SajianSedap.com - Santan kelapa jadi salah satu bahan masakan yang sering digunakan utnuk berbagai olahan nusantara.
Santan memberikan rasa gurih dan minyak alami yang membuat makanan semakin nikmat.
Khususnya hidangan di wilayah Sumatra, santan kerap digunakan sebagai campuran.
Tentu saja santan yang digunakan adalah kelapa tua.
Nah untuk memilih kelapa tua untuk santan ini ternyata tidak bisa sembarangan loh.
Supaya santan yang dihasilnya bisa kental dan banyak, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan saat memilih kelapa tua.
Jadi hasil santan yang Anda peras akan banyak dan kental.
Tentunya santan yang kental akan membuat makanan semakin nikmat.
Saat hendak memasak makanan bersantan, lebih baik perhatikan terlebih dahulu jenis kelapa yang dipakai.
Lalu bagaimana cara mendapatkan kelapa tua yang berkualitas?
Dikutip dari Tribun Jual Beli, paling dasar untuk menentukan kelapa yang tua atau muda adalah mendengar bunyi air didalamnya jika dikocokkan.
Jika Anda mendengar ada bunyi kocokan air, maka berarti kelapa itu masih muda.
Jika tak terdengar bunyi apapun, maka bisa jadi kelapa itu sudah tua.
Lalu dari segi tampilan.
Ciri-ciri kelapa yang telah tua yaitu, batoknya berwarna lebih coklat dan keras, dan kadang sabut kelapanya telah menipis.
Cek dan lihat di ujung bontos kelapa terdapat lingkaran yang menandakan apakah ada biji didalam.
Orang biasa menyebut jambu dan semakin besar biji/jambu kelapa, pertanda kelapa tersebut sudah tua.
Pilihlah biji kelapa yang sedang jangan terlalu besar, karena semakin besar; kandungan minyaknya semakin sedikit.
Dan untuk yang tingkat advanced (yang sudah sering memilih kelapa), cukup dengan mengetuk-ngetuk buah kelapa tersebut dan mendengarkan bunyi getokannya dapat membedakan mana kelapa yang lebih bagus.
Dari segi pengolahan atau proses pembuatannya, mengupas kulit kelapa jangan terlalu bersih, terutama bagi yang membutuhkan kandungan minyak berlebih: sisakan sedikit-sedikit supaya kandungan minyaknya tidak habis.
Selain itu bila sudah dikerat sabutnya, kelapa hanya bertahan beberapa hari.
Ketika sudah ditelanjangi tempurungnya, kelapa sebaiknya segera digunakan.
Nah untuk memeras santan juga tidak bisa sembarangan.
Bagi yang sudah sering memasak, memeras santan bisa dilakukan dengan insting atau “kira-kira”.
Tapi bagi pemula, memeras santan bukan pekerjaan yang mudah.
Karenanya, tips kali untuk menjadi panduan bagi siapa saja yang kebingungan kala memeras santan.
Tentu sebelum memeras santan, pilihan kelapa haruslah tepat.
Pilih kelapa yang tua supaya santan yang keluar betul-betul kental dan gurih.
Kelapa bisa dikupas bisa juga tidak.
Tapi untuk menghasilkan santan yang putih bersih, lebih baik minta penjual untuk mengupas kelapa sebelum diparut.
Nah, sata memeras kelapa inilah waktu yang paling penting.
Ternyata unutk mendapatkan santan yang kental sebaiknya menggunakan air panas dibandingkan menggunakan air dingin atau air biasa.
Seduh kelapa parut dengan air panas supaya santan yang diperoleh maksimal dan santan jadi lebih tahan lama.
Baca Juga: Malu Dilihat Teman, Tumit Pecah-pecah Bisa Mulus Hanya dengan Gunakan Minyak Kelapa, Begini Caranya
Aduk-aduk kelapa yang masih panas dengan sendok kayu sambil sekali-sekali ditekan.
Setelah hangat, lakukan pengadukan sambil diperas berulang-ulang dengan tangan.
Peras sambil ditampung santannya.
Aagar hasilnya kental sempurna, takaran santan juga harus diperhatikan.
Takaran air untuk santan:
- Santan kental, gunakan 500 ml air panas untuk satu butir kelapa.
- Santan sedang, gunakan 1.000 ml air panas untuk satu butir kelapa.
- Santan encer, gunakan 1.500-2.000 ml air panas untuk satu butir kelapa.
Kalau ingin memasak menggunakan santan kental dan encer sekaligus, Anda bisa menggunakan satu butir kelapa saja.
Caranya pertama kali peras satu butir kelapa dengan air sesuai kebutuhan (misalnya 300 ml santan ketal dari satu butir kelapa).
Setelah itu baru peras kembali kelapa dengan air panas untuk mendapatkan santan encernya
Nah jika ada santan sisa, sebaiknya juga jangan disimpan sembarangan.
Baca Juga: Santan Diminum? Ternyata 3 Efek Tak Terduga Ini Bakal Terjadi di Tubuh
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR