SajianSedap.com - Belakangan ini banyak orang membicarakan penyakit Bell's Palsy setelah ramai pengguna media sosial mengungkap mengidap penyakit ini.
Banyak orang mengira Bell’s palsy sebagai stroke karena sama-sama menimbulkan gejala lumpuh.
Sebenarnya, penyakit ini menyerang saraf wajah, sehingga membuat penderitanya mengalami kelemahan pada otot wajah, namun sifatnya sementara.
Salah satu publik figur yang juga pernah mengalami penyakit ini adalah Samuel Zylgwyn.
Ia mengaku terkena Bell’s Palsy sekitar tahun 2010. Pada saat itu Samuel memiliki kegiatan yang sangat padat dan cukup melelahkan mulai dari syuting stripping, MC, hingga olahraga.
Samuel mengaku kerap pulang pukul 2 pagi setelah menyelesaikan syuting strippingnya.
Sampai pada suatu pagi saat sikat gigi, mulutnya tak bisa mengatup dengan baik sehingga saat berkumur, air keluar terus menerus.
Namun ia masih tidak menyadari bahwa itu Bell’s Palsy dikarenakan keadaan wajahnya masih terlihat normal.
Samuel pun masih sempat untuk sarapan dan saat minum mulutnya masih tak bisa mengatup.
Dengan keadaan seperti itu, Samuel tetap pergi ke lokasi syuting yang terletak di Cibubur, Jakarta Timur.
Di lokasi, ia bercengkrama dengan para staf dan tertawa namun mulut sebelah kirinya miring dan tak kembali ke keadaan semula.
Samuel langsung pergi ke rumah sakit, ia sempat mengira terkena stroke namun saat dicek kekuatan tangan dan kaki sebelah kiri maupun kanan ternyata normal. Di sanalah ia didiagnosa Bell’s Palsy.
Lantas apa itu penyakit Bell's Palsy yang menyerang Samuel ini? Apa yang membedakannya dengan gejala stroke?
Bell's palsy sendiri adalah kelumpuhan otot wajah yang menyebabkan salah satu sisi wajah tampak melorot. Kelainan ini juga dikenal dengan istilah lain yaitu penyakit kelumpuhan saraf wajah akut.
Kelainan ini juga lebih sering ditemukan hanya menyerang salah satu sisi wajah sehingga lebih sering dikenal dengan istilah penyakit wajah mencong.
Pada sebagian besar kasus, kelemahan wajah menjadi gejala paling awal yang mudah dikenali terkait dengan stroke. Namun, stroke memengaruhi lebih dari sekadar tonus otot wajah. Stroke dapat memengaruhi fungsi kognitif, bahasa, pupil mata, kemampuan menelan, dan tanda pada organ vital.
Memang, bells palsy dan stroke sama-sama menunjukkan gejala kepala terkulai. Meski begitu, stroke adalah kondisi serius yang berpotensi mengancam nyawa. Sementara itu, bells palsy memang bisa memicu komplikasi serius, tetapi masih merupakan gangguan kesehatan yang relatif tidak berbahaya.
Faktanya, bell's palsy dan stroke adalah dua penyakit yang berbeda. Stroke terjadi akibat adanya kelainan pembuluh darah di bagian otak, sedangkan bell's palsy adalah peradangan pada saraf wajah.
Perbedaan lainnya terletak pada kondisi wajah saat terjadi kelumpuhan. Pada kasus stroke, meski mulut dalam kondisi miring, pengidap masih bisa menutup kedua mata. Sedangkan pada kasus bell's palsy, pengidap tidak dapat menutup mata dengan sempurna saat terjadi kelumpuhan.
Menurut NHS, bell’s palsy dapat menyerang setiap orang, termasuk anak-anak. Umumnya penyakit ini dialami orang berusia 15 sampai 60 tahun.
Seperti yang juga terjadi pada penyanyi, aktor, dan politikus Rano Karno. Ia sempat mengidap penyakit Bell's Palsy pada tahun 2015 lalu.
Penyakit ini membuat mulutnya tampak tertarik ke bagian samping atas. Namun setelah empat tahun melalukan perawatan ia bisa sembuh dari penyakit tersebut setelah rutin jalani fisioterapi.
Sampai saat ini penyebab Bell’s Palsy belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi karena saraf yang mengendalikan otot wajah tertekan atau terganggu.
Selain itu, kelumpuhan juga disebabkan oleh peradangan infeksi virus, diperkirakan salah satu virus yang menyebabkan Bell’s palsy adalah virus herpes.
Selain penyebab virus tersebut, pemicu Bell's Palsy juga bisa dari kebiasaan remeh sehari-hari.
Seperti yang Rano Karno ungkapkan, ia memperkirakan sakitnya berawal karena seringnya tubuh terpapar AC baik di mobil maupun di rumah.
Hal yang sama juga pernah diungkapkan oleh pengguna TikTok @m.nassaprvt yang juga terkena penyakit Bell's Palsy pada akhir tahun ini.
Dalam unggahan videonya, wanita bernama Monica itu mengatakan bahwa penyakit tersebut diduga disebabkan oleh paparan AC atau penyejuk udara dan kipas angin yang kerap langsung menghadap ke muka.
Menanggapi hal tersebut, Kompas.com menghubungi dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Royal dan National Hospital Surabaya Bambang Kusnardi.
Menurutnya, paparan kipas angin, AC, atau udara dingin bukan merupakan penyebab utama Bell's Palsy. Namun, paparan ketiganya itu bisa memicu Bell's Palsy.
"Bukan penyebab, hanya sebagai pemicu aja bukan penyebab," ujarnya, Rabu (31/8/2022).
Adapun penyebab Bell's Palsy sendiri salah satunya bisa disebabkan oleh virus. "Bisa karena virus yang sering unknown," kata dr Bambang.
Dilansir dari JohnsHopkinsMedicine, beberapa virus memang dapat menjadi faktor penyebab Bell's Palsy. Berikut di antaranya:
- Komplikasi infeksi virus herpes simplex, herpes zoster, epstein-barr, cytomegalovirus, adenovirus, rubella, gondongan, influenza tipe B, dan flu singapura
- Multiple sclerosis
- Myasthenia gravis
- Sindrom guillain-barre
- Sarkoidosis
- Diabetes
- Tekanan darah tinggi
- Cedera
- Keracunan
- Lyme disease
Menurut Healthline, Bell’s Palsy juga dapat disebabkan karena kerusakan saraf kranial ketujuh yang melintasi tulang sempit di tengkorak. Saraf ini berfungsi mengontrol pergerakan otot kecil di wajah, saluran air mata, sampai sensasi rasa di lidah.
Namun, penyebab pasti kerusakan saraf ini tidak diketahui secara pasti. Banyak peneliti medis percaya bahwa kemungkinan besar dipicu oleh infeksi virus.
Beberapa gejala bell's palsy yang khas di antaranya:
- Salah satu sisi wajah mendadak lemah atau lumpuh total
- Wajah terkulai sampai susah membuat ekspresi wajah seperti tersenyum
- Susah menutup mata
- Ngiler
- Perot
- Nyeri di sekitar rahang atau di sisi dalam telinga yang terserang bell's palsy
- Salah satu telinga jadi lebih peka suara
- Sakit kepala
- Tidak peka rasa
- Susah makan dan minum
Di beberapa kasus yang jarang terjadi, bell's palsy dapat memengaruhi saraf di kedua sisi wajah.
Jika Anda mengalami gejala bell's palsy, segera periksakan diri ke dokter. Hindari mendiagnosis bell's palsy sendiri. Karena gejala penyakitnya mirip stroke atau tumor otak. Dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik, merekomendasikan tes darah, MRI, sampai CT scan.
Gejala bell's palsy umumnya bersifat sementara dan bisa membaik dalam beberapa minggu. Dibutuhkan waktu setidaknya enam bulan sampai penderita pulih total.
Namun, ada juga orang yang mengalami gejala bell's palsy menetap atau seumur hidup. Perawatan yang tepat dapat membantu mempercepat waktu pemulihan dan mencegah komplikasi penyakit.
Manfaat dan Penggunaan Tawas, Benarkah Bahan Kimia Ini Ampuh untuk Mengusir Bau Badan?
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR