Kala itu, sang kakek berjualan dengan cara dipikul mengelilingi kampung-kampung di Kota Solo.
Lantas letika Pasar Triwindu dibangun, jualan dipusatkan di sana dengan nama Soto Triwindu dengan dikelola oleh ibu dari Murwani, yakni Hj. Yoso Sumarto sebagai generasi kedua.
Warung soto triwindu ini sempat berpindah beberapa kali, meski tetap berada di sekitar area pasar Triwindu. Lantaran sudah terkenal, nama Soto Triwindu tetap dipertahankan, meski pasar itu pada akhirnya berganti nama menjadi Pasar Ngarsopuro dan bertahan hingga sekarang.
Soto Triwindu kini menjadi usaha keluarga Murwani, sang cucu, yang kini dijalankan bersama keenam saudaranya.
Mereka bertekad mempertahankan Soto Triwindu dengan hanya punya satu kedai di sana dan tidak berkeinginan untuk buka cabang.
Hal ini sesuai dengan slogan "Soto Triwindu Selalu Bikin Rindu", sehingga mereka yang ingin kembali mencicipi soto ini harus datang eksklusif ke warung satu-satunya itu.
Hingga kini, soto Triwindu telah menjadi pilihan banyak wisatawan asing dan warga lokal berkat racikan rasa kuahnya yang tak sekadar gurih, namun juga legit.
Ini berasal dari rebusan daging sapi berkualitas dengan resep turun-menurun yang tak berubah, ditambah proses perebusan yang masih menggunakan arang.
Sementara itu, isian utama soto Triwindu berupa nasi putih, potongan daging sapi dan tetelan, taoge, irisan daun seledri, dan taburan bawang goreng.
Pengunjung juga bisa menambahkan lauk pendamping, mulai dari empal, lidah, paru, iso, limpa, babat, otak, dan kikil.
Baca Juga: Cicipi Makanan Khas Solo di 6 Tempat Makan Legendaris ini, Kental Akan Cita Rasa Tradisional
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR