Sungguh Ironi, Di Negara Ini, Mencuri Makanan Justru Bukanlah Sebuah Tindakan Kriminal

By Raka, Jumat, 31 Agustus 2018 | 20:05 WIB
Ilustrasi pencuri makanan (rebelcircus.com)

SajianSedap.id – Pencurian merupakan salah kejahatan yang pantas diganjar hukum.

Namun, akan berbeda jika hal ini terjadi Italia.

Di Italia, orang miskin yang mencuri makanan bukanlah sebuah kejahatan.

BACA JUGA: Putus Dari Raffi Ahmad Lalu Nikahi Pengusaha Tambang, Intip Fasilitas Mewah Apartemen Ratna Galih Seharga 3 Milyar

Belum lama ini pengadilan kasasi di negeri pizza itu membebaskan seorang gelandangan dari semua dakwaan setelah tertangkap mencuri keju dan sosis di sebuah toko di Genoa.

Tapi kok bisa? 

Aturan ini berawal dari kisah Roman Ostriakov yang merupakan seorang tunawisma di Italia.

Suatu hari, ia tertangkap tangan mencuri dua potong keju dan sosis di supermarket.

Seorang pengunjung yang memergoki aksinya melapor pada petugas keamanan yang langsung meringkusnya.

BACA JUGA: Keluarga Sang Suami Tengah Berduka, Nana Mirdad Malah Asik Berbelanja Di Pasar, Kok Bisa Gitu?

Gara-gara makanan seharga Rp 64 ribu itu, Roman harus berurusan dengan penegak hukum dan dijatuhi hukuman selama 6 bulan penjara.

Ilustrasi tunawisma
Ia juga menerima hukuman denda sebesar 100 euro (sekitar Rp 1,5 juta).

Tak lama, laki-laki itu mengajukan banding atas putusan tersebut.

Ia berkilah bahwa dihentikan sebelum meninggalkan pasar swalayan tempatnya beraksi.

Atas alasan tersebut, pengadilan akhirnya membebaskan Ostriakov setelah banding keduanya.

Menurut laporan dari media setempat, pengadilan membebaskan pria malang tersebut karena pencurian makanan dalam jumlah yang sedikit.

Hal  tersebut, menunjukkan bahwa ia hanya mengambil makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi nutrisi tubuhnya.

“Sudah jelas bahwa terdakwa tidak bisa mencukupi makanannya sendiri sehingga dirinya terpaksa mencuri. Artinya, tindakan dia bukan kejahatan,” demikian keputusan pengadilan.

Pengadilan tersebut kemudian mengeluarkan kebijakan yang berbunyi 'setiap pencurian makanan di bawah uang yang setara Rp 70 ribu rupiah, bukanlah tindakan kriminal'

BACA JUGA: Putus Dari Raffi Ahmad Lalu Nikahi Pengusaha Tambang, Intip Fasilitas Mewah Apartemen Ratna Galih Seharga 3 Milyar

Ironi sistem hukum yang juga mengadili pencurian dengan nilai di bawah 5 euro menjadi pembahasan di harian Corriere della Sera.

Menurut harian itu, berdasarkan data, setiap hari sebanyak 615 orang menjadi miskin di Italia, sehingga tak masuk akal jika hukum tak melihat kenyataan ini.

"Ingat, negara yang baik itu adalah negara yang tidak membiarkan orang terburuk sekalipun kelaparan," pungkas hakim pengadilan.

Bayar mahal untuk dua cangkir kopi

Hukum di Italia memang terkadang cukup aneh.

Seperti nasib buruk dialami seorang turis saat bertamasya ke Venesia, Italia.

Secangkir Kopi

Juan Carlos Bustamente (62), nama turis tersebut, memesan dua cangkir kopi dan dua botol air minum dari sebuah kafe. 

Namun alangkah kagetnya Bustamente saat hendak membayar tagihan.

Dia diminta membayar 43 euro (sekitar Rp719.000) oleh kafe bernama Lavena yang terletak di Alun-alun St Mark, Venesia.

Tentu saja Bustamente tidak terima. Masak hanya membeli dua gelas kopi dan 2 air mineral mesti bayar Rp719.000?

Dalam nota tagihan yang diterimanya tercantum harga secangkir kopi adalah 11,5 euro (sekitar Rp 192.000) dan sebotol air minum ukuran 250 mililiter seharga 10 euro (sekitar Rp 167.000).

BACA JUGA: Pernah Labrak Mayangsari, Putri Sulung Bambang Trihatmodjo Kini Jadi Pengusaha Kedai Kopi

Meski protes keras, toh Bustemente tetap harus bayar juga setelah pihak kafe tidak mengindahkan keluhannya tentang harga yang terlalu mahal.

Namun kemudian dia mengunggah foto nota tagihan yang diterimanya ke media sosial.

"Saya tidak tahu apa yang Anda pikirkan, tapi 43 euro untuk dua cangkir kopi dan dua botol air!" katanya seperti dilansir Metro.co.uk.

struk yang menunjukan jumlah tagihan turis tersebut

Unggahan dari Busmante tidak membuat pihak kafe bergeming.

Walau mendapat kritikan dan protes keras dari pelanggannya, mereka menganggap harga yang ditagihkan sudah sesuai dengan ketentuan kafe tersebut.

Juru bicara Caffe Lavena mengatakan, pelanggan membayar lebih karena mereka memilih untuk duduk di luar kafe.

BACA JUGA: Adik Olla Ramlan Resmi Menikah, Para Tamu Undangan Disajikan Menu Catering Yang Sederhana Banget

"Mereka kesal ketika tagihan datang karena mereka tidak memperhatikan saat kami memberikan daftar menu dan menyampaikan dengan jelas bahwa harga akan lebih tinggi jika mereka memilih duduk di luar."

"Mereka hanya menolak tawaran kami dan jika kami bersikeras mereka akan menjadi kesal," ujar juru bicara kafe tersebut. 

"Jika mereka hanya ingin menikmati secangkir kopi mereka bisa mendapatkannya di dalam kafe seharga 1,25 euro (sekitar Rp20.000)."

"Tapi jika mereka ingin duduk di luar, sambil mendengarkan musik dari orkestra, memandang menara lonceng dan Basilika St Mark, maka mereka membayar untuk pengalaman yang sama sekali berbeda," tambahnya.

Wah, ada-ada saja.