Pisang lalu ditumbuk kasar dan dicampur dengan beras ketan, santan, garam, dan gula.
Proses ini bisa memakan waktu selama satu jam.
Terdapat dua jenis memek, yaitu "memek basah" dan "memek kering".
Memek kering terbuat dari beras gongseng yang dicampur dengan kelapa parut dan gula, sementara memek basah juga dicampur dengan santan.
Walaupun nama makanan ini memiliki konotasi negatif dalam bahasa prokem (slang) Indonesia, nama memek sebenarnya berasal dari kata mamemek dalam bahasa Devayan.
Makanan ini diciptakan pada masa pendudukan Jepang, ketika warga berupaya menyembunyikan beras mereka agar tidak disita oleh pasukan pendudukan.
Mereka memutuskan untuk tidak memasaknya karena asap hasil pembakaran bisa terlihat oleh tentara Jepang.
Beras tersebut dikunyah mentah-mentah dengan buah pisang, dan kunyahan tersebut menghasilkan suara gemeretak yang disebut mamemek.
Setelah Jepang pergi dari Simeulue, nama mamemek berubah menjadi memek karena cara pengolahannya telah diganti.
Baca Juga: 5 Menu Serba Tumisan untuk Berbuka Puasa, Cara Membuatnya Sat Set dan Langsung Tersaji