Sajiansedap.com - Anda tentu sudah sangat merasa jengkel dengan situasi pandemi.
Sudah 2 tahun lamanya, pandemi melanda dunia dan belum tahu kapan akan berakhir.
Banyak yang harus kehilangan pekerjaan bahkan nyawa melayang akibat virus mematikan ini.
Bahkan awal 2022 sedang berkembang pesat varian baru omicron di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Indonesia juga akhirnya sigap mengadakan vaksin booster bagi masyarakatnya agar bisa lebih memperkuat tubuh mereka dari hantaman virus omicron.
Bahkan beredar kabar virus omicron lebih cepat menyebar dan menyerang manusia.
Dibalik duka yang melanda, ada 5 kabar baik dari varian virus corona varian omicron ini.
Dijamin anda bisa sedikit bernafas lega.
Berikut ini ulasan lengkapnya untuk anda.
5 Kabar Baik Virus Omicron
1. Risiko lebih rendah Omicron untuk rawat inap dan kematian Lihat Foto Ilustrasi pasien Covid-19.
Semakin banyak bukti menunjukkan orang yang terinfeksi varian ini lebih rendah berisiko untuk mendapat rawat inap di rumah sakit.
Analisa pertama berasal dari Afrika Selatan, yang menunjukkan mereka yang terinfeksi Omicron lebih rendah jumlahnya untuk mendapat perawatan di rumah sakit, dibandingkan pasien dengan varian lainnya, pada periode yang sama.
Juga, setelah dirawat di rumah sakit, orang yang terinfeksi Omicron memiliki risiko gejala serius yang lebih ringan dibandingkan mereka yang terinfeksi Delta.
Kasus ini sepertinya disebabkan oleh semakin tingginya tingkat imunitas populasi.
Di negara lainnya, penelitian yang memisahkan antara mereka yang terinfeksi dengan Omicron dan jumlah pasien yang masuk ke ICU kemudian meninggal karena Covid-19 juga bisa menjadi gambaran.
Meskipun masih sulit untuk menentukan apakah varian baru ini tidak terlalu menular atau apakah ini merupakan efek dari kekebalan populasi (efek infeksi sebelumnya dan vaksinasi), atau keduanya.
Di Afrika Selatan, dilaporkan 65 persen lebih sedikit yang menjalani rawat inap; di Skotlandia 60 persen dan Inggris 40 persen.
Laporan terbaru dari Imperial College London menyimpulkan bahwa orang yang terinfeksi Omicron sepertinya lebih sedikit untuk mendapatkan penanganan rumah sakit dibandingkan varian Delta.
Badan Keselamatan Kesehatan Inggris, dalam laporan penilaian resiko varian tersebut, menyatakan Omicron masuk kategori "risiko relatif sedang" kemungkinan rawat inap untuk Omicron dibandingkan dengan Delta (meskipun ini diakui bahwa masih belum ada data terkait tingkat keparahan waktu di rumah sakit atau kasus kematian).
2. Kasus menurun di beberapa negara
Di Norwegia, Belanda, Belgia, Jerman, Afrika Selatan atau Austria, jumlah kasusnya mulai menurun.
Kemungkinan yang terjadi, bahwa di sejumlah negara tersebut terdapat efek percampuran antara Delta dan Omicron.
Beberapa negara juga melakukan pembatasan selama beberapa minggu.
Tapi jika kita menengok ke Afrika Selatan, di mana dampak Omicron lebih terlihat, peningkatan kasusnya eksplosif dan eksponensial, tapi juga kasusnya menurun dengan sangat cepat.
Sejumlah data menunjukkan, dalam waktu empat atau lima minggu Afrika Selatan mengalami peningkatan kasus, dan menurun dengan waktu yang sama.
Mungkin ini berita terbaiknya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Baca Juga: Resep Oseng-Oseng Sayur Bumbu Bawang, Menu Rumahan yang Sudah Terbukiti Kenikmatannya
Meskipun kemungkinan seseorang untuk menjalani rawat inap lebih sedikit, lonjakan kasus tetap sangat berbahaya bagi sistem kesehatan dan bisa menyebabkan kolaps.
Oleh karena itu, penurunan jumlah kasus adalah kabar baik.
3. Vaksin melindungi dari Omicron
Orang dengan dua dosis vaksin lebih kecil kemungkinan untuk diharuskan rawat inap, bakan ketika vaksin mereka mulai kehilangan perlindungan terhadap infeksi.
Ini mungkin karena kebanyakan vaksin memberikan respon seluler yang tidak berpengaruh terhadap varian ini.
Ada data yang menunjukkan bahwa dosis ketiga dari vaksin messenger RNA (mRNA) memiliki kemampuan menetralkan kekuatan dari Omicron.
Vaksin ini menggunakan kode genetik virus corona yang diinjeksikan ke tubuh, dan memicu badan memproduksi protein virus, yang diharapkan cukup untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Ditambah lagi, vaksin universal baru melawan SARS-CoV-2 dan semua variannya, termasuk Omicron, saat ini sedang dikembangkan.
4. Ada obat efektif melawan Omicron
Majalah Science dalam halaman depannya menampilkan obat Paxlovid, obat oral antiviral yang mampu menghambat struktur protease virus, dengan sebuah kemampuan untuk mengurangi risiko keparahan Covid-19 lebih dari 90 persen.
Obat ini sudah mendapat izin edar dari FDA.
Paxlovid adalah penghambat satu dari protease SARS-CoV-2, yang disebut dengan 3CL.
Pengobatan ini dikombinasikan dengan penghambat protease, rtonavir, yang digunakan dalam pengobatan HIV. Karena varian Omicron tak memiliki mutasi pada protein-protein yang ditargetkan Paxlovid, kemungkinan besar obat ini sama efektifnya untuk varian baru tersebut.
Setidaknya dalam laporan yang dilansir perusahaan Pfizer, uji in vitro (uji kandidat obat yang dilakukan pada cawan berisi virus/bakteri) telah membuktikannya.
Tapi masih ada lagi. Antibodi monoclonal, Sotrovimab dari GSK juga digadang-gadang efektif melawan Omicron.
Ini adalah antibodi yang mengikat ke bagian tertentu (epitop) pada SARS-CoV-2 yang sama dengan SARS-CoV-1 (virus yang menyebabkan SARS).
Remdesivir, penghambat RNA polimerase virus, adalah antivirus lain yang diberikan kepada pasien yang tidak menjalani rawat inap di rumah sakit dengan gejala Covid-19.
Obat ini menunjukkan 87 persen risiko lebih kecil untuk rawat inap atau kematian dibandingkan dengan plasebo.
Gilead, produsen dari Remdesivir, telah melakukan analisis informasi genetik Omicron, dan belum menemukan mutasi mempengaruhi target obat ini, jadi ini besar kemungkinan bahwa antivirus ini masih aktif melawan varian tersebut.
Hingga saat ini, aktivitas antivirus Remdesivir telah dikonfirmasi melalui uji in vitro melawan semua varian SARS-CoV-2, termasuk alpha, beta, gamma, delta dan epsilon.
5. Omicron lemah dalam menginfeksi sel pernapasan
Setidaknya ini terlihat dalam permodelan sel dan percobaan pada binatang.
Memang benar bahwa belum ada data pada manusia, tapi beberapa penelitian pendahulu menunjukkan bahwa varian Omicron berkembang biak lebih buruk di sel paru-paru, yang bisa menjadi indikasi perkembangannya yang lebih rendah.
(Meskipun ada kebutuhan lain untuk memeriksa apa yang terjadi pada organ tubuh lainnya).
Namun, situasi tentang Omicron masih sangat rumit, terutama karena peningkatan kasus yang pesat dan berpotensi menyebabkan sistem kesehatan kolaps.
Jika sebelumnya 1 banding 100 kasus berakhir di rumah sakit, sekarang - berkat vaksin - skalanya menjadi 1 banding 1.000 kasus.
Tapi jika jumlah kasus meningkat secara eksponensial, tetap akan berdampak terhadap angka rawat inap dan sistem kesehatan bisa ambruk, seperti yang telah kita lihat sebelumnya.
Jadi, kita harus sangat hati-hati.
Bagaimanapun, berita ini, meskipun masih pendahuluan, adalah kabar baik, dan izinkan kami untuk memunculkan rasa optimistis. Jika 2020 merupakan tahun virus, 2021 merupakan tahun vaksin dan harapan; maka 2022 adalah awal mulai berakhirnya masa pandemi.
Cara Melindungi Diri Dari Virus Corona Varian Omicron
Melansir dari Tribunnews, hasil penelitian terbaru menunjukkan varian omicron lebih mungkin menginfeksi bagian saluran pernapasan atas.
Artinya, omicron lebih menyerang tenggorokan dibandingkan paru-paru.
Hal inilah yang membuat varian omicron lebih mudah menular meski tidak mematikan seperti varian Covid-19 yang lain.
Varian omicron disebut mudah menginfeksi karena dapat menyemburkan jutaan virus dari ronggal hidung dan tenggorokan sejauh 2 meter.
Mantan Menteri Kesehatan RI, Achmad Sujudi menjelaskan kalau semua orang harus memahami mekanisme penularan Covid-19 varian omicron.
"Dari virus menyebar di udara dan jatuh dipermukaan benda, kontak dengan kita dan masuk ke badan kita lewat “Port d'entre” yang tidak lain adalah hidung, mulut dan mata, terutama hidung yang merupakan saluran utama pernapasan kita,” kata Achmad Sujudi.
Ia menjelaskan kalau menghindari penularan omicron ini harus dilakukan dengan cara tepat.
Selain 3M (mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker) masih ada sejumlah hal yang harus dilakukan.
Yakni dengan mencuci hidung guna menjadi pelindung saluran pernapasan.
"Selain 3M yang kita kenal, nose sanitizer atau pencuci rongga hidung dibutuhkan untuk menjadi pelindung saluran pernapasan sehingga menjadi 4M."
Baca Juga: Resep Ayam Kecap Masak Pedas Ini Rasanya Sulit Banget Untuk Dilupakan!
"Nose sanitizer ini terbukti membunuh virus covid dan sudah diteliti dan terbukti di luar negeri," ungkap Achmad Sujuri.
“Langkah 4M sangat penting, selain mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir selama minimal 20 detik dengan benar," tambahnya.
Selain rajin membersihkan hidung dengan air mengalir atau NaCl, kalian juga diharuskan menjaga jarak.
Menjaga jarak agar terhindar dari varian omicron ini minimal harus 2 meter, sesuai dengan jangkauan penularan.
Manfaat lain mencuci hidung dengan NaCl di antaranya adalah membersihkan debu dan kotora menumpuk di hidung.
Mencegah infeksi pada rongga hidung, saluran pernapasan dan paru-paru.
Mengurangi gangguan pernapasan serta membuat hidung lebih bersih dan segar.
Yuk mari kita terapkan.
Artikel telah ditayangkan kompas.com dengan judul, 5 Kabar Baik tentang Varian Omicron