Enggak Boleh Dianggap Remeh, WHO Peringatkan Virus Corona Bisa Menginfeksi untuk Kedua Kalinya pada Tubuh! Begini Faktanya
SajianSedap.com - Virus corona masih menjadi kekhawatiran dibeberapa negara di dunia saat ini.
Bagaimana tidak, jumlahnya terus bertambah karena belum ada vaksin yang ditemukan.
Di Indonesia saja, per 9 April 2020 tercatat 13.645 kasus.
Apalagi masih ada saja warga yang bandel untuk mudik di tengah pandemi ini dan mengkhawatirkan akan menginfeksi warga lainnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan soal infeksi Covid-19 yang dapat terjadi dua kali.
Terinfeksi virus corona pertama kali bukan berarti Anda kebal atau tidak dapat terinfeksi untuk kedua kali atau lebih.
Dilansir dari Bloomberg via Kompas.com, Sabtu (25/4/2020), WHO menemukan kondisi yang berbahaya yang memungkinkan orang akan kembali bekerja setelah pulih dari virus.
"Saat ini belum ada bukti bahwa orang yang telah sembuh dari Covid-19 dan memiliki antibodi (kekebalan) diri dari infeksi kedua," ujar Badan PBB itu pada 24 April 2020.
Kartu Kekebalan Tubuh
Pedoman WHO datang setelah beberapa pemerintah menyarankan, orang yang memiliki antibodi terhadap virus corona dapat mengeluarkan "paspor kekebalan" atau "setifikat bebas risiko" yang akan memungkinkan mereka untuk berpergian atau kembali bekerja.
Tindakan tersebut berdasarkan asumsi bahwa mereka aman dari infeksi ulang.
Orang yang mengeluarkan sertifikat semacam itu dapat mengabaikan panduan kesehatan masyarakat, sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit lebih lanjut.
Baca Juga: Warganya Paling Banyak Positif Terinfeksi, Italia Umumkan Vaksin yang Bisa Menetralkan Virus Corona
Chili merupakan negara pertama yang mengumumkan rencana untuk mengeluarkan kartu kekebalan yang sebagian didasarkan pada tes antibodi.
Kemudian, disusul oleh Jerman yang juga berupaya memberi penduduk "paspor imunitas" yang akan memungkinkan orang-orang yang telah pulih dari Covid-19 dikeluarkan dari langkah-langkah perlindungan terbatas dan bekerja di luar rumah.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran, karena tes tersebut terbukti tidak dapat diandalkan di tempat lain, dan beberapa orang mungkin sengaja sakit untuk mendapatkan kartu tersebut.
WHO mengatakan, pihaknya saat ini sedang meninjau bukti ilmiah tentang tanggapan antibodi terhadap virus corona.
Tetapi belum ada penelitian yang mengevaluasi apakah keberadaan antibodi mampu memberikan kekebalan terhadap infeksi selanjutnya oleh virus ini pada manusia.
Sementara itu, banyak negara yang sedang menguji antibodi, studi ini tidak dirancang untuk menentukan apakah orang yang pulih dari penyakit mendapatkan kekebalan terhadap virus corona atau tidak.
Ketika perburuan vaksin berlanjut di seluruh dunia, WHO telah membentuk aliansi internasional untuk memastikan bahwa perawatan didistribusikan secara adil.
Mengutip Vox, Sabtu (25/4/2020), WHO mengatakan, sebagian besar dari penelitian antibodi menunjukkan bahwa orang yang telah pulih dari infeksi memilki antibodi terhadap virus.
Namun, beberapa dari orang-orang ini memiliki tingkat antibodi penetral yang sangat rendah dalam darah mereka, menunjukkan bahwa imunitas seluler mungkin juga penting untuk pemulihan.
Apa yang kita ketahui tentang kekebalan?
Meskipun para ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat telah membuat langkah besar dalam pemahaman mereka tentang virus baru dalam periode waktu yang relatif singkat, masih banyak yang tidak diketahui tentang virus SARS-CoV-2, dan penyakit Covid-19 ini.
Salah satu pertanyaan terbesar yang beredar adalah apakah manusia dapat mengembangkan kekebalan terhadap virus corona dan seperti apa kekebalan itu.
Sementara itu, ahli imunologi dan virus corona cabang kedokteran Universitas Texas Vineet, Menachery mengatakan beberapa minggu setelah infeksi, kadar antibodi akan mencapai titik tertinggi.
Menurutnya kadar antibodi tiap tahun akan mengalami penurunan dan kita tidak tahu faktor-faktor yang mengubah hal itu.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Namun, bahkan jika Anda kehilangan antibodi, itu tidak berarti Anda kembali rentan terhadap virus.
Salah satu alasan hilangnya antibodi tidak selalu mengakibatkan hilangnya kekebalan adalah karena tubuh menyimpan prototype antibodi.
Ketika terpapar virus yang sudah dimiliki antibodi, tubuh dapat menggunakan prototype itu untuk segera memulai kembali produksi antibodi dengan cepat.
Baca Juga: Indonesia Dianggap Mampu Oleh China Atasi Pandemi Corona, ini yang Menjadi Alasan Utamanya
Dapatkan aneka resep praktis dan mudah langsung dari handphone Sase lovers dengan berlangganan emagz tabloid Saji dengan klik di sini
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peringatan WHO, Infeksi Covid-19 untuk Kedua Kalinya dan Sistem Kekebalan Tubuh..."
Penulis | : | Rafida Ulfa |
Editor | : | Rafida Ulfa |
KOMENTAR