SajianSedap.com - Semua pasti suka ikan tongkol.
Olahan ikan tongkol juga beragam.
Tak heran jika ikan tongkol selalu laris manis di warung makan.
Cukup makan ikan tongkol dengan nasi putih hangat saja sudah kenyang.
Daging ikan tongkol yang tebal membuat seseorang merasa puas memakannya.
Meski enak dan harganya terjangkau, kita juga memerhatikan beberapa hal dalam mengolah ikan tongkol.
Terutama setelah membeli ikan tongkol dari pasar.
Jangan pernah lakukan hal berikut kalau tidak mau keluarga kena dampaknya.
Baca Juga: Resep Pelasan Enak, Menu Serba Ikan Nikmat Khas Banyuwangi Untuk Makan Siang Di Akhir Pekan
Cara yang Salah Mengolah Ikan Tongkol
Ikan tongkol bisa berbahaya dikonsumsi jika disimpan di tempat yang tidak memadai.
Hal itu diungkapkan oleh Plt Kepala Dinas Perikanan Jember Murtadlo saat menggelar press conference di room media center Pemkab Jember Kamis (2/1/2020) lalu.
Penyimpanan yang tidak memadai itu juga yang diduga membuat 250 warga Jember keracunan ikan tongkol.
Ia menilai keracunan massal karena ikan tersebut disimpan di atas suhu enam derajat.
Akibatnya, kandungan histamine pada ikan ini juga ikut meningkat.
Padahal, kemampuan bertahan di tempat terbuka ikan ini hanya empat jam, setelah didapatkan nelayan dari melaut.
“Kecuali disimpan di alat penyimpanan yang memadai, seperti cold storage atau box pendingin di bawah suhu enam derajat,” kata Plt Kepala Dinas Perikanan Jember Murtadlo.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Baca Juga: Hadirkan Resep Tongkol Otak-Otak Goreng Di Meja Makan Untuk Makan Malam Nanti, Yuk!
Menurut dia, jenis ikan tongkol klucuk yang dikonsumsi ini berada di atas suhu enam derajat.
Akibatnya, kandungan histamin juga meningkat.
Kandungan histamin inilah yang menyebabkan orang merasa gatal, muntah, dan pusing ketika mengkonsumsi ikan tongkol.
Ikan tersebut didapatkan dari TPI Puger.
Sebab, nelayan sedang panen ikan tongkol.
Sementara, tradisi masyarakat Jember saat perubahan akhir tahun dengan membakar ikan.
“Mereka belanja di TPI Puger, lalu dibawa pulang ke rumah dan dimasak pada tengah malam,” jelasnya.
Murtadho menilai pedagang tidak akan menjual ikan yang buruk.
“Yang salah membiarkan ikan terbuka di atas suhu enam derajat,” ungkapnya.
Baca Juga: Resep Pastel Bayam Tongkol Kemangi Enak, Snack Renyah Untuk Mengisi Waktu Sehabis Makan Siang
Untuk itu, perlu edukasi pada masyarakat, baik pedagang dan konsumen tentang ikan yang layak di konsumsi.
Sementara itu, Any Kusbudiwati, kepala Lembaga Penelitian Obat dan Makanan (LPOM) Jember menduga, kandungan histamin yang meningkat itu menjadi penyebab 250 warga keracunan.
Namun kepastiannya masih menunggu hasil dari laboratorium.
“Sampel sudah kami kirim ke lab di Surabaya, namun untuk memastikan menunggu hasil laporannya,” terangnya.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasil lab ini minimal tiga hari hingga 14 hari.
KOMENTAR