Dikutip dari laman TribunTravel.com, kata kolak berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu 'Khala' yang bermakna 'kosong'.
Dengan kata lain, kolak memiliki pesan atau flosofi bagi manusia untuk selalu mengosongkan diri dari dosa.
Sementara dilansir dari laman Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, kolak juga mempunyai filosofi mendasar yang diambil dari bahasa Arab yaitu ‘khalik’ yang berarti Sang Pencipta atau Allah SWT.
Maksud dari filosofi tersebut adalah agar masyarakat yang mengkonsumsinya bisa lebih dekat kepada sang pencipta.
Selain itu, diharapkan orang yang memakannya memiliki rasa syukur sehingga menambah kedekatan diri kepada Allah SWT.
Selain dari namanya, filosofi kolak ternyata juga berasal dari bahan pembuatnya yaitu pisang kepok, ubi, dan santan.
Penggunaan pisang kepok memiliki makna agar masyarakat ‘kapok’ atau merasa jera dengan dosa yang telah dilakukan selama hidupnya.
Penggunaan ubi atau dikenal masyarakat Jawa dengan nama telo pendem memiliki makna aga masyarakat harus mengubur kesalahan yang pernah diperbuat sehingga bisa melanjutkan hidup dengan jalan penuh ridho Allah SWT.
Sementara santan yang dalam bahasa Jawa disebut ‘santen’ yang merupakan kependekan dari kata ‘pangapunten’ yang berarti permohonan maaf.
Berikut ini salah satu resep kolak yang bisa Anda coba.