SajianSedap.com - Serangan jantung memang jadi penyakit yang begitu menakutkan.
Penyakit satu ini datang tanpa gejala, dan kebanyakan menyebabkan kematian mendadak.
Adjie Massaid dan Markis Kido jadi salah satu contoh kasus serangan jantung mendadak yang menyebabkan kematian ini.
Padahal keduanya diketahui masih berusia muda, kurang dari 50 tahun sebelum meninggal, lo.
Adjie dan Markis juga bertubuh bugar dan sering olahraga.
Bahkan, keduanya diketahui sama-sama meninggal dunia setelah berolahraga.
Masih segar dalam ingatan bagiaman mengaggetkannya kabar meninggalnya Markis Kido sat itu.
Markis Kido diketahui menghembuskan napas terakhirnya saat bermain bulutangkis pada Senin (14/6/2021).
Menurut Candra Wijaya, mantan pemain yang hadir di arena, Kido tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri saat baru bermain setengah gim.
Saat itu sekitar pukul 18.30 WIB.
Candra mengatakan, dia langsung menolong Markis Kido yang kolaps di arena bulutangkis.
“Saya duduk di pinggir lapangan melihat Kido terjatuh. Dan saya lari menolong. Dia tidak sadarkan diri dan mengorok,” cerita Candra, yang kemudian membawa Kido ke RS Omni di Alam Sutra, Tangerang
Seperti diketahui, selama ini, Kido memang setiap hari Senin rutin bermain bulutangkis dengan sebuah tim di GOR Petrolin, Alam Sutera, Tangerang.
Hal yang tak jauh berbeda juga dialami Adjie Massaid.
Pada tahun 2011, Adjie yang kala itu masih jadi anggota Komisi V DPR RI dikabarkan meninggal dunia di RS Fatmawati.
Ia dilarikan ke rumah sakit setelah merasa dadanya sesak setelah bermain sepakbola di kawasan Lebak Bulus.
Namun sayangnya tidak lama kemudian, Ia menghembuskan nafas terakhir karena diduga serangan jantung.
Dilansir Kompas.com, seorang dokter bernama Phaidon L Toruan yang sudah mengenal Adjie mengungkapkan bahwa olahraga bukanlah penyebab kematiannya.
Adjie juga disebutnya memiliki gaya hidup yang sehat karena Ia merupakan didikan klub sepakbola Belanda, Ajax.
Karena itulah Ia mengadaptasi pola makan pesepakbola Belanda.
Baca Juga: Innalillahi Ki Joko Bodo Meninggal Dunia, Sang Anak Sempat Buat Pengakuan Mengejutkan Ini
Di antaranya adalah makan roti, gandum, buah-buahan, spaghetti, dan tidak makan gorengan.
Gaya hidup inilah yang mematahkan argumen yang menyebut kalau Adjie tidak menjalankan gaya hidup tidak sehat sehingga terkena serangan jantung.
Bukan cuma di Indonesia, kasus kematian setelah olahraga juga pernah terjadi di China.
Seorang pria berusia 48 tahun yang baru saja selesai bermain sepak bola dengan teman-temannya tiba-tiba pingsan dan meninggal.
Dilansir dari World of Buzz, insiden itu terjadi di Provinsi Jiangxi, Cina pada 17 Juli lalu.
Setelah sesi sepakbola yang intens, pria itu dan teman-temannya menuju ke sebuah restoran barbekyu terdekat untuk mengisi perut.
Salah satu temannya mengatakan pada waktu itu, warna wajahnya tampak agak aneh meski Ia tidak minum alkohol.
Pria itu kemudian memesan minuman dingin.
Setelah beberapa tegukan, tiba-tiba Ia jatuh ke tanah dan jatuh pingsan.
Teman-temannya pun mulai berteriak minta tolong dan untungnya ada seorang dokter di sana.
Dokter tersebut kemudian melakukan perawatan darurat pada pria itu.
Namun, sayangnya semua sudah terlambat dan pria itu dinyatakan meninggal.
Warganet di Cina pun cukup terkejut dengan berita ini.
Mereka menyimpulkan bahwa penyebabnya mungkin karena pria itu minum minuman dingin begitu cepat setelah latihan yang berat.
Minum air dingin setelah berolahraga memang banyak dihindari karena dipercaya tidak baik untuk tubuh.
Sementara itu warganet lain mengatakan bahwa tubuhnya mungkin terlalu panas akibat latihannya dan air es jadi "kejutan" untuk sistem tubuhnya.
Tapi benarkah isu terjadi?
Nyatanya, tak ada penyebab pasti kematian bisa terjadi karena olahraga.
Namun memang banyak isu yang beredar soal penyebab kematian setelah olahraga.
Berikut ini beberapa fakta yang harus diluruskan soal penyebab kematian setelah olahraga.
1. Baiknya Jangan Minum Air Dingin Setelah Olahraga
Dalam kasus kematian pria di China dia tas, seorang dokter datang untuk mengklarifikasi penyebab kematian pria itu.
Ia mengatakan bahwa sebagian besar penyebab kematian setelah aktivitas olahraga adalah karena serangan jantung mendadak, atau terkait dengan otak atau bahkan paparan udara panas atau heat stroke.
Faktanya, dokter tersebut mengatakan bahwa kematian jantung mendadak berperan 80% dari kematian yang terjadi setelah latihan intensif.
Ia juga menjelaskan bahwa sangat tidak mungkin bahwa "kejutan" dingin pada sistem tubuh bisa membunuh pria itu.
Namun, penting untuk dicatat bahwa kita memang tidak boleh minum air dingin setelah latihan yang berat.
Kenapa, ya?
Yang perlu diperhatikan adalah suhu air yang dikonsumsi.
Suhu air yang aman untuk diminum setelah olahraga adalah 4 sampai 15 derajat celcius.
Sedangkan air dingin pada dasarnya masih dalam suhu tersebut.
Yang jadi bahaya adalah jika kita mengonsumsi air es yang suhunya lebih rendah dari suhu yang dianjurkan.
Suhu air es biasa di bawah 4 derajat Celcius.
Kalau Anda bingung mengukur suhu air, coba membedakan air dingin dan air es dengan merasakannya.
Saat kita minum air es biasanya gigi kita akan ngilu, berbeda dengan air dingin yang terasa biasa saja di mulut.
Nah, menurut para ahli kesehatan, ternyata kita tidak boleh minum air es setelah berolahraga, lo.
Minum air es saat kita tidak berolahraga saja sebenarnya tidak disarankan, apalagi setelah berolahraga.
Kalau kita terlalu banyak minum air es, pembuluh darah kita bisa jadi menyempit dan membuat aliran darah berhenti.
Selain itu, air es juga sulit diserap oleh tubuh sehingga membuat kita semakin haus.
Kalau kita semakin haus, kita akan lebih banyak minum air dan perut kita akan terasa kembung.
Air es juga membuat kita jadi lebih sering pipis, lo, karena kandung kemih berada di depan usus halus.
Semakin dingin usus halus kita, air pipis akan semakin sulit ditahan oleh kandung kemih.
Pipis memang baik untuk tubuh, tapi kalau kita terlalu sering pipis, tubuh bisa kekurangan nutrisi seperti potasium dan sodium.
2. Sebenarnya Sudah Derita Penyakit Jantung, Tapi Tidak Sadar Karena Merasa Sehat Sering Olahraga
Mengapa Markis yang begitu rajin berolahraga bisa terkena serangan jantung?
Menjawab pertanyaan tersebut, Kompas.com menghubungi Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di RS Pusat Jantung Harapan Kita, Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi Harkit, Sp.JP(K). Menurut dr. Yoga, salah satu hal yang bisa saja menjadi penyebab mengapa seorang yang rajin berolahraga mengalami serangan jantung fatal adalah kelalaian mereka melakukan pre-participation screening.
"Sebetulnya gini, karena mereka sebelumnya tidak melakukan Pre-participation screening, jadi screening kesehatan sebelum melakukan aktivitas fisik olahraga atau kompetisi olahraga," kata dr. Yoga, Selasa (18/2/2020) siang.
"Itu penting untuk dilakukan, karena kita merasa sehat dengan rajin olahraga itu kan belum tentu kita sehat dalam konteks yang sebenarnya," lanjutnya.
Dalam pemeriksaan awal itu, banyak hal akan dilakukan, salah satunya mengecek kesehatan jantung melalui elektrokardiogram (EKG).
Yoga menyebut, apabila kondisi tidak sehat namun dipaksakan tetap melakukan aktivitas olahraga justru bisa memicu akibat yang fatal.
"Kalau dia selama ini status kesehatannya critical, kemudian dibawa olahraga seperti itu, bisa memicu serangan (jantung)," ucap dia.
Apalagi menurutnya, seringkali penyakit jantung dimiliki seseorang tanpa terdeteksi sejak awal.
"Pada dasarnya mereka tidak tahu bahwa sebetulnya mereka sudah punya penyakit jantung yang tidak terdeteksi sebelumnya," ujarnya.
Karena itu dr. Yoga menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh jika dinilai rentan terkena penyakit jantung.
3. Sudah Punya Riwayat Keluarga Sakit Jantung
dr. Yoga juga menjelaskan, salah satu faktor risiko terkena penyakit jantung adalah adanya riwayat keluarga yang menderita sakit serupa.
Namun, itu bukan satu-satunya indikator.
"Karena kan keturunan hanya salah satu faktor risiko, ada faktor risiko lain yaitu kolesterol, hipertensi, diabetes, merokok. Orang juga semakin dimudahkan mengonsumsi fast food," jelas dr. Yoga.
4. Fisik Boleh Kurus Tapi Mungkin Tubuh Tak Sehat
Dokter Yoga menyebut, bagian perut yang besar dari laki-laki pemicu penyakit jantung koroner.
Namun hal itu bukan berarti seseorang dengan badan kurus tidak punya risiko terkena serangan jantung.
"Bisa saja badannya kurus tapi kolesterolnya tinggi, bisa jadi ada hipertensi, bisa jadi kurus karena diabetes," jelas dr. Yoga.
Menurut dr. Yoga, 30-50 persen kematian yang diakibatkan oleh serangan jantung terjadi secara mendadak.
Untuk orang-orang yang gemar berolahraga, kejadian ini banyak terjadi pada pesepeda.
"Sebetulnya, lari, tenis juga termasuk banyak. Tetapi yang secara statistik sih paling bayak pesepeda," kata dia.
Untuk itu, penting bagi setiap orang untuk melakukan pre-participation screening sebelum menggeluti satu olahraga tertentu secara rutin.
Itu penting untuk mengetahui kondisi badan kita secara menyeluruh sebelum memaksanya melakukan aktivitas yang mungkin sebenarnya mengancam keselamatan, karena porsi bebannya tidak sesuai dengan kemampuan tubuh.
"Sebetulnya awal berolahraga itu harus dilakukan, selanjutnya apakah harus menjadi rutin itu tergantung dari hasil pemeriksaan awal itu," pungkasnya.
Sesuai yang sudah dijabarkan di atas, itu sebabnya sangat penting bagi kita untuk melakukan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan jantung.
Terutama jika memang memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung dan kerap merasakan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, pusing, dan lemas.
Mereka yang memiliki faktor risiko penyakit jantung, ada baiknya untuk selalu melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum berolahraga.
Mulailah melakukan olahraga dengan aktivitas yang ringan-ringan dahulu.
Pasalnya hal tersebut akan membantu jantung menyesuaikan aktivitas secara perlahan.
Setelah selesai olahraga, jangan lupa untuk melakukan pendinginan secara perlahan-lahan dengan memperlambat kecepatan.
Jangan berhenti tiba-tiba. Langsung duduk, diam berdiri, ataupun berbaring setelah berolahraga bisa membuat kita merasa pusing atau bahkan jantung berdebar-debar.
Hal yang terpenting lainnya adalah memperhatikan faktor apa saja yang memicu seseorang terkena serangan jantung.
Seperti menghilangkan kebiasaan merokok, makanan yang tidak sehat, malas berolahraga, stres, kurang tidur, minum alkohol ataupun hal lainnya.
5 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Jogja Serba Minuman, Dijamin Otentik dan Enak Banget
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR