SajianSedap.com - Apa yang terlintas di kepala Anda saat mendengar kata Gabus Pucung?
Belum banyak yang tahu jika Gabus Pucung merupakan salah satu warisan #KemilauKulinerIndonesia.
Gabus Pucung merupakan sajian kuliner khas Betawi yang sekarang mulai jarang ditemui dan masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Klapertart Klasik, Camilan Lembut yang Bikin Lidah Menari-Nari
Sesuai dengan namanya, Gabus Pucung itu merupakan masakan ikan gabus yang digoreng lalu dimasak dalam kuah kental berwarna hitam.
Gabung Pucung adalah gabungan nama Gabus dan Pucung, hasil olahan Ikan Gabus dengan Pucung atau Kluwak, rempah berwarna hitam pekat, yang menjadikan masakan ini bercita rasa khas dan lezat untuk dinikmati.
Tidak heran jika Gabus Pucung mendapat julukan 'Si Hitam' dari Betawi.
Dilansir dari Indonesi.go.id gabus pucung merupakan lauk sekaligus sayur untuk teman makan nasi.
Makanan ini termasuk masakan ikan dengan tekstur kuah mirip rawon.
Rasa asin, gurih, dan pedas cukup dominan.
Terdapat dua cara penyajian ikan gabus pucung. Ada yang disajikan dengan ikan gabusnya digoreng terlebih dulu.
Satunya lagi ikannya dioven kering dan sepertinya ikan dan kuah dimasak terpisah.
Hal itu untuk menjaga agar ikannya tetap keras dan kenyal.
Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Bubur Tinutuan, Kreasi Menu Sarapan Lezat Dari Indonesia
Dulu jadi santapan favorit kini kian terpinggirkan
Dalam laman Kompasiana.com, juga disebutkan sejarah terlahirnya masakan ini.
Keberadaan kuliner Gabus Pucung konon berawal dari ketidakmampuan masyarakat Betawi di zaman kolonial Belanda.
Ketidak mampuan mereka dalam hal untuk mengkonsumsi ikan budidaya, seperti ikan mas, mujair dan bandeng.
Hal tersebut dikarenakan harga dari ikan-ikan hasil budidaya itu yang kala itu dianggap cukup mahal.
Meski demikian, masyarakat Betawi merasa butuh untuk menkonsumsi ikan.
Oleh karena itu, kemudian dipilih ikan gabus yang harganya jauh lebih murah.
Ikan gabus yang berkembang biak secara liar, hidup di air tawar seperti danau, sungai, rawa-rawa, empang dan saluran air hingga ke sawah-sawah dan bebas menjadi pilihan rakyat untuk diolah menjadi masakan yang relatif terjangkau.
Apalagi pada saat itu pohon pucung sendiri banyak tumbuh di daerah Betawi tempo dulu seperti Depok dan Cibubur.
Dengan tambahan cabai, bawang merah,bawang putih, kencur, jahe dan kunyit, jadilah hidangan Gabus Pucung yang dahsyat.
Saat ini, pamor kuliner khas masyarakat Betawi ini makin terpinggirkan.
Seiring dengan tergesernya masyarakat Betawi dari pusat kota ke pinggiran Jakarta.
Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Klapertart Kukus, Kuliner Lembut yang Bisa Dibuat Tanpa Oven
Dilansir dari Kompas.com, beberapa tempat makanan khas Betawi yang Gabus Pucungnya jadi favorit pengunjung ada di Ddol Nyak Mai Jakagakarsa, Dapur Betawi di Pondok Cabe, dan RM H Nasun di Jagakarsa.
Selain itu, di pinggiran Jakarta seperti di Bekasi, Jawa Barat, juga masih ada rumah makan khas Betawi yang menyediakan kuliner Gabus Pucung.
Salah satunya di Pondok Gabus Lukman yang lokasinya dekat dengan Stadion Patriot Chandrabhaga, di Jl Jend Sudirman, Bekasi.
KOMENTAR