Dianggap Sehat, Ternyata Ini Dia 5 Konsekunsi Konsumsi Sayur dan Buah Organik! Betul-betul Enggak Nyangka
SajianSedap.com - Buah dan sayur organik selalu dianggap lebih sehat dibandingkan dengan non organik.
Namun siapa sangka, ada 5 konsekuensi dari konsumsi buah dan sayur organik, lo.
Ya, perbedaan utama bahan makanan organik dengan non-organik bisa dilihat dari cara petani dan peternak memproses sayur, buah, biji-bijian, dan daging yang akan dijual untuk dikonsumsi.
Petani dan peternak organik tidak menggunakan bahan-bahan sintetis seperti pestisida dan pupuk pada tanaman, atau suntik antibiotik pada hewan yang mereka pelihara.
Banyak orang mulai memilih untuk membeli bahan makanan organik dibanding bahan yang dikembangkan dengan metode konvensional karena beberapa alasan, antara lain:
1. Diklaim tidak mengandung pestisida
Petani konvensional pada umumnya menggunakan pestisida sintetis untuk melindungi sayuran dan buah dari jamur, hama, dan serangga.
Pestisida ini akan terus meninggalkan residu yang menempel pada sayuran dan buah sehingga dikhawatirkan berisiko pada manusia yang mengonsumsinya.
Berbeda dengan petani konvensional, petani organik menggunakan predator alami atau perangkap serangga untuk memberantas hama dan serangga.
Baca Juga: Makanan Penyebab Asam Lambung, Bukan Hanya Kopi, Justru 4 Makanan Enak Ini Penyebab Utamanya!
Meski demikian, jika ada penggunaan pestisida pada bahan makanan organik maupun non-organik, umumnya tidak melebihi kadar yang dianjurkan pemerintah.
Ada banyak hal yang harus dipenuhi produsen jika ingin mencantumkan label ’organik’ pada bahan makanan yang akan dijual, di antaranya:
- Tanaman tidak ditumbuhkembangkan dengan pestisida termasuk herbisida, pupuk sintetis, limbah lumpur, bioteknologi, atau radiasi ion.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
- Daging dapat diberi label organik jika hewan yang diternakkan diberi pakan organik dan tidak diberi antibiotik dan hormon pertumbuhan.
- Hewan-hewan tersebut juga harus cukup mendapat akses ke tempat terbuka seperti rumput di tanah lapang.
2. Diklaim tidak mengandung bahan tambahan
Bahan tambahan yang dimaksud di sini misalnya bahan pengawet, pemanis buatan, monosodium glutamate (MSG), atau bahan pewarna dan perasa.
3. Diklaim lebih ramah lingkungan
Pertanian organik bertujuan menjaga kelestarian air dan tanah dengan mengurangi polusi bahan pestisida sintetik.
4. Terasa lebih enak
Hal ini bisa jadi dikarenakan pertanian organik umumnya mengolah tanaman dalam jumlah terbatas dan langsung menjualnya ke pasar terdekat dari lokasi pertanian tersebut.
Makanan yang segar tentu akan terasa lebih enak.
Baca Juga: Wow, Jangan Disepelekan! Air Hangat Kaya Manfaat, Salah Satunya Bisa Melancarkan Peredaran Darah
Sisi Lain Makanan Organik
Lantas, apakah bahan makanan organik benar-benar membawa manfaat kesehatan?
Belum ada jawaban yang pasti soal ini karena sangat sedikit bukti yang menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan organik benar-benar membawa manfaat kesehatan yang lebih banyak dibanding makanan konvensional.
Meski banyak membawa manfaat, ada beberapa konsekuensi yang harus kita tanggung jika mengonsumsi makanan organik, antara lain:
1. Harga bahan makanan organik lebih tinggi dibanding bahan makanan konvensional karena pertanian dan peternakan organik memerlukan metode perawatan khusus.
2. Bahan makanan organik lebih cepat membusuk karena tidak mengandung unsur pengawet.
3. Karena tidak menggunakan pestisida dan bahan tambahan lain, bentuk dan penampilan makanan organik mungkin tidak semenarik bahan makanan konvensional.
Baca Juga: Kumpulan 5 Resep Sup Ayam yang Cocok Disajikan Saat Musim Dingin, Hangatnya Sampai ke Hati!
4. Warnanya barangkali tidak begitu cerah, ukurannya tidak begitu besar, atau terdapat lubang lubang pada sayur atau buahnya.
5. Pestisida sintetis bukanlah satu-satunya hal yang mengancam kesehatan makanan karena terdapat juga racun alami yang digunakan sebagai pestisida organik untuk melindungi tanaman.
Solanin adalah salah satu contohnya.
Konsekuensi-konsekuensi di atas tidak berarti bahwa kualitas bahan makanan organik bisa lebih rendah daripada makanan non-organik, sebab standar keamanan makanan yang diterapkan harus sama.
Bagaimana agar lebih sehat?
Orang yang mengonsumsi sayur dan buah organik lebih tidak berisiko terpapar residu pestisida.
Begitu juga yang mengonsumsi daging yang diternakkan secara organik lebih tidak berisiko terpapar bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
Meski demikian, belum ditemukan manfaat kesehatan yang signifikan dari mengonsumsi bahan makanan organik.
Terdapat banyak faktor lain yang menentukan kesehatan seseorang di samping pilihan konsumsi makanan organik atau konvensional.
Sebenarnya, hal terpenting bukanlah pada apakah bahan makanan kita organik atau bukan.
Yang terpenting, pastikan kita selalu memproses bahan-bahan makanan tersebut sebelum dikonsumsi dengan beberapa cara di bawah ini.
- Untuk mendapatkan bahan makanan segar, belilah buah dan sayur sesuai musimnya, atau lebih baik lagi belilah langsung dari petani lokal.
- Cuci buah dan sayuran di bawah air mengalir sebelum dikonsumsi atau diolah.
Dengan mencuci, umumnya kotoran, debu, bakteri, dan bahan kimia yang menempel pada lapisan kulit akan hilang.
Meski demikian, tetap ada bahan pestisida tertentu yang tidak dapat hilang dengan dicuci.
Ini bisa diatasi dengan mengupas kulitnya untuk mengurangi risiko paparan pestisida.
Di sisi lain, mengupas kulit buah atau sayur tertentu memang berisiko menghilangkan sebagian serat dan nutrisi.
Mengonsumsi berbagai jenis sayur, buah, dan protein hewani dapat mengurangi risiko paparan terhadap satu jenis pestisida.
Bacalah label makanan kemasan dengan baik.
Walaupun diberi label organik, namun bisa saja produk tersebut masih mengandung kalori, gula, dan garam dalam kadar berlebihan.
Jika ingin mendatangkan nutrisi maksimal, baik makanan organik maupun non-organik, konsumsilah sayur dan buah dalam keadaan segar.
Nutrisi yang terdapat dalam makanan bisa mengalami oksidasi dari waktu ke waktu.
Sebagai contoh, meskipun kita memiliki buah jeruk organik, namun jika kita menyimpannya sekian lama dalam lemari pendingin, maka akan banyak nutrisi yang hilang dari buah jeruk tersebut.
Baca Juga: Dikira Sehat, 5 Makanan Ini Justru Bikin Berat Badan Cepat Naik, Nomor 3 Enggak Nyangka Banget!
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR