Samuel langsung pergi ke rumah sakit, ia sempat mengira terkena stroke namun saat dicek kekuatan tangan dan kaki sebelah kiri maupun kanan ternyata normal. Di sanalah ia didiagnosa Bell’s Palsy.
Lantas apa itu penyakit Bell's Palsy yang menyerang Samuel ini? Apa yang membedakannya dengan gejala stroke?
Bell's palsy sendiri adalah kelumpuhan otot wajah yang menyebabkan salah satu sisi wajah tampak melorot. Kelainan ini juga dikenal dengan istilah lain yaitu penyakit kelumpuhan saraf wajah akut.
Kelainan ini juga lebih sering ditemukan hanya menyerang salah satu sisi wajah sehingga lebih sering dikenal dengan istilah penyakit wajah mencong.
Pada sebagian besar kasus, kelemahan wajah menjadi gejala paling awal yang mudah dikenali terkait dengan stroke. Namun, stroke memengaruhi lebih dari sekadar tonus otot wajah. Stroke dapat memengaruhi fungsi kognitif, bahasa, pupil mata, kemampuan menelan, dan tanda pada organ vital.
Memang, bells palsy dan stroke sama-sama menunjukkan gejala kepala terkulai. Meski begitu, stroke adalah kondisi serius yang berpotensi mengancam nyawa. Sementara itu, bells palsy memang bisa memicu komplikasi serius, tetapi masih merupakan gangguan kesehatan yang relatif tidak berbahaya.
Faktanya, bell's palsy dan stroke adalah dua penyakit yang berbeda. Stroke terjadi akibat adanya kelainan pembuluh darah di bagian otak, sedangkan bell's palsy adalah peradangan pada saraf wajah.
Perbedaan lainnya terletak pada kondisi wajah saat terjadi kelumpuhan. Pada kasus stroke, meski mulut dalam kondisi miring, pengidap masih bisa menutup kedua mata. Sedangkan pada kasus bell's palsy, pengidap tidak dapat menutup mata dengan sempurna saat terjadi kelumpuhan.
Menurut NHS, bell’s palsy dapat menyerang setiap orang, termasuk anak-anak. Umumnya penyakit ini dialami orang berusia 15 sampai 60 tahun.
Seperti yang juga terjadi pada penyanyi, aktor, dan politikus Rano Karno. Ia sempat mengidap penyakit Bell's Palsy pada tahun 2015 lalu.
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR