Disampaikan pula oleh dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp. GK, alasan tidak baiknya hanya mengkombinasikan mi instan dengan nasi.
Juwalita menyampaikan, “Kelebihan karbohidrat akan menyebabkan kantuk. (Jadi) seratnya harus disesuaikan, misalnya dengan menambahkan buah yang tinggi serat.”
Menurut pakar gizi, dr. Samuel Oetoro, SpGK, sahur yang ideal terdiri dari beras merah atau karbohidrat lain yang tinggi serat, ikan atau daging ayam yang tidak digoreng sebagai sumber protein, serta sayur dan buah yang tinggi air.
Namun, bagaimana jika tidak ada karbohidrat lain dan terdesak harus makan mi instan?
Cara makan sahur sehat dengan mi instan
Juwalita menyatakan bahwa sahur dengan nasi dan mi instan diperbolehkan selama serat dan proteinnya mencukupi.
Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan telur atau daging ke menu nasi dan mi instan, atau menambahkan sayur dan buah.
Perlu juga diperhatikan jumlah serat dengan jumlah karbohidrat agar proporsional, yaitu serat setidaknya harus 10 persen dari karbohidratnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh ahli gizi Rista Yulianti, SGz. Lebih baik jika ditambahkan sayuran.
“Sayur mengandung serat sehingga rasa kenyang lebih lama,” ujar Rista.
Ternyata banyak ahli yang mengatakan pendapat serupa mengenai hal ini. Dokter Spesialis Gizi Klinik Saptawati Bardosono mengutarakan bahwa jika terpaksa harus makan mi instan, tambahkanlah telur dan sayuran agar membuat Anda lebih bertenaga saat berpuasa.
Pentingnya tidak melewatkan sahur
Anda tidak boleh melewatkan waktu sahur saat puasa.