SajianSedap.com - Puasa identik dengan kurangnya aktifitas makan dan minum.
Tapi seringkali kita juga merasa aneh ketika bolak balik kamar mandi untuk buang air kecil.
Padahal jarak antara imsak dan beraktifitas cukup jauh.
Menurut Cleveland Clinic, dalam kondisi normal biasanya seseorang akan buang air kecil sebanyak empat hingga delapan kali sehari.
Lebih dari itu, sebaiknya kita perlu menyadari kondisi tersebut lebih awal.
Sebab, terlalu sering buang air kecil bisa menjadi tanda akan adanya gangguan kesehatan.
Melansir Kompas.com, berikut sejumlah alasan frekuensi buang air kecil terus meningkat meski jarang minum.
Minuman seperti kopi, soda, dan teh dapat bersifat sebagai diuretik, yang berarti dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.
Diuretik bekerja dengan meningkatkan jumlah garam dan air yang keluar dari ginjal, kemudian efeknya membuat cairan tubuh terbuang lebih banyak.
Selain itu, obat-obatan tertentu juga dapat bertindak sebagai diuretik.
Seperti obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi, dan beberapa jenis pil KB.
Baca Juga: Cara Ampuh Menghilangkan Bau Kencing Kucing Di Lantai, Cukup Pakai Baking Soda Jadi Langsung Bersih
Infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan oleh infeksi bakteri yang terjadi sekitar kandung kemih, uretra, ureter hingga ginjal.
Sebagai respons terhadap infeksi bakteri di area tersebut, kandung kemih akan menjadi meradang dan teriritasi, yang dapat membuat kita menjadi sering BAB maupun BAK.
Selain itu, gangguan ISK juga ditandai dengan sensasi terbakar dan nyeri ketika buang air besar atau kecil berlangsung.
Jangan sungkan untuk konsultasi ke dokter jika mengalami beberapa gejala yang dicurigai ISK.
Penanganan ISK yang tepat dan dengan segera dapat meminimalisir infeksi menyebar dan merusak ke organ lainnya seperti ginjal.
Terlalu sering buang air kecil meski jarang minum biasanya menjadi pertanda hamil.
Pada umumnya gejala itu terjadi di trimester pertama kehamilan.
Sebab di fase ini, volume darah perempuan meningkat dari biasanya, sehingga ginjal harus bekerja keras mengeluarkan kelebihan cairan yang masuk ke kandung kemih.
Gejala itu juga bisa berlanjut hingga trimester kedua, hingga trimester ketiga.
Menurut Mayo Clinic, frekuensi buang air kecil saat hamil tua (trimester akhir) semakin intens.
Pasalnya janin di dalam kandungan mulai bergerak ke bawah panggul sehingga memberikan lebih banyak beban atau menekan kandung kemih.
Baca Juga: Duh, Dikira Sehat, Air Kencing Berwarna Jernih Ternyata Bisa Jadi Tanda Tubuh Terserang Penyakit ini
Kondisi ini tidak hanya menyebabkan ibu hamil menjadi sering kencing.
Tetapi juga mengeluarkan sedikit urine saat tertawa, bersin, menganggkat barang atau aktivitas lain yang menyebabkan tekanan di kandung kemih.
Fibroid rahim adalah pertumbuhan tumor non-kanker yang dapat tumbuh di dalam dan di rahim dan merupakan jenis tumor jinak paling umum pada wanita usia subur.
Terkadang, tumor ini menyebabkan penderitanya mengalami terlalu sering buang air kecil.
Hal tersebut bisa terjadi karena seiring pertumbuhan tumornya yang semakin membesar bisa menekan saluran kandung kemih.
Selain itu, fibroid juga dapat menyebabkan perdarahan hebat, nyeri haid, nyeri saat berhubungan seks, komplikasi selama kehamilan dan persalinan, dan beberapa masalah kehamilan lainnya.
Jika mengalami gejala yang dicurigai fibroid, lebih baik segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Memiliki kandung kemih yang terlalu aktif dapat membuat seseorang menghadapi dorongan untuk buang air kecil yang sulit dikendalikan.
Saat cairan menumpuk di kandung kemih, kandung kemih akan mengirim sinyal ke otak memicu otot dasar panggul dan otot uretra untuk rileks.
Ini memungkinkan kandung kemih berkontraksi dan mendorong urin keluar.
Jika memiliki kandung kemih yang terlalu aktif, otot-otot di kandung kemih berkontraksi tanpa sadar, bahkan saat cairannya tidak penuh.
Baca Juga: Trik Cepat Hilangkan Bau Pipis Kucing di Sofa, Biar Tamu Datang Tidak Mencium Aromanya
Banyak hal yang dapat menyebabkan hal ini terjadi, termasuk memiliki gangguan neurologis seperti stroke, kelainan kandung kemih seperti tumor, atau asupan kafein atau alkohol yang berlebihan, dan lain sebagainya.
Menurut Mayo Clinic, penyebab yang diketahui lebih awal akan gejala itu biasanya juga menentukan pengobatan yang akan dijalani.
Hal itu mencakup obat-obatan untuk mengendurkan kandung kemih atau bahkan suntikan botox untuk melumpuhkan sebagian otot kandung kemih.
Sistitis interstisial sering dijuluki sebagai peradangan kandung kemih yang terjadi akibat infeksi bakteri.
Kondisi ini membuat saraf panggul sering memberi sinyal ke otak untuk memberi tahu bahwa tubuh perlu membuang urine lebih sering dari kondisi normal.
Padahal, urine yang dibuang itu hanya sedikit.
Hal itu dapat menyebabkan ketidaknyamanan jika kandung kemih benar-benar terisi.
Terkadang, itu juga dapat memberikan sensasi nyeri di panggul atau di antara vagina dan anus, hingga nyeri saat berhubungan seks.
Meskipun sistitis interstisial tidak dapat disembuhkan, ada beberapa cara untuk mengurangi gejalanya.
Seperti terapi fisik untuk meredakan nyeri panggul, latihan kandung kemih termasuk membiasakan menunda buang air kecil secara strategis, dan obat-obatan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR