Pempek mulai dijual sejak zaman kolonial.
Cerita yang berkembang di masyarakat, Apek menjajakan makanan tradisional ini.
Kemudian, masyarakat akan memanggilnya dengan 'Pek, empek, mampir sini!', seperti dikutip dari Kompas.com (06/10/2020).
Dalam bahasa Hokkian,paman disebut "empeg" atau "apeq".
Sekitar tahun 1916, pempek mulai dijajakan di kawasan keraton (sekitar Masjid Agung dan Masjid Lama Palembang).
Awalnya, pembuatan pempek menggunakan ikan belida, namun karena ikan semakin langka dan harnya mahal.
Para penjual pempek mengganti dengan berbahai jenis ikan yang lebih murah.
Pempek memiliki filosofi sesuai dengan tekstur, bentuk, dan makna dalam kehidupan.
Pempek memiliki tekstur kenyal berarti hidup harus luwes dengan setiap perubahan.
Rasa pempek yang lezat merupakan perpaduan rasa yang seimbang, yaitu gurih dari ikan dan manis asam dari cuko.