Sejak lama TNI-AU memiliki skadron VIP yang siap melayani perjalanan presiden, wakil presiden, dan menteri-menteri negara.
Satuan ini adalah Skadron Udara 17, berkedudukan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan mengoperasikan pesawat yang sudah cukup berumur seperti Boeing 737-200, Boeing 737-400, Fokker F28-1000, dan Lockheed C-130 Hercules.
Meski bukan pesawat kepresidenan yang pertama, Indonesia One ini memiliki interior yang sangat cocok untuk perjalanan VVIP.
Pada era sebelumnya, sejak Presiden BJ Habibie, Presiden KH Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati, hingga Presiden SBY (kecuali beberapa bulan terakhir), tak satu pun bisa menikmati fasilitas sekelas Indonesia One Boeing BJ-2 ini.
Sebelum Indonesia One datang, Presiden SBY biasa menggunakan pesawat Boeing 737-800 Garuda Indonesia, untuk perjalanan domestik atau penerbangan regional jarak pendek.
Untuk perjalanan lintas benua, Presiden SBY sering menggunakan Airbus A 330-300.
Ada pun, saat kunjungan kerja ke daerah yang hanya memiliki fasilitas sederhana, Presiden SBY memilih pesawat BAE 146-200 British Aerospace milik Pelita Air Service, anak perusahaan Pertamina.
Pesawat buatan 1993 itu merupakan warisan dari era Presiden Soeharto.
Dengan empat engine jet pada kedua sayapnya, pesawat itu mampu take-off di landasan pacu berukuran pendek sekitar 1.500 meter.
Ia termasuk pesawat berukuran kecil.
Pada versi komersialnya, BAE 146-200 itu bisa mengangkut 90-100 penumpang.