Sajiansedap.com - Sudah hampir 2 tahun virus corona merajalela di dunia.
Bahkan beragam upaya sudah dilakukan untuk menekan kasus kematian bertambah.
Apalagi di Indonesia, sudah masuk tahap pemberian tahap vaksin booster.
Mulai dari Januari 2022 silam, pemberian vaksin booster sudah mulai dilaksanakan kepada masyarakat.
Melansir dari Kompas, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah resmi mengeluarkan emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm sebagai booster.
Melalui laman resmi BPOM, Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan bahwa vaksin Sinopharm digunakan sebagai vaksin booster yang bersifat homolog.
Homolog artinya vaksinasi dosis ketiga dengan menggunakan jenis vaksin yang sama seperti saat vaksinasi dosis pertama dan kedua.
Penasaran dengan fakta vaksin Sinopharm ini?
Berikut ulasan lengkapnya untuk anda.
Fakta Vaksin Sinopharm
Nah, berikut adalah fakta-fakta dari vaksin Sinopharm yang bisa kita ketahui.
1. Berjenis inactivated vaccine
Vaksin Sinopharm adalah vaksin virus corona produksi Beijing Bio-Institute Biological, China.
Vaksin ini berjenis inactivated vaccine yang disebut dengan SARS-CoV-2-Vaccine (Vero Cell).
Inactivated vaccine adalah vaksin yang menggunakan partikel virus yang sudah dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus, tanpa menimbulkan risiko efek samping yang serius.
2. Efikasi capai 78 persen
Melansir dari laman Universitas Gadjah Mada, oleh Kompas, Prof. Zullies Ikawati, PhD. Apt., menuliskan bahwa vaksin Sinopharm memiliki efikasi sebesar 78 persen, didasarkan pada uji klinik di Uni Emirat Arab.
“Karena memiliki platform yang sama dengan vaksin Sinovac (yaitu virus yang diinaktivasi), maka profil efek samping samping (vaksin Sinopharm) juga mirip, di mana frekuensi kejadian efek sampingnya adalah 0.01 persen atau terkategori sangat jarang,” jelas Prof. Zullies.
3. Efek samping (KIPI) vaksin sinopharm
Prof. Zullies juga menyampaikan bahwa efek, samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin Sinopharm terbilang ringan dan akan segera membaik tanpa pengobatan lebih lanjut.
Misalnya seperti nyeri atau kemerahan di area kulit yang disuntik, serta beberapa efek samping sistemik seperti sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, diare, dan batuk.
4. Aman sebagai vaksin booster
Kepala BPOM Penny K Lukito menyebut, aspek keamanan penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Sementara itu, frekuensi, jenis, dan tingkat keparahan efek samping setelah pemberian vaksin dosis ketiga ini akan lebih rendah dibanding saat pemberian dosis pertama dan kedua.
Lebih lanjut Penny juga menyebutkan sejumlah efek samping (KIPI) setelah pemberian vaksin dan tingkat keparahannya.
“Adapun KTD (Kejadian yang Tidak Diharapkan) yang sering terjadi merupakan reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan, pembengkakan dan kemerahan, serta reaksi sistemik seperti sakit kepala, kelelahan, maupun nyeri otot dengan tingkat keparahan grade 1-2,” jelasnya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
5. Meningkatkan respons imun
Penny juga menyebutkan, pemberian vaksin Sinopharm sebagai booster mampu meningkatkan respons imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG, masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8 kali lipat dari sebelum pemberian booster.
Respons imun setelah pemberian vaksin Sinopharm sebagai booster ini lebih tinggi dibanding respons imun yang dihasilkan saat vaksinasi pertama dan kedua.
6. Ditujukan untuk 18 tahun ke atas
Vaksin booster Sinopharm ditujukan kepada masyarakat berusia 18 tahun ke atas.
Tentunya dengan syarat telah mendapatkan dosis vaksin primer lengkap sekurang-kurangnya 6 bulan terakhir.
“Sesuai persyaratan penggunaan darurat, Badan POM telah melakukan evaluasi terhadap aspek khasiat dan keamanan mengacu pada standar evaluasi vaksin Covid-19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas,” tutup Penny.
Cara Melindungi Diri Dari Virus Corona Varian Omicron
Melansir dari Tribunnews, hasil penelitian terbaru menunjukkan varian omicron lebih mungkin menginfeksi bagian saluran pernapasan atas.
Artinya, omicron lebih menyerang tenggorokan dibandingkan paru-paru.
Hal inilah yang membuat varian omicron lebih mudah menular meski tidak mematikan seperti varian Covid-19 yang lain.
Varian omicron disebut mudah menginfeksi karena dapat menyemburkan jutaan virus dari ronggal hidung dan tenggorokan sejauh 2 meter.
Mantan Menteri Kesehatan RI, Achmad Sujudi menjelaskan kalau semua orang harus memahami mekanisme penularan Covid-19 varian omicron.
"Dari virus menyebar di udara dan jatuh dipermukaan benda, kontak dengan kita dan masuk ke badan kita lewat “Port d'entre” yang tidak lain adalah hidung, mulut dan mata, terutama hidung yang merupakan saluran utama pernapasan kita,” kata Achmad Sujudi.
Ia menjelaskan kalau menghindari penularan omicron ini harus dilakukan dengan cara tepat.
Selain 3M (mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker) masih ada sejumlah hal yang harus dilakukan.
Yakni dengan mencuci hidung guna menjadi pelindung saluran pernapasan.
"Selain 3M yang kita kenal, nose sanitizer atau pencuci rongga hidung dibutuhkan untuk menjadi pelindung saluran pernapasan sehingga menjadi 4M."
"Nose sanitizer ini terbukti membunuh virus covid dan sudah diteliti dan terbukti di luar negeri," ungkap Achmad Sujuri.
“Langkah 4M sangat penting, selain mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir selama minimal 20 detik dengan benar," tambahnya.
Selain rajin membersihkan hidung dengan air mengalir atau NaCl, kalian juga diharuskan menjaga jarak.
Menjaga jarak agar terhindar dari varian omicron ini minimal harus 2 meter, sesuai dengan jangkauan penularan.
Manfaat lain mencuci hidung dengan NaCl di antaranya adalah membersihkan debu dan kotora menumpuk di hidung.
Mencegah infeksi pada rongga hidung, saluran pernapasan dan paru-paru.
Mengurangi gangguan pernapasan serta membuat hidung lebih bersih dan segar.
Yuk mari kita terapkan.
Artikel telah ditayangkan di nakita dengan judul, Fakta-fakta Vaksin Sinopharm yang Sudah dapat Izin BPOM untuk Dijadikan Booster, Ketahui Apa Saja Efek Sampingnya
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR