TAK PANTAS! Warga Tolak Pemakaman Jenazah Suspect Corona, Bergerombol Tutup Jalan Hingga Teriakan Kata Kasar sampai Ambulans Putar Balik
SajianSedap.com - Video yang beredar baru-baru ini rasanya bisa membuat siap saja yang menonton ikut sedih dan berempati.
Pasalnya, jenazah PDP covid-19 diusir warga karena dianggap bisa menularkan.
Hal itulah yang terjadi di Makassar Sulawesi Selatan pada Selasa (31/3/20).
Baca Juga: Akibat Corona, Yuni Shara Terima Kenyataan Pahit Tidak Miliki Penghasilan Lagi, ,Gak Ada Pilihan'
Kasus ini menunjukkan bahwa virus corona selain meninggalkan masalah krisis kesehatan juga meninggalkan masalah sosial.
Bahkan, warga sampai bergerombol menutup jalan dan menghadang ambulans yang membawa jenazah.
Mereka bahkan meneriaki kata-kata kasar yang sangat tak pantas.
Warga Tolak Pemakaman Jenazah Suspect Corona
Sejumlah warga nampak menghadang mobil ambulans yang mengangkut jenazah di Jl Ujung Bori dan Antang Raya Makassar, Selasa (31/3/2020).
Warga menolak jenazah itu jika dimakamkan di Pemakaman Kristen Pannara, Kecamatan Manggala, Makassar karena diduga suspek corona.
Dari video yang diunggah akun instagram @mak_nyinyiir, terlihat kalau warga berkerumun hingga memblokade jalan.
Baca Juga: Dampak Panic Buying Saat Corona, Potret Makanan yang Terbuang Sia-sia ini Jadi Sorotan
Mereka pun meneriaki mobil ambulans dari jauh sebagai bentuk protes.
"Kita orang tolak", teriak salah satu warga.
Warga pun nampak ketakutan dan menutup wajah dengan pakaian mereka saat ambulans mendekat.
Bahkan, salah satu warga sampai berkata-kata kasar sambil mengacungkan dua jari tengahnya ke arah ambulans.
"F**k Corona", kata salah satu warga yang mengacungkan dua buah jarinya.
Mendapat penolakan dan melihat situasi, ambulans pun akhirnya memilih putar balik.
Warga yang puas pun bertepuk tanngan melihat hal tersebut.
Cara penolakan ini tentu saja dinilai tak pantas dilakukan dan tidak berempati.
"Iya betul, dia ditolak oleh warga, karena warga khawatir. Apalagi jenazah ini katanya terjangkit virus Corona atau Covid-19," kata Lurah Bitoa, Syaifuddin.
Menurut Syaifuddin, mobil yang mengangkut jenazah tertahan selama hampir lebih dua jam di jalan.
Bahkan pemerintah setempat turun tangan memberikan pemahaman kepada masyarakat, tapi tetap ditolak.
"Kami sempat beri pamahaman kepada masyarakat, tapi mereka tetap khawatir. Warga juga takut, karena sisa-sisa air mandi dari jenazah jangan sampai menularkan virus itu," tuturnya.
Akibat aksi penolakan ini, jenazah berinisial AP itu terpaksa dikembalikan ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.
"Jenazahnya dibawa kembali ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar," ujarnya.
Sebelumnya Juga Terjadi pada Jenazah Lain
Siapa sangka, pada Senin (30/03/2020), kasus yang sama juga terjadi di Makassar, kali ini di daerah Gowa.
Dikutip dari TribunTimur, Seorang PDP Covid-19 berinisial AR (52) meninggal dunia saat masih dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar pada Minggu (29/3).
AR merupakan warga Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan.
Saat dia hendak dimakamkan, warga Kecamatan Manggala Sulawesi Selatan, menolak prosesi pemakaman AR.
Dia diusir dan ditolak oleh warga, hal itu membuat Jenazah AR tidak bisa disemayamkan di pemakaman umum yang sudah ditetapkan.
AR sendiri adalah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 yang jenazahnya ditolak oleh warga.
Saat dibawa dengan ambulans, di pemakaman Baki Nipanipa, ambulans tersebut diusir warga dan ditolak.
"Warga menolak pemakaman bahkan mengusirnya kami, lantas akan dimakamkan di mana keluraga kami," kata JR keluarga korban mengatakan pada Kompas.com.
Karena mendapatkan penolakan, jenazah pun diangkut kembali ke Rumah Sakit.
Kemudian, pemerintah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit terkait hal tersebut.
Kasubag Humas Polres Gowa AKP Mangatas Tambunan membenarkan kejadian tersebut.
"Kami berkoordinasi dulu dengan seluruh pihak, baik Pemkab maupun Provinsi bagaimana pemakamannya nanti," kata Mangatas Tambunan.
Baca Juga: Air Rebusan Bawang Putih Viral di Facebook Bisa Sembuhkan Virus Corona, Kemenkes Beberkan Fakta Ini
Setelah melakukan koordinasi, dan memutuskan cara untuk menyemayamkan jenazah AR.
Pihak rumah sakit akhirnya memutuskan untuk membawanya ke pemakaman lain.
Pemakaman itu difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
"Alhamdulillah informasi dari kerabat bahwa jenazah sudah dimakamkan di pemakaman umum Sudiang Makassar," kata Camat Sombaopu Agussali.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan meyayangkan tindakan mayarakat tersebut, dia meminta penolak tidak perlu dilakukan.
"Masyarakat perlu diedukasi bahwa pemakaman yang sesuai dengan SOP Insya Allah tidak akan menimbulkan apa-apa, mohon masayarakat tidak menolak jika ada pemakaman jenazah yang meninggal akibat Covid-19," katanya.
Tidak perlu mengusir PDP, ODP dan keluarganya.
Bupati membenarkan bahwa corona memang penyakit menular, namun bukan berarti masyarakat bebas melakukan penolakan.
Apalagi jenazah masih dalam status belum positif.
Sementara itu, Bupati Gowa memastikan akan mengisolasi keluarga jenazah dan kerabatnya selama 14 hari dan menjamin kebutuhan serta biaya mereka selama masa isolasi.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR