Sajiansedap.com – Berdasarkan Data BPS Kota Bandung 2023, jumlah produksi sampah di Kota Kembang ini mencapai 1.594,18 ton per hari pada 2022.
Urutan pertama yaitu produksi sampah makanan di Bandung per hari mencapai 709,73 ton per hari atau sebesar 44,52 persen dari total harian sampah yang diproduksi.
Urutan kedua adalah yaitu sampah plastik mencapai 266,23 ton per hari atau sebesar 16,70 persen.
Kemudian, di urutan ketiga adalah sampah kertas. Sampah jenis kertas ini mencapai 209,16 ton per hari atau sebesar 13,98 persen dari total harian produksi sampah di Bandung.
Dengan data dan fakta tersebut, pada akhir Februari lalu, Super Indo secara resmi memperkenalkan konsep “Supermarket Ramah Sampah” yang dijalankan di Kota Bandung.
Selain itu, diluncurkan pula poin pengumpulan sampah kemasan plastik Smart Waste Hub yang berbasis digital.
Program ini merupakan berkolaborasi bersama Waste Hubs Indonesia dan perusahaan FMCG multinasional Procter & Gamble (P&G) Indonesia.
Dengan konsep Ramah Sampah, supermarket yang sudah hadir melayani warga Bandung sejak 1997 ini, mampu menangani seluruh sampah operasionalnya menggunakan pendekatan reduce, reuse, recycle secara optimal.
Upaya ini merupakan bagian dari komitmen Super Indo untuk menjalankan bisnis retail berkelanjutan, dengan fokus pada pengelolaan dan penanganan sampah (zero waste).
Hal ini dilakukan dengan pendekatan sirkular ekonomi, serta edukasi masyarakat untuk mengubah kebiasaan membuang sampah yang berdampak buruk pada lingkungan.
Baca Juga: Kreasi Menu Sahur Anak untuk Puasa Pertama Kali, Dijamin Lahap Menyantap
Baca Juga: Dari Pada Antri, Mending Bikin Sendiri Resep Pastel Tepung Ketan Enak Ini Untuk Makanan Buka Puasa
Setiap Orang Berperan Melakukan 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Boudewijn van Nieuwenhuijzen, President Director Super Indo mengatakan, “Hari Peduli Sampah Nasional diperingati untuk mengingatkan kita, setiap orang berperan dalam menjaga lingkungan dengan mengelola sampah melalui langkah sederhana, yaitu Reduce, Reuse, Recycle (3R).”
Sebagai implementasi payung besar program Sustainability Super Indo yaitu “ZeroToLandfill”, lanjut Boudewijn, saat ini Super Indo dengan bangga memperkenalkan program Supermarket Ramah Sampah.
Kota Bandung menjadi pilot project sebelum diimplementasikan secara nasional. Dengan berinvestasi pada program ini, pihaknya ingin membangun fondasi kuat untuk transisi ke masa depan yang lebih ramah lingkungan.
“Hal ini juga membuktikan, kami sebagai pelaku usaha memiliki komitmen tinggi mendukung program demi mewujudkan pengelolaan sampah berkelanjutan melalui pelaksanaan ekonomi sirkular,” tandas Boudewijn.
Vinda Damayanti Ansjar, Direktur Pengurangan Sampah – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, turut mengatakan, “Setiap tanggal 21 Februari kita memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang dilatarbelakangi peristiwa longsor di TPA Leuwigajah.”
Saat ini, lanjutnya, isu sampah plastik sudah menjadi persoalan global. Bukan hanya Indonesia saja yang menghadapi permasalahan polusi plastik, tetapi juga hampir semua negara.
Pemerintah melalui KLHK mengajak dan mendorong pelaku usaha, khususnya para produsen, untuk dapat mengimplementasikan konsep ekonomi sirkular, baik di tahap produksi, maupun post-consumer activity.
“Kami mengapresiasi Super Indo karena telah melakukan upaya pemanfaatan hampir seluruh sampahnya, sehingga sangat sedikit sekali sampah yang dikirim ke TPA,” ujar Vinda.
Pihaknya juga berterima kasih kepada Waste Hubs Indonesia dan P&G Indonesia karena telah membantu menyediakan poin pengumpulan sampah kemasan plastik WAHU.
“Kami harapkan ekosistem kerjasama yang diterapkan ini dapat membantu produsen maupun retail lain untuk mencontoh yang telah dilakukan Super Indo dan bisa diterapkan ke seluruh gerai Super Indo lainnya sebagai sarana edukasi,” pungkas Vanda.
Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, mengungkapkan, “Dalam kurun waktu ini, kami di Kota Bandung dibayangi oleh permasalahan sampah akibat peristiwa di TPA Sarimukti pada 2023.”
Hal ini berimbas kepada penumpukan sampah hingga 41.000 ton, sehingga penumpukan sampah yang tidak terbuang di sudut kota Bandung sangat mengganggu masyarakat.
Untuk dapat mengatasi permasalahan sampah, kata Bambang, Pemerintah Kota Bandung telah membuat berbagai macam program penanganan sampah yang cukup sejalan dengan yang dilakukan Super Indo.
Yaitu Gerakan Kang PisMan, yang merupakan kependekan dari kata Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan Sampah.
“Atas nama Pemerintah Kota Bandung, kami berikan apresiasi kepada Super Indo yang telah menginisiasi dan menjadikan Kota Bandung menjadi Pilot City program Supermarket Ramah Sampah.”
Baca Juga: Resep Tongkol Cue Bumbu Kasar Enak Ini Bakal Jadi Makanan Buka Puasa yang Paling Ditunggu
Baca Juga: Segini Jumlah Kalori Gorengan yang Jadi Favorit untuk Menu Buka Puasa, Dari Bakwan Hingga Tahu Isi
Poin Pengumpuan Sampah Plastik di Kota Bandung
Merlijn Lammesen, Co-founder Waste Hubs Indonesia (WAHU) mengatakan, “Kami bangga berkolaborasi dengan Super Indo dan P&G Indonesia dalam menghadirkan Poin Pengumpulan Sampah Plastik WAHU di Kota Bandung.”
Setelah meluncurkan dua fasilitas di Tangerang dan Bekasi, Merlijn berharap, fasilitas baru di Kota Bandung ini dapat memenuhi permintaan pelanggan untuk lebih banyak titik pengumpulan.
Lebih jauh lagi, Merlijn mengejar ambisi menciptakan jaringan pusat pengumpulan sampah plastik terkemuka, paling transparan, dan profesional di Indonesia menggunakan teknologi fintech yaitu aplikasi WAHU.
“Saat ini kami sedang bersiap melakukan ekspansi di beberapa titik bersama Super Indo.”
Jonn Terence Dy, Marketing Head and Sustainability Leader, P&G Indonesia turut mengatakan, “Bagi kami di P&G, keberlanjutan lingkungan merupakan bagian integral dalam menjalankan bisnis.”
Pihaknya senantiasa fokus mengembangkan berbagai inovasi program dan produk, yang tak hanya memiliki kualitas superior, tapi juga berkelanjutan bagi lingkungan.
Untuk mencapai misi tersebut, pihanya menjalin kolaborasi dengan banyak pihak untuk mengatasi berbagai isu lingkungan yang kompleks, termasuk mitra ritel Super Indo dan WAHU.
Melalui kolaborasi ini, lanjut John, bersama Super Indo sejak dua tahun lalu serta dukungan terhadap program ini, berharap dapat memperkuat upaya bersama dalam menjaga lingkungan.
Sehingga semakin banyak konsumen terlibat dalam program pemilahan dan pengelolaan sampah, guna menghasilkan dampak positif yang lebih besar bagi lingkungan.
“Ini adalah cara konkret kami dalam mewujudkan misi P&G sebagai Force for Growth and Force for Good.”
Baca Juga: Mengenal Bubur Pacar Cina, Sajian Takjil Ramadhan Khas Betawi
Baca Juga: Resep Sop Buah Leci, Menu Takjil Super Segar yang Bikin Kita Tak Sabar Menunggu Adzan Magrib
Menangani Sampai dengan Melibatkan Masyarakat
Sementara Yuvlinda Susanta, General Manager of Corporate Affairs & Sustainability Super Indo, mengungkapkan, “Supermarket Ramah Sampah merupakan inisiasi keberlanjutan dengan dua aspek penting.”
Pertama, melakukan manajemen sampah dengan pendekatan 3R pada 100% sampah yang dihasilkan dari kegiatan operasional sehingga menjadi zero to landfill.
Kedua, menjalankan edukasi publik untuk mengubah kebiasaan buang sampah yang berdampak buruk bagi lingkungan.
“Dalam upaya edukasi publik ini, Super Indo memperkenalkan Poin Pengumpulan Sampah Kemasan Plastik, bekerja sama dengan Waste Hubs Indonesia dan didukung P&G Indonesia.”
Aksi kolaborasi Super Indo bersama P&G Indonesia telah berjalan sejak dua tahun lalu. Diawali dengan program Conscious Living di wilayah Bandung dan Jakarta bagi pelanggan dan konsumen Super Indo dan P&G Indonesia.
Pada program bersama Waste Hubs Indonesia tahun ini, jenis sampah yang dapat dikumpulkan mencakup beberapa jenis kemasan plastik produk Super Indo 365 dan produk P&G Indonesia (sampo Pantene, Head & Shoulders, Rejoice, Herbal Essences, dan pewangi pakaian Downy).
Masyarakat yang sudah mengikuti program ini dan telah memenuhi syarat, mendapat poin yang terkumpul di aplikasi WAHU dan menjadi saldo e-wallet, serta voucher belanja Super Indo.
“Kami percaya, sampah tidak boleh dilihat sebagai sumber pencemaran lingkungan yang harus dibuang begitu saja ke tempat pembuangan sampah,” imbuh Yuvlinda.
Maka, lanjutnya, hal ini merupakan satu inovasi dan solusi terbaru dalam menangani sampah dengan melibatkan masyarakat.
“Yang tidak kalah pentingnya, melibatkan perubahan perilaku dan kesadaran masyarakatnya,” tutup Yuvlinda.