SajianSedap.com - Penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak memang sudah sejak lama digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Meski sudah ada kompor gas, namun penggunaan kayu bakar untuk memasak kerap dipilih untuk memberikan aroma yang khas pada makanan.
Tidak heran jika masih banyak warung makan atau restoran terkenal masih menggunakan kayu bakar untuk mempertahankan rasa otentik masakan.
Bahkan jika Anda pernah berwisata ke Jogja, ada salah satu penjual gudeg yang menjual masakannya secara langsung di dapur kayunya.
Hal ini pun menjadi ciri khas tempat makan gudeg tersebut.
Meski kerap dipilih untuk menjadi bahan bakar masakan, rupanya ada bahaya yang menyimpan jika memasak menggunakan kayu bakar ini.
Bukan terhadap makanannya, melainkan pada orang yang memasaknya.
Bahkan bisa memicu gangguan kesehatan yang berbahaya.
Lalu apa bahaya memasak menggunakan kayu bakar ini?
Risiko Memasak dengan Kayu Bakar
Hampir sebagian besar masyarakat di seluruh dunia, jatuh pada pilihan memasak makanan mereka dengan menggunakan kayu, batu bara, ataupun bahan bakar padat lainnya.
Bahan bakar padat, sebenarnya dapat memancarkan polutan yang sangat tinggi, terutama partikel berukuran sangat kecil yang bisa menembus mata.
Hal ini tentunya dapat mengakibatkan beberapa kemungkinan cedera mata, terutama disebabkan oleh nyala api yang berkedip.Beberapa penelitian, telah mengaitkan hal ini dengan risiko katarak pada wanita.
Meskipun ada banyak penyakit mata, seperti konjungtivitis, glaukoma, dan keratitis, namun masih belum jelas apakah penyakit tersebut juga disebabkan oleh efek dari bahan bakar padat dalam memasak makanan.Sebuah studi yang dilakukan oleh Nuffield Department of Population Health (NDPH) Universitas Oxford, Chinese Academy of Medical Science, dan Peking University, Beijing, telah melakukan analisa dari sebanyak setengah juta orang dewasa China di China Kadoorie Biobank.Dalam studi tersebut, para ilmuwan berhasil menemukan bahwa ada hubungan yang jelas antara cara memasak mereka yang menggunakan kayu atau batu bara dengan adanya peningkatan risiko penyakit mata substansial, yang bahkan bisa menyebabkan kebutaan. Data ini diperoleh juga dari catatan asuransi kesehatan mereka.Konjungtiva merupakan lapisan tipis yang berada di mata yang berguna melindungi sklera (area putih dari mata).
Sel pada konjungtiva akan memproduksi cairan yang akan melubrikasi kornea sehingga tidak kering.
Konjungtiva merupakan lapisan tipis yang berada di mata yang berguna melindungi sklera (area putih dari mata).
Sel pada konjungtiva akan memproduksi cairan yang akan melubrikasi kornea sehingga tidak kering.Telah tercatat selama kurun waktu sepuluh tahun, sebanyak 4.877 peserta mengalami gangguan konjungtiva, 1.583 kasus gangguan pada sclera, kornea, iris, dan badan siliaris.
Juga sebanyak 13.408 mengidap katarak, dan 1.534 terkena glaukoma.Dilansir dari Tech Explorist, Profesor Zhengming Chen, Profesor Epidemiologi dan Direktur Program China di Departemen Kesehatan Penduduk Nuffield, Universitas Oxford, juga penulis senior untuk penelitian tersebut, mengatakan, “Di antara orang dewasa China, penggunaan bahan bakar padat jangka panjang untuk memasak dikaitkan dengan risiko lebih tinggi tidak hanya gangguan konjungtiva tetapi juga katarak dan penyakit mata yang lebih parah lainnya.”Ia menambahkan dalam pernyataannya, ”Beralih ke bahan bakar bersih tampaknya dapat mengurangi risiko, menggarisbawahi pentingnya kesehatan global untuk mempromosikan akses universal ke bahan bakar bersih.”Untuk hasil penelitian lengkapnya, bisa Anda pelajari melalui laporan yang mereka terbitkan dalam jurnal PLOS Medicine pada 29 Juli 2021 yang berjudul Long-term solid fuel use and risks of major eye diseases in China: A population-based cohort study of 486,532 adults.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
“Studi kami menambahkan bukti lain untuk mendukung upaya pemerintah dalam memfasilitasi transisi bahan bakar, dan masyarakat umum harus diberitahu tentang potensi risiko penyakit mata, beberapa di antaranya sangat melumpuhkan, terkait dengan penggunaan bahan bakar padat.” kata Profesor Liming Li dari Universitas Peking yang merupakan penulis senior dalam penelitian ini.“Visi Penghemat adalah dunia di mana tidak ada yang buta dari penyebab yang dapat dihindari dan penelitian ini menyoroti bahwa masalah mata hasil dari beberapa faktor"
"Bukan hanya penyebab tradisional yang biasa kita pikirkan," ujar Imran Khan, Direktur Program Strategi dan Pengembangan di Organisasi Pembangunan Internasional Sightsavers, turut mengomentari studi tersebut.Renu Kushwaha memasak di rumah keluarganya di sebuah desa dekat kota Lucknow di India utara.
Dia bilang dia menderita pusing dan sakit kepala terus-menerus.
Apakah ini risiko kesehatan lainnya selain mata?Peter Ka Hung Chan, peneliti di Nuffield Department of Population Health, University of Oxford, dan penulis utama studi tersebut, mencoba menjelaskan temuan ini, “Peningkatan risiko mungkin disebabkan oleh paparan partikel halus tingkat tinggi (PM2.5) dan karbon monoksida, yang dapat merusak permukaan mata dan menyebabkan peradangan.”Imran Khan menambahkan dalam komentarnya, “Faktor lingkungan dan tradisi masyarakat, seperti memasak dengan bahan bakar padat, dapat berdampak besar pada kesehatan mata dan menunjukkan perlunya bekerja di semua tingkat sistem kesehatan untuk meningkatkan hasil."
"Dari pemerintah hingga masyarakat, penting untuk meningkatkan kesadaran akan kondisi mata, mengurangi penyebab yang dapat dihindari ini, dan menyediakan layanan kesehatan yang dapat diakses.”
Setelah memperhitungkan faktor-faktor ini, dapat disimpulkan bahwa orang yang menggunakan bahan bakar padat 32% lebih mungkin menderita penyakit konjungtiva dan memiliki risiko 17% lebih besar terkena katarak dibandingkan mereka yang menggunakan listrik ataupun gas.
Jadi tidak ada salahnya menghindari penggunaan kayu bakar untuk memasak ini.
Tentu saja penggunaan bahan bakar seperti gas bisa jadi solusinya.
Namun, jika Anda ingin memasak dengan kayu, tetap jaga jarak pandang dan hindari kepulan asam jika terjadi.
Artikel ini telah tayang di National Geographic dengan judul Memasak Bertungku Kayu Bakar Meningkatkan Risiko Penyakit Mata