Karena itulah pasien jangan mengobati diri sendiri, tapi berkonsultasi ke dokter sehingga bisa diberikan dosis yang tepat dan dipantau efek sampingnya.
Untuk pengobatan penyakit kronis, selain minum obat secara teratur, pasien juga dianjurkan untuk berkonsultasi secara berkala ke dokter untuk mengevaluasi pengobatan dan mengetahui apakah target pengobatan telah tercapai.
Pemeriksaan laboratorium rutin juga wajib dilakukan.
Apakah Obat Herbal Lebih Aman Untuk Ginjal?
Obat-obatan farmasi dan obat herbal sering kali dibanding-bandingkan keamanannya.
Padahal, menurut Ikhsan, obat farmasi sebenarnya lebih terukur dosisnya.
"Zaman dulu, ratusan tahun lalu, semua obat dokter memang berasal dari daun-daunan atau herbal. Tapi setelah diteliti ternyata dari 10 zat yang ada pada sebuah herba hanya satu yang diperlukan. Karena itu lalu difurifikasi dan dibuat sintesisnya karena kita tidak mau menghancurkan begitu banyak pohon," katanya.
Pada obat herbal, seringkali kita harus tetap meminum 10 zat yang ada pada obat tersebut.
"Pertanyaannya, apakah ke-10 zat itu kia perlukan?" katanya.
Ikhsan mengatakan, dunia kedokteran tidak anti dengan obat herbal, tapi yang sudah terstandar dan diketahui efeknya.
"Kalau untuk mengobati hipertensi tidak cukup dengan obat yang 5 ml, dokter akan naikkan jadi 10 ml. Lalu kalau untuk obat herbal bagaimana mengukurnya, perlu pakai berapa batang atau berapa pohon?" ujarnya.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR