SajianSedap.com - Meninggalnya Ashraf Sinclair pada Februari 2020 lalu memang mengagetkan banyak orang.
Pasalnya, Ashraf meninggal secara mendadak karena serangan jantung.
Padahal selama ini Ashraf dikenal sebagai sosok yang sehat dan rajin berolahraga, lo.
Usianya pun tergolong muda, baru 40 tahun.
Baca Juga: Contek Resep Kangkung Belacan Ini Jika Ingin Membuat Menu Serba Sayur yang Rasanya Enak Banget
Namun ternyata, Ashraf mengalami serangan jantung hingga meninggal saat sedang tidur.
Nah, belajar dari kasus Ashraf, kita harus lebih peka pada penyakit serangan jantung.
Ternyata ini 5 gejalanya yang terdengar sepele tapi ternyata bisa sebabkan kematian.
5 Keluhan Ringan Penyakit Jantung
Penderita penyakit jantung kian bertambah setiap harinya.
Berdasarkan Data Studi Beban Penyakit yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet pada 2016 menyebutkan, sebanyak 54,7 juta orang meninggal di seluruh dunia.
Dari jumlah itu, hampir tiga perempatnya, sekitar 72,3%, dikarenakan serangan jantung, stroke, dan kanker.
Bila dilihat ke belakang, angka tersebut meningkat sebesar 16% atau 5,5 juta orang.
Dengan tingginya risiko serangan jantung, maka kita perlu mengetahui gejala awal penyakit ini.
Inilah 5 gejala awal serangan jantung.
Dan ini adalah keluhan ringan pada tubuh yang kerap diabaikan.
1. Nyeri perut
Gejala serangan jantung juga bisa menyebabkan masalah perut, seperti mual, muntah atau perut tegang. Terutama terjadi pada wanita.
"Ini bisa saja karena makanan yang diasup."
"Tapi bisa juga karena serangan jantung, jadi cobalah hubungi dokter," kata Dr. Rosen.
2. Sakit punggung, lengan, atau dada
Pada laman MyHeartSisters.org dijelaskan, sel otot jantung mulai kehabisan oksigen selama serangan jantung karena pembuluh darah tersumbat, darah yang mengangkut oksigen pun terhalang.
Sinyal sakit kemudian dikirim melalui sistem syaraf. Otak kita mungkin akan bingung perihal asal sinyal tersebut karena kedekatan syaraf.
Sehingga bisa saja sakit tersebut terasa di bahu, siku, punggung atas, rahang, atau leher.
Karena sakit itu sering kali tidak diikuti rasa berat di dada yang diasosiasikan sebagai serangan jantung, maka banyak orang mengabaikannya.
"Beberapa pasien mengatakan sakit tersebut hanya terasa saat berolahraga. Jadi, mereka berasumsi sakit itu datang karena olahraga, padahal tidak," ujarnya.
3. Napas pendek
Jika napas pendek terjadi saat kita berada di penerbangan atau naik tangga, maka hal itu lumrah.
Namun, jika kita merasakan dirimu tiba-tiba termegap-megap mencari udara, maka itu bisa menjadi sinyal serangan jantung.
Annapoorna Kini, MD, dari The Mount Sinai Hospital menambahkan, jika nafas pendek tersebut terjadi saat bangun tidur, itu juga bisa menjadi sinyal ada hal yang tidak beres.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Menurut MayoClinic.com, jantung mengambil peran kunci dalam mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida dari jaringan.
Sehingga, aliran darah yang terhambat bisa berdampak pada cara kita bernafas.
4. Nyeri dada atau sendawa
Jika kamu merasakan nyeri dada sesekali kambuh setelah makan berat, hal itu tak perlu dikhawatirkan.
Namun, jika nyeri dada terjadi di luar kebiasaan dan rasanya sangat mengganggu, hubungi dokter karena itu bisa jadi adalah tanda serangan jantung.
Gastroenterologis Ryan Madonick menjelaskan kepada Health.com, nyeri dada seperti terbakar disebut Angina.
Angina disebabkan kurangnya aliran darah ke jantung dan menyebabkan serangan jantung terjadi.
Baca Juga: Resep Tumis Kangkung Daging, Rekomendasi Menu Harian Untuk Makan Malam
5. Kelelahan
Menurut Kardiolog di Northwell Health, Dr. Stacey E. Rosen, MD, kelelahan adalah salah satu gejala umum penyakit jantung. Terutama terlihat pada pasien perempuan.
Dilansir dari laman WebMD, selama serangan jantung terjadi, aliran darah ke jantung menurun. Sehingga otot jantung mengalami ketegangan ekstra yang akan membuat kita kelelahan.
"Selama 25 tahun praktik, saya melihat orang-orang yang mengalami serangan jantung melaporkan mereka mengalami kelelahan dan tidak bisa beraktivitas normal," ujar Dr. Rosen.
Jika Anda mengalaminya dan khawatir tanda tersebut adalah gejala penyakit jantung, lakukanlah tes aktivitas jantung dengan Electrocsrdiogram (EKG).
Makanan Berlemak Ini Cegah Sakit Jantung
Ya, makanan berlemak ternyata bisa cegah sakit jantung.
Makanan berlemaknya tentu tidak bisa sembarangan melainkan asam lemak omega 3 yang ada pada ikan.
Ada banyak alasan mengapa kita dianjurkan mengonsumsi ikan lebih sering daripada makanan lainnya, menurut American Heart Association (AHA).
AHA menyarankan agar orang-orang mengonsumsi ikan -lebih baik yang berlemak - sekali atau dua kali seminggu.
Saran itu berdasarkan bukti tambahan bahwa ikan membantu menangkal penyakit jantung.
Secara khusus, orang dewasa harus mengusahakan makan dua porsi atau 3,5 ons ikan setiap minggu, kata AHA.
Baca Juga: Resep Sayur Kangkung Santan, Sajian Sedap Khas Kudus yang Tidak Sulit Dibuat
Pilihan terbaik yaitu ikan dengan asam lemak omega-3 dosis besar seperti salmon, tuna, sarden, dan ikan kembung.
AHA mengingatkan lagi, apapun pilihan ikannya, jangan menggorengnya.
Sebab, penelitian membuktikan kembali, pecinta ikan goreng meningkatkan risiko gagal jantung yang lebih tinggi.
Asam lemak omega-3 utama pada ikan adalah EPA dan DHA, kata Sonya Angelone, ahli diet dan juru bicara untuk Academy of Nutrition and Dietetics.
Menurut Angelone, EPA memiliki efek antiperadangan yang mungkin membantu melawan pengerasan dan penyempitan arteri yang dapat menyebabkan serangan jantung.
Di luar itu, lemak omega-3 juga dapat mengurangi risiko pembekuan darah, sementara dosis tinggi dapat membantu menurunkan trigliserida, sejenis lemak darah.
Ikan berminyak bukan satu-satunya sumber omega-3, kata Angelone, yang tidak terlibat dalam rekomendasi AHA.
"Biji chia (chia seed), biji rami dan walnut adalah sumber yang baik dari asam alfa linolenat (ALA), yang merupakan prekursor EPA - yang kemudian diubah menjadi DHA," kata Angelone.
Masalahnya, hanya sejumlah kecil ALA yang dikonversi, dan varian gen seseorang membantu menentukan konversi itu.
Sebaliknya, asosiasi jantung mencatat, 4 ons salmon setiap minggu akan memberikan orang dewasa dengan asupan harian omega-3 yang direkomendasikan - yaitu sekitar 250 miligram.
Saran asosiasi jantung terbaru tidak berbeda dari rekomendasi sebelumnya, yang dikeluarkan pada tahun 2002. Tetapi sekarang ada lebih banyak bukti untuk mendukungnya.
Eric Rimm, seorang profesor di Harvard School of Public Health, adalah penulis utama dari laporan AHA, yang diterbitkan 17 Mei di Circulation.
"Studi ilmiah telah lebih lanjut menetapkan efek menguntungkan dari makan makanan laut yang kaya asam lemak omega-3.
Terutama ketika menggantikan makanan yang kurang sehat, seperti daging yang tinggi dalam lemak jenuh sumber penyumbatan arteri," kata Rimm dalam rilis berita AHA.
Sejumlah penelitian besar telah menemukan bahwa orang yang makan ikan setidaknya sekali seminggu memiliki risiko lebih rendah terhadap serangan jantung, stroke, gagal jantung, dan kematian jantung mendadak.
Dua studi besar di AS juga mengungkapkan, hanya mengganti 3% kalori protein dari daging olahan dengan protein dari makanan laut, berhasil menurunkan 31% risiko kematian akibat komplikasi jantung atau stroke.
Jadi, tampaknya sangat baik untuk menggantikan daging merah berlemak dengan ikan beromega 3.
Kecuali, mungkin, jika ikan itu digoreng.
Baca Juga: STOP Sarapan Nasi Uduk dengan 2 Bahan Tambahan ini, Hentikan Dari Sekarang Kalau Tidak Mau Mati Muda
Terakhir, dua penelitian yang melibatkan lebih dari 90.000 orang Amerika menemukan bahwa orang yang makan ikan goreng setidaknya sekali seminggu mencapai 48% lebih mungkin untuk mengembangkan gagal jantung daripada mereka yang jarang menggoreng makanan laut mereka.
Yuk, biasakan mengonsumsi ikan salmon, tuna, sarden ataupun ikan kembung satu atau dua kali seminggu untuk jantung yang lebih sehat. Tapi sekali lagi, mengolahnya jangan digoreng, ya.
Tips Masak Rendang Jengkol Super Empuk dan Legit, Perhatikan Langkah-langkahnya
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR