Ditetapkan Jadi Warisan Tak Benda, Ini Sejarah Sayur Lodeh yang Identik Sebagai Masakan 'Wong Ndeso'

By Amelia Pertamasari, Selasa, 25 Juli 2023 | 17:10 WIB
Sejarah sayur lodeh yang ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda Indonesia. (Freepik)

Baca Juga: Pantas Disebut Kerupuk Melarat, Buah Tangan Khas Cirebon ini Tak Digoreng dengan Minyak, tapi Pakai..

Lahan pertanian subur di sekeliling Yogyakarta memang memasok sayuran yang memungkinkan penduduknya bertahan menghadapi wabah dan erupsi gunung berapi, tapi kota ini juga dikelilingi pelabuhan-pelabuhan maritim utama.

Mengkarantina penduduk berarti juga menerapkan isolasi pada para pendatang baru. Bisa jadi, para pelaut Jawa yang kemudian membuat lodeh populer hingga ke luar Yogyakarta.

Makanan sejenis sup, kuah, dan kari — layaknya sayur lodeh — sangat praktis dimasak saat terjebak di kapal. Maka, hidangan ini pun terus berkembang.

Di kota-kota hiper-urban di Asia Tenggara saat ini, sayur lodeh diperkenalkan kembali sebagai makanan kesehatan.

Lodeh juga menjadi hidangan warisan yang menarik bagi kelas menengah yang berkembang pesat. Untuk generasi Instagram, sayur lodeh yang kaya warna cocok untuk menarik perhatian di linimasa.

"Saat pertama kali membuka toko saya, orang-orang biasanya datang untuk keperluan sosial media: 'Lihat, saya bersentuhan dengan budaya saya', semacam itu," kata Nova Dewi Setianbudi, pemilik kedai Suwe Ora Jamu di M Bloc, distrik kuliner kekinian di Jakarta.

"Namun sekarang orang Indonesia mulai menyadari manfaat kesehatan dari makanan tradisional kita; kita tidak selalu menyadari manfaat obat dari bahan-bahan seperti daun salam, serai, dan lengkuas."

Di luar Yogyakarta, sayur lodeh mungkin telah kehilangan makna aslinya, namun hidangan ini masih dikenali sebagai makanan yang bersahaja.

"Lodeh adalah makanan yang sederhana," kata Nova, "Tapi ada filosofi hebat, kebijaksanaan, di baliknya. Kuncinya terletak pada bahan-bahan yang segar."

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sejarah Sayur Lodeh, Hidangan Penghalau Wabah di Pulau Jawa

Baca Juga: Pantas Disebut Kerupuk Melarat, Buah Tangan Khas Cirebon ini Tak Digoreng dengan Minyak, tapi Pakai..