisa memilih tempat belanja yang mendukung kelestarian lingkungan dengan menyediakan kantong pakai ulang dan membungkus bahan makanan dengan kertas daur ulang atau daun pisang.
Selain itu, jadikan memasak sebagai kebiasaan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Dengan memasak sendiri, Sase Lovers bisa memperkirakan porsi yang dibutuhkan setiap anggota keluarga dan mengurangi sampah kemasan makanan. Namun, pastikan konsumsi makanan tanpa sisa.
4. Investasi pada peralatan dapur
Untuk mendukung sustainable cooking dan eating, investasi pada peralatan dapur juga bisa dilakukan. Pilih peralatan dapur yang selain hemat energi, juga dapat menjaga kesegaran dan kualitas makanan .
Bagi Sase Lovers yang masih bingung dengan produk peralatan dapur yang sustainable, Sase Lovers bisa menggunakan rangkaian produk rumah tangga bebas emisi dari produsen asal Swedia, Electrolux. Produk dapur yang bisa Sase Lovers pertimbangkan di antaranya adalah produk kulkas, oven, dan kompor.
Untuk bahan makanan segar seperti daging dan ikan segar, kulkas Electrolux memiliki laci kompartemen TasteSeal yang mampu mempertahankan suhu stabil di minus -2 celcius tanpa pembekuan. Dengan teknologi ini, teksur daging dan ikan akan tetap cerah dan enak meski sudah disimpan di kulkas selama 7 hari.
Sementara untuk buah dan sayur, kualitas keduanya bisa tetap terjaga berkat fitur TasteLock Auto yang dapat menjaga kelembaban udara di dalam ruangan kulkas. Sebagai informasi, fitur TasteLock Auto mampu menjaga kelembaban udara hingga 7 hari. Salah satunya dimiliki oleh Kulkas Ultimate Taste 300 Electrolux.
Sebagai brand yang mendukung dunia bebas emisi pada 2030, Electrolux mengeluarkan berbagai inovasi pada produk kompor dan oven. Pada kompor gas, Electrolux membenamkan tungku 4,8 kW pada yang mampu menghasilkan panas tinggi dan api yang stabil.
Kompor tersebut juga bisa disetel untuk mengeluarkan api maksimum hingga 225 derajat celcius. Dengan api yang tinggi tersebut, efisiensi memasak pun meningkat hingga 57 persen. Fitur ini juga tersedia untuk model kompor gas tanam 2 tungku dan 3 tungku.
Pada kompor induksi, waktu memasak menjadi lebih singkat karena adanya opsi pengaturan panas yang bisa dipilih. Sistem pemanasan cepat pada kompor induksi juga dilengkapi dengan permukaan kaca yang hanya bisa menghantarkan panas pada permukaan benda.
Artinya, kompor tidak akan melukai tangan ketika tidak sengaja tersentuh. Untuk produk kompor induksi, Electrolux memiliki dua varian, yaitu kompor tanam induksi 60 cm dan kompor induksi portabel.
Sama seperti kompor, Electrolux juga memiliki pilihan oven tanam listrik dan tanam gas. Keduanya menghasilkan sirkulasi panas yang merata dengan bantuan kipas, sehingga makanan cepat matang. Adanya fitur kontrol temperatur membuat nutrisi makanan tetap terjaga karena risiko makanan overcooked akan terminimalisasi.
Namun, jika Sase Lovers ingin solusi yang lebih praktis, Electrolux menyediakan kompor freestanding yang dilengkapi dengan oven gas. Selain hadir dengan 4 tungku pemanasan, fitur oven pada kompor ini pun dilengkapi dengan 4 fungsi untuk membuat panggangan roti, daging, atau bakaran dengan sempurna. Jika ingin memasak lebih banyak, Sase Lovers juga bisa menggunakan kompor freestanding dengan dua oven.
Agar penggunaan seluruh rangkaian produk Electrolux berjalan maksimal, Sase Lovers juga bisa menggunakan wadah kedap udara untuk penyimpanan kulkas, atau membeli ketel dan teflon yang cepat menghantarkan panas untuk memasak.
Dengan begitu, penerapan sustainability cooking bisa berjalan maksimal. Dengan perlengkapan dapur yang dapat menjaga kualitas makanan, nutrisi baik dari alam dapat dikonsumsi oleh anggota keluarga. Risiko bahan makanan terbuang sia-sia pun dapat diminimalisasi.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang beragam produk Electrolux, Sase Lovers dapat mengunjungi katalog peralatan alat dapur melalui web Electrolux di sini.