Rani menjelaskan metode penelitian diawali dari isolasi mikroba oncom dan tempe yang kemudian dilanjutkan dengan proses purifikasi enzim.
Selanjutnya didapat enzim murni yang digunakan untuk proses elektroforesis dan zimografi guna mengonfirmasi adanya enzim fibrinolitik protease.
Selain itu juga dilakukan proses konfirmasi lainnya, yaitu dengan menggunakan fibrin plate assay dengan menggunakan media fibrin dan thrombin, metode yang digunakan untuk melihat adanya aktivitas pemecahan enzim dari oncom dan tempe guna membuktikan adanya aktivitas pemecahan terhadap fibrin (bekuan darah).
Proses lanjutan yaitu dengan menggunakan uji blood clot degradation dengan perlakuan suhu yang berbeda-beda, yakni 60oC, 80oC, 1000C.
Metode selanjutnya merupakan metode yang digunakan untuk konfirmasi adanya aktivitas proteoltik dengan menggunakan media susu skim dan Nutrient Agar (NA).
"Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi output kepada masyarakat mengenai cara pengolahan terbaik agar manfaat dari enzim fibrinolitik protease yang terdapat dalam produk oncom dan tempe dapat bekerja dengan baik," ujarnya.
Dari produk tempe dan oncom yang diteliti menunjukkan adanya aktivitas fibrinolitik protease pada suhu 60oC, 80oC yang ditandai dengan adanya degradasi darah pada uji blood clot degradation.
Adanya zona bening pada uji proteolitik dan fibrinolitik yang menunjukkan adanya aktivitas protease dari enzim, serta didapat berat molekul pada proses elektroforesis dan zimografi yaitu 30 kDa.
Baca Juga: Resep Bekal Cepat : Resep Ifumi Siram Enak, Menu Sarapan Dengan Toping Kuah yang Komplit
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR