SajianSedap.com - Bulan suci Ramadhan tinggal menghitung lagi.
Bulan puasa ini tentu saja ditunggu banyak umat muslim di dunia, tak terkecuali anak-anak.
Ya, tak hanya remaja dan dewasa, anak-anak pun sudah ada yang belajar untuk puasa, nih.
Apalagi bulan Ramadhan ini bisa menjadi momentum yang baik untuk mengajarkan anak berpuasa.
Tetapi, para orangtua biasanya bingung bagaimana mempersiapkan diri anak, terutama berkaitan dengan ketahanan diri mereka dalam menahan lapar dan haus.
Dokter Spesialis Anak Primaya Hospital Bekasi Barat, dr Ayi Dilla Septarini Sp.A mengatakan, sebenarnya tidak ada patokan baku kapan waktu dan cara yang tepat bagi anak untuk berpuasa.
Namun, sebaiknya anak dapat berpuasa secara bertahap, tidak langsung berpuasa dari fajar sampai magrib, tetapi tetap mendapatkan manfaatnya dari berpuasa.
Manfaat berpuasa untuk anak
Berikut beberapa manfaat berpuasa yang bisa didapatkan anak-anak:
- Tubuh anak menjadi lebih sehat
- Jadwal makan terjadwal Racun di dalam tubuh terbuang
- Anak lebih disiplin (makan dan minum selama bulan Ramadhan sudah terjadwal)
Baca Juga: Pantas Disajikan Saat Buka Puasa, Kurma Ternyata Dapat Mencegah Anemia
- Anak menjadi belajar bersabar mengendalikan diri
- Meningkatkan keimanan anak
Nah, untuk tetap mendapatkan manfaat berpuasa bagi anak-anak, Anda sebagai orangtua juga harus menyiapkan mereka secara fisik dan mental.
Kesiapan berpuasa bagi anak-anak sangat erat kaitannya dengan kemampuan mereka dalam mempertahankan diri tidak makan dan tidak minum dalam durasi waktu tertentu.
Oleh karena itu, orang tua seharusnya memperhatikan asupan pangan untuk anak-anak baik saat sahur hingga berbuka dan waktu-waktu luang malam hari mereka.
Anjuran pangan anak selama berpuasa
Berikut daftar makanan yang dianjurkan untuk dikonsumi karena diperlukan anak-anak baik saat sahur maupun berbuka puasa.
1. Makanan saat sahur
Dijelaskan Ayi, saat sahur upayakan anak mengonsumsi makanan dengan indeks glikemiks (IG) rendah.
Menurut Ayi, konsumsi makanan indeks glikemiks rendah akan dapat mempertahankan kadar gula darah lebih lama.
Adapun contoh makanan dengan IG rendah hingga sedang adalah:
- Beras merah
Baca Juga: Mau Puasa Baru Sadar, Tepung Ini yang Paling Tepat untuk Membuat Pisang Goreng Jadi Makin Renyah
- Ubi
- Kacang hijau
- Roti gandum
- Apel
- Jeruk
- Pisang
- Oatmeal
"Selain itu, anak juga perlu asupan protein hewani atau nabati, lemak dan serat sehingga dapat mempertahankan rasa kenyang pada anak. Konsumsi cairan yang cukup pada anak," ujarnya.
Makan-makanan tersebut berfungsi memperpanjang waktu pengolahan energi dalam tubuh.
2. Makanan saat berbuka
Dokter Spesialis Anak Primaya Evasari Hospital, dr Desy Dewi Sarawati Sp.A mengatakan, saat hendak berbuka sebaiknya Anda menyiapkan menu yang sedikit berkebalikan dengan menu saat sahur.
Menu yang sesuai untuk berbuka anak-anak adalah makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi, yang akan berguna untuk menaikkan gula darah.
"Saat berbuka puasa bisa dimulai dengan takjil yakni hidangan yang manis-manis yang tetap sehat misalnya kurma atau sup buah, bukan cokelat atau permen," kata dia.
Hal ini dikarenakan, ketika berbuka puasa tubuh memerlukan kadar gula dengan segera untuk menggantikan kalori yang hilang.
Maka, anda bisa memberi anak-anak beberapa menu makanan berikut:
- Buah segar
- Manisan buah
- Donat
- Kentang
- Roti
- Kurma
Namun, anak-anak juga tetap harus mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung nutrisi lengkap, terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
"Konsumsi cairan yang cukup dan jangan lupa untuk menyediakan menu favorit saat berbuka sebagai motivasi mereka karena puasa hingga magrib," kata Desy.
Baca Juga: Tips Membuat Bubur Sumsum yang Enak untuk Takjil Buka Puasa, Lembut dan Lumer di Mulut
Lebih lanjut, kata Desy, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar orang tua memberikan variasi makanan dalam hal bentuk, rasa dan bahan dasarnya.
Setelah makan menu makanan takjil saat berbuka puasa.
Anak diperbolehkan makan kembali beberapa jam setelahnya.
Jika usai beribaha shalat Magrib, Anda bisa mempersilahkan anak untuk melanjutkan makan besarnya.
"Setelah shalat terawih, anak bisa diberi kudapan yang bergizi seperti kroket atau risoles," ucap Ayi.
Anjuran usia berpuasa bagi anak-anak Pertama, usia 4 tahun.
Pada usia anak sekitar 4 tahun, di mana kondisi kesehatan anak secara fisik maupun mental cukup baik, maka Anda sebagai orang tua diperbolehkan jika ingin mengajarkan anak berpuasa.
Akan tetapi, sama halnya seperti berpuasa pada balita, anak usia 4 tahun juga tidak seharusnya berpuasa penuh seharian.
"Pada usia 4 tahun, anak cukup hanya dilatih dengan puasa selama 3-4 jam tanpa makan," ujarnya.
Kedua, usia 5-7 tahun.
Anak-anak dalam rentang usia ini dikategorikan sebagai usia yang cukup untuk menanamkan pengertian tentang puasa dan makanannya.
"Idealnya, para orang tua dapat memulai mengajak anak belajar berpuasa saat mereka sudah berusia 7 tahun," kata Desy.
"Pada usia ini, anak-anak cenderung sudah mulai berpikir kritis. Inilah masa-masa paling penting dalam kehidupan mereka," imbuh Ayi.
Pada tahap awal anak latihan berpuasa Ramadhan, balita yang biasanya sarapan sekitar jam 07.00, maka Anda dapat memberitahunya untuk menunda sarapan mereka menjadi jam 09.00 atau 10.00.
Setelah sarapan yang tertunda, ajak kembali balita Anda untuk melanjutkan puasanya dengan memperbolehkannya makan lagi pada pukul 15.00 dan kemudian dilanjutkan lagi hingga waktu magrib untuk buka puasa bersama.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Daftar Makanan Sahur dan Berbuka agar Anak Tahan Berpuasa".
Baca Juga: Cara Makan Buah saat Sahur Agar Kuat Menjalani Puasa, Salah Satunya Jangan Dibuat Jadi Jus