Sementara itu, banyak negara yang sedang menguji antibodi, studi ini tidak dirancang untuk menentukan apakah orang yang pulih dari penyakit mendapatkan kekebalan terhadap virus corona atau tidak.
Ketika perburuan vaksin berlanjut di seluruh dunia, WHO telah membentuk aliansi internasional untuk memastikan bahwa perawatan didistribusikan secara adil.
Mengutip Vox, Sabtu (25/4/2020), WHO mengatakan, sebagian besar dari penelitian antibodi menunjukkan bahwa orang yang telah pulih dari infeksi memilki antibodi terhadap virus.
Namun, beberapa dari orang-orang ini memiliki tingkat antibodi penetral yang sangat rendah dalam darah mereka, menunjukkan bahwa imunitas seluler mungkin juga penting untuk pemulihan.
Apa yang kita ketahui tentang kekebalan?
Meskipun para ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat telah membuat langkah besar dalam pemahaman mereka tentang virus baru dalam periode waktu yang relatif singkat, masih banyak yang tidak diketahui tentang virus SARS-CoV-2, dan penyakit Covid-19 ini.
Salah satu pertanyaan terbesar yang beredar adalah apakah manusia dapat mengembangkan kekebalan terhadap virus corona dan seperti apa kekebalan itu.
Sementara itu, ahli imunologi dan virus corona cabang kedokteran Universitas Texas Vineet, Menachery mengatakan beberapa minggu setelah infeksi, kadar antibodi akan mencapai titik tertinggi.
Menurutnya kadar antibodi tiap tahun akan mengalami penurunan dan kita tidak tahu faktor-faktor yang mengubah hal itu.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Penulis | : | Rafida Ulfa |
Editor | : | Rafida Ulfa |
KOMENTAR